Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PICTORIAL HEALTH WARNING (PHW) PADA KEMASAN ROKOK DENGAN MOTIVASI BERHENTI MEROKOK PADA SISWA SMA SANTUN PONTIANAK ., Alex
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia yangbelum meratifikasi dan menandatangani Framework Convention on TobaccoControl (FCTC). Dalam upaya mengurangi konsumsi rokok, Pemerintahmengeluarkan peraturan tentang rokok yaitu PP No.109 Tahun 2012 yangmewajibkan produsen rokok mencantumkan PHW pada kemasan rokok. SMASantun Pontianak merupakan salah satu SMA Swasta di Kota Pontianakdengan akreditasi B dari BAN-SM. Studi pendahuluan yang dilakukan penelitidi SMA Santun Untan didapatkan banyak siswa merokok di lingkungansekolah yang seharusnya merupakan kawasan tanpa rokok (KTR) sesuaiPerda Kota Pontianak Nomor 10 Tahun 2010. Tujuan: Mengetahui hubungantingkat pengetahuan dan sikap tentang PHW pada kemasan rokok denganmotivasi berhenti merokok pada siswa SMA Santun Pontianak. Metode:Desain penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.Penelitian ini dilakukan selama bulan Oktober 2014 sampai Februari 2015.Subjek penelitian adalah siswa SMA Santun Untan Pontianak sebanyak 45orang responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data diolahmenggunakan SPSS versi 20 dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil:Responden penelitian berada pada rentang usia 15 hingga 19 tahun denganjumlah paling banyak pada usia 17 tahun (51,11%). Semua respondenberjenis kelamin laki-laki. Dari 45 responden, sebanyak 91,11% merupakanperokok ringan, 6,67% merupakan perokok sedang, dan 2,22% merupakanperokok berat. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa secarastatistik tidak terdapat hubungan antara pengetahuan siswa tentang PHWdengan motivasi berhenti merokok (p=0,759) dan terdapat hubungan antarasikap siswa terhadap PHW dengan motivasi berhenti merokok (p=0,047).Kesimpulan: Sikap siswa terhadap PHW memiliki hubungan bermaknasecara statistik dengan motivasi berhenti merokok.Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Pictorial Health Warning, Rokok,
EFEKTIVITAS PEER ASSISTED LEARNING (PAL) PADA PRAKTIKUM ANATOMI PENDIDIKAN KEDOKTERAN: KAJIAN LITERATUR Alex Alex
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 3 (2023): SEPTEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i3.18383

Abstract

Anatomi merupakan ilmu dasar yang penting pada pendidikan kedokteran. Mahasiswa kedokteran harus mempelajari anatomi karena tanpa pemahaman anatomi yang kuat, mahasiswa tidak dapat melakukan pemeriksaan fisik yang merupakan prosedur utama dalam menentukan diagnosis penyakit. Umumnya materi anatomi diberikan secara tradisional melalui kuliah dilanjutkan dengan praktikum. Dosen sebagai tutor secara aktif memberikan penjelasan pada mahasiswa pada saat praktikum (teacher centered). Metode tradisional ini dirasakan kurang relevan untuk dilaksanakan pada saat ini. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat peran peer assisted learning (PAL) pada pendidikan kedokteran di Indonesia. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengkaji efektivitas metode PAL pada praktikum anatomi di pendidikan kedokteran. Penelitian ini merupakan kajian literatur dengan  menggunakan database Google Scholar sebagai sumber untuk membandingkan artikel-artikel penelitian tentang penggunaan metode PAL pada praktikum anatomi pendidikan kedokteran. Dari 97 publikasi artikel yang diidentifikasi, ditemukan 6 artikel penelitian yang  memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil kajian yang dilakukan terhadap 6 artikel menunjukkan bahwa metode PAL pada praktikum anatomi tidak menunjukkan peningkatan bermakna pada nilai posttest maupun hasil ujian praktikum. Hal ini menunjukkan metode PAL dapat memberikan manfaat yang sama dibandingkan dengan metode konvensional pada praktikum anatomi di pendidikan kedokteran. Keberhasilan metode ini bergantung pada keterlibatan dosen, perencanaan yang matang, latihan, dan dukungan kepada mahasiswa yang dilibatkan sebagai tutor.
Assessing the Impact of Tuberculosis on Economic Growth in ASEAN Countries: A Conceptual Framework and Panel Data Analysis Fitriangga, Agus; Alex, Alex
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol. 9, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberculosis (TB) remains a major global health issue, particularly in Southeast Asia, where its impact extends beyond public health to affect economic performance. This study evaluates the economic implications of TB incidence on gross domestic product (GDP) growth across eight ASEAN countries from 2000 to 2020. We employed a panel data regression approach, utilizing Common Effect Model (CEM), Fixed Effects Model (FEM), and Random Effects Model (REM) to analyze the relationship between TB incidence and economic growth. The dataset included annual GDP figures, TB incidence rates, foreign direct investment (FDI), labor force size, and trade openness, sourced from international databases. The most appropriate model was selected based on Chow and Hausman tests, with FEM being the preferred model for its ability to account for country-specific effects. The FEM analysis revealed a significant negative impact of TB incidence on GDP, with a reduction of approximately 6.69% in GDP growth for each unit increase in TB incidence. Simulations showed that countries with high TB prevalence, such as the Philippines and Cambodia, experienced substantial economic losses, while reductions in TB incidence could lead to notable economic gains, particularly in Indonesia and Thailand. The study highlights the considerable economic burden of TB on ASEAN countries and emphasizes the importance of integrating TB control measures into economic development strategies. Effective TB prevention and treatment could substantially mitigate economic losses and promote sustainable growth. Policymakers are encouraged to invest in TB healthcare infrastructure and consider the economic benefits of reducing TB incidence in their health policies.
Hubungan Status Kontrol Gula Darah dan Kejadian Retinopati Diabetik Maulidzar, Rayhan; Meylani, Nassa Rachmatika; Alex; Asroruddin, Muhammad; Elida, Sri Yuliani; Fitrianingrum, Iit
Oftalmologi : Jurnal Kesehatan Mata Indonesia Vol 7 No 2 (2025): Oftalmologi: Jurnal Kesehatan Mata Indonesia
Publisher : Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/ojkmi.v7i2.89

Abstract

Pendahuluan: Komplikasi dari penyakit diabetes melitus (DM) tipe 2 yang sering terjadi adalah retinopati diabetik (RD). Risiko terjadinya RD meningkat sebanding dengan gula darah yang tidak terkontrol. RD menjadi penyebab 4,8% kebutaan di dunia. Belum terdapat penelitian di RS Universitas Tanjungpura dengan metode serupa sebelumnya sehingga peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang hubungan status kontrol gula darah terhadap kejadian RD di RS Universitas Tanjungpura. Metode: Observasional analitikal potong lintang adalah metode yang digunakan. Pasien DM tipe 2 yang melakukan kontrol diabetes dan screening RD di RS Universitas Tanjungpura merupakan populasi penelitian. Sebanyak 30 partisipan yang memenuhi kriteria penelitian. Status kontrol gula darah diperoleh dari rekam medik pasien. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode uji Chi square dengan Confidence interval (CI) 95% (a = 0,05). Hasil: Berdasarkan analisis yang dilakukan, didapatkan hasil nilai p = 0,002 (p < 0,05). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat hubungan signifikan antara status kontrol gula darah dan kejadian RD (p=0,002). Kontrol gula darah yang baik (HbA1C < 7%, atau GDP 80 – 130 mg/dL, atau GDPP < 180 mg/dL) mengurangi risiko terjadinya RD. Pasien dengan kontrol DM yang baik perlu melakukan screening oftamologi minimal 1 tahun sekali untuk deteksi dini RD.
Overview of Postpartum Depression in The Sungai Durian Public Health Center Area Senia Angi Giyandari; Sinaga, Jojor Putrini; Mistika Zakiah; Fitri Sukmawati; Alex
Jurnal Psikiatri Surabaya Vol. 14 No. 2 (2025): November
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jps.v14i2.54679

Abstract

Introductions: Postpartum depression is a mood disorder that occurs after childbirth, with symptoms lasting more than six months. The prevalence rate of postpartum depression globally is 17.22%. The cases of postpartum depression in Asia are quite high, ranging from 9.29% to 60.93%. The frequency of this disorder in Indonesia is between 11% and 30%. Postpartum depressive disorder can affect the health of the mother, child, and husband. This influence can cause behavioral and emotional problems and even death. This study was conducted to determine the description of postpartum depression in the Sungai Durian Health Center area. Methods: This study was descriptive, with a cross-sectional approach followed by 104 research respondents. Respondents completed an informed consent sheet, personal identity, and the Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) Questionnaire. The data was analyzed using the univariate analysis method in Microsoft Excel 2019. Results: This study shows that postpartum mothers who do not tend to experience symptoms of postpartum depression (EPDS score <10) amounted to 66.35%, and postpartum mothers with a tendency to experience symptoms of postpartum depression (EPDS score ≥10) amounted to 33.65%. The results showed that mothers who tended to experience symptoms of postpartum depression were mostly in the age range of 20-35 years, had a high school education, had a family income less than 2,600,000/regency minimum wage, were housewives, were married, were multiparous, had a vaginal delivery, and were getting social support. Conclusion: Postpartum mothers in the Sungai Durian Health Center area do not tend to experience symptoms of postpartum depression.