Henny Lilyanti, Henny
STIKes Horizon Karawang

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

STUDI ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHIQUE (SEFT) YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI TERAPI PADA KLIEN YANG MENGALAMI POST TRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD) Lilyanti, Henny
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 15, No 1 (2016): Pebruari 2016
Publisher : STIKes BTH Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.138 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v15i1.144

Abstract

The experience of being victims or perpetrators or witnesses of traumatic experience can cause physical and emotional disorder (psychological) when this disorder lasted more than 4 weeks post trauma and diagnosed as Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Traumatic experience makes the life of the victim experiencing a decrease in quality of life due to having a lot of physical disorders such as shortness of breath, dizziness, loss of appetite, impaired cognitive form of daze, unable to forget, impaired concentration, emotions in the form of hallucinations, nightmares, irritability, impaired social and behavioral disorders (Varcarolis, 2006). A person categorized as sufferers of PTSD or traumatic incident suffered casualties when already experiencing disruption of emotions. This scientific masterpiece using descriptive method in the form of a literature study traced via Google Scholar, proquest and there are 13 articles accordingly.Therapy can be used as alternative SEFT psychotherapy to address emotions in people with PTSD or misbehaving emotion because of the traumatic experience. This therapy is a new method from EFT that have proved effective in the case of Viet Nam war veteran PTSD but this therapy is more effective because it included elements of spirituality. The principle of this therapy is to balance the body's energy in the 18-point energy meridians so that when the energy of the body back in balance then the negative emotions will disappear (Zainuddin, 2007). Therapy effective for addressing PTSD SEFT or emotional disorders who experience a traumatic experience because of this therapy because it is easy and relatively fast with high effectiveness
Resiko Jatuh pada Lansia di Dusun Blendung Klari Henny Lilyanti; Endah Indrawati; Abdul Wamaulana
INDOGENIUS Vol 1 No 2 (2022): INDOGENIUS
Publisher : Department of Publication of Inspirasi Elburhani Foundation Desa. Pamokolan, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.984 KB) | DOI: 10.56359/igj.v1i2.67

Abstract

Tujuan: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat resiko jatuh pada lansia di Dusun Belendung Kecamatan Klari Kabupaten Karawang. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia di Dusun Belendung Kecamatan Klari Kabupaten Karawang. Sampel yang diambil secara random sampling terhadap 78 lansia. Data ini dikumpulkan melalui kesioner. Waktu penelitian dimulai pada bulan Mei 2019. Hasil: Hasil dari penelitian menunjukan bahwa resiko jatuh pada lansia dapat dilihat dari 41% lansia berumur 60-74 tahun, 55,1% lansia berjenis kelamin perempuan, 30,8% memiliki riwyat penyakit rhematoid arthritis, 48,3% gangguan muskuloskeletal, 51,3% gangguan pendengaran, 44,9% gangguan penglihatan, 50,0% klien sering melakukan aktivitas fisik, 47,4% menggunakan alat bantu jalan, dan 43,6% lingkungan lansia yang tidak aman. Kesimpulan: Keluarga lebih memperhatikan keadaan lansia yang menggunakan alat bantu jalan dan lingkungannya agar angka kejadian resiko jatuh rendah.
Deteksi tingkat kelelahan pekerja berbasis smartwatch dengan pendekatan machine learning pada perusahaan manufaktur di Kabupaten Karawang: Mixed method study Sudiono, Sudiono; Lilyanti, Henny
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 18 No. 12 (2025): Volume 18 Nomor 12
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v18i12.678

Abstract

Background: Physical fatigue is one of the most significant and common occupational hazards across various industries. Numerous detection tools, both subjective and objective, have been developed to measure work-related fatigue. Smartwatches are one such tool that can objectively detect physical fatigue by assessing hemodynamic indicators. Purpose: To detect the level of worker fatigue based on smartwatches with a machine learning approach in manufacturing companies in Karawang Regency. Method: Mixed explanatory sequential method with fatigue measurement using smartwatch machine learning and Fatigue Severity Scale (FSS). Results: A total of 42 participants (63%) experienced high levels of fatigue with fatigue scores >42 and an average HR value above 100 times per minute. The Pearson Correlations test produced a correlation coefficient value of 0.039, indicating a strong relationship between HR values ​​and worker fatigue scores. From the results of interviews on worker fatigue levels, 9 themes of worker fatigue experiences were obtained. Conclusion: Fatigue detection with machine learning that combines HR values ​​and fatigue scores is very effective in preventing work-related fatigue. Suggestion: Further research is expected to explore the data more deeply. The use of mixed methods can be maintained because it produces varied data, but the addition of the number of participants and research locations needs to be reconsidered. This is to avoid bias levels and produce algorithms from large amounts of data.   Keywords: Detection; Fatigue; Machine Learning Approached; Smartwatch; Workers.   Pendahuluan: Kelelahan fisik adalah salah satu bahaya kerja yang paling penting dan umum terjadi di berbagai industry. Berbagai macam alat telah digunakan untuk mendeteksi/mengukur kelelahan akibat kerja, baik deteksi/pengukuran secara subjektif maupun objektif.  Smartwatch adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi tingkat kelelahan fisik secara objektif dengan melihat dari hemodinamik. Tujuan: Untuk mendeteksi tingkat kelelahan pekerja berbasis smartwatch dengan pendekatan machine learning pada perusahaan manufaktur di Kabupaten Karawang. Metode: Mixed method explanatory sequential  dengan pengukuran kelelahan menggunakan machine learning smartwatch dan Fatigue Severity Scale (FSS). Hasil: Sebanyak 42 partisipan (63%) mengalami kelelahan  tingkat tinggi dengan hasil skor kelelahan >42  dan rata- rata nilai HR diatas 100 kali per menit. Uji Pearson Correlations menghasilkan nilai correlation coefficient sebesar 0.039, menunjukkan ada hubungan kuat antara Nilai HR dengan skor kelelahan pekerja. Dari hasil wawancara tingkat kelelahan pekerja menghasilkan 9 tema pengalaman kelelahan pekerja. Simpulan: Deteksi kelelahan dengan machine learning yang mengkombinasikan nilai HR dan skor kelelahan sangat efektif dilakukan untuk mencegah terjadinya kelelahan akibat kerja. Saran: Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan eksplorasi data. Penggunaan mixed method dapat dipertahankan karena menghasilkan data yang bervariasi, namun penambahan jumlah partisipan dan lokasi penelitian harus dipertimbangkan ulang. Hal ini untuk menghindari tingkat bias dan menghasilkan algoritma dari jumlah data yang besar.   Kata Kunci: Deteksi; Kelelahan; Pekerja; Pendekatan Machine Learning; Smartwatch.
Mencegah obesitas: peran aktivitas fisik pada remaja awal Erlena, Erlena; Lilyanti, Henny; Sudiono, Sudiono
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 16 No. 01 (2025): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v16i01.1616

Abstract

Latar Belakang: Usia remaja obesitas merupakan masalah kesehatan global yang sering muncul dikarenakan prevalensinya selalu mengalami peningkatan setiap tahun. Aktivitas fisik yang kurang dapat menyebabkan tersimpannya banyak energi hingga menjadi timbunan lemak, orang dengan pola makan konsumsi tinggi dan kurang melakukan aktivitas fisik cenderung akan menjadi gemuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas pada Remaja di Sekolah Menengah Pertama Wilayah Kabupaten Karawang.Metode: Desain penelitian menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diperoleh adalah 296 siswa dari beberapa SMP di Kabupaten Karawang. Kuisioner yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner aktivitas fisik berisi 12 pertanyaan.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada remaja di sekolah menengah pertama dengan nilai p value 0,000 (< 0,05).Kesimpulan: Penelitian menyarankan agar remaja rutin melakukan aktivitas fisik, baik di dalam maupun di luar sekolah, minimal 2–3 kali seminggu selama 10–30 menit, untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan. Peneliti selanjutnya menyarankan untuk mengeksplorasi hubungan aktivitas fisik dengan faktor internal dan eksternal lain yang mempengaruhi obesitas.
Pengaruh Senam Hipertensi, Air Rebusan Daun Salam Dan Relaksasi Napas Terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia Kartika, Iin Ira; Nursobah, Tria; Lilyanti, Henny
Jurnal Kesehatan Bhakti Husada Vol 9 No 2 (2023): JURNAL KESEHATAN BHAKTI HUSADA
Publisher : Jurnal Kesehatan Bhakti Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37848/jurnal.v9i2.183

Abstract

High blood pressure (hypertension) can be treated with pharmacological and non-pharmacological therapies, for example hypertension exercise therapy, giving bay leaf boiled water and deep breathing relaxation for hypertensive elderly at RSLU Karawang. This research is a type of experimental research using a research design in the form of a quasi-experimental non-equivalent control group. The sampling technique in this study was a total sampling of 30 respondents, 15 treatment groups and 15 control groups. Data collection by measuring blood pressure using a sygmanometer and stethoscope with the Wilcoxon statistical test. The mean systolic and diastolic blood pressure in the treatment group before administration of boiled bay leaf water was systolic 150.00 (140-190) mmHg and diastolic 80.00 (90-110) mmHg while after treatment with bay leaf boiled water the average systolic blood pressure was 140.00 Respondents (130-180) mmHg and diastolic 80.00 (70-100) mmHg. The results of the analysis of the Wilcoxon test showed blood pressure after systolic treatment (p=0.001), while diastolic blood pressure (p=0.003). While the results of the Wilcoxon statistical test in the control group before and after being given hypertension exercise therapy, giving deep leaf boiled water and deep breathing relaxation obtained the results of the systolic value before 150.00 and the diastolic value 90.00 (90-110) and the systolic value after 150 (140-170) and a diastolic value of 90.00 (90-110). The results of the analysis of the Wilcoxon test showed that the control group had systolic blood pressure (p=0.366) and 0.564 diastolic blood pressure. It was concluded that there was an effect of giving hypertension exercise therapy, boiled bay leaf water and deep breathing relaxation in hypertensive elderly people at Karawang General Hospital in the treatment group and there was no effect on the control group
Risiko jatuh lansia berbasis aktivitas harian dan machine learning: Previous Predictive Models for Fall Risk Indrawati, Endah; Lilyanti, Henny; Puspita, Nita
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 9 (2025): Volume 19 Nomor 9
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i9.1614

Abstract

Background: Falls are a major health problem in older adults, with serious physical and psychological consequences. Identifying fall risk factors is crucial to support prevention efforts, particularly for older adults in nursing homes. Purpose: To analyze fall risk scores for older adults based on daily activities and machine learning. Methods: The study used a mixed methods design with 31 elderly respondents in nursing homes. Quantitative analysis was conducted using logistic regression, ROC, and Spearman Rank correlation. Qualitative data were obtained through in-depth interviews and analyzed thematically. Results: Logistic regression analysis showed that the Timed Up and Go Test (TUGT) was a significant predictor of fall risk (p = 0.012; Exp(B) = 0.202), with an AUC of 0.75 and an accuracy of 73%. Qualitative findings identified six main themes: fall experience, feelings after a fall, daily activities, use of walking aids, fear of activities, and ways to prevent falls. Integration of the results demonstrated consistency between objective mobility limitations (TUGT) and the subjective experiences of older adults, who tend to limit activities due to fear of falling. Based on these findings, a simple risk score prototype was developed using the TUGT (Triggered Daily Activity Score), daily step count, activity calories, and cognitive status (MMSE) as indicators. A total score of 4 or greater is categorized as high risk for falls. Conclusion: The TUGT has been shown to be an important indicator of fall risk in older adults, but subjective experience suggests that psychological factors also play a significant role in limiting activity. The developed daily activity-based risk score has the potential to be a rapid screening tool in nursing homes, although external validation in a broader population is still needed. Suggestion: Healthcare workers and nursing home managers are advised to use this risk score as an initial screening tool and to provide preventive interventions for high-risk seniors. Future researchers are encouraged to conduct prospective validation with a larger sample size and consider integrating the risk score into wearable technology or digital applications for rapid screening and ongoing monitoring.   Keywords: Daily Activity; Fall Risk; Machine Learning; Older Adults.   Pendahuluan: Jatuh merupakan salah satu masalah kesehatan utama pada lansia yang dapat menimbulkan dampak serius, baik fisik maupun psikologis. Identifikasi faktor risiko jatuh menjadi penting untuk mendukung upaya pencegahan, terutama pada lansia di panti werdha. Tujuan: Untuk menganalisis skor risiko jatuh lansia berbasis aktivitas harian dan machine learning. Metode: Penelitian menggunakan desain mixed methods dengan 31 responden lansia di Panti Werdha. Analisis kuantitatif dilakukan menggunakan uji regresi logistik, ROC, serta korelasi Spearman Rank. Data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam dan dianalisis tematik. Hasil: Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa Timed Up and Go Test (TUGT) merupakan prediktor signifikan risiko jatuh (p = 0.012; Exp(B) = 0.202), dengan AUC sebesar 0.75 dan akurasi 73%. Temuan kualitatif mengidentifikasi enam tema utama, yaitu pengalaman jatuh, perasaan setelah jatuh, aktivitas sehari-hari, penggunaan alat bantu jalan, rasa takut beraktivitas, dan cara mencegah jatuh. Integrasi hasil menunjukkan konsistensi antara keterbatasan mobilitas objektif (TUGT) dengan pengalaman subjektif lansia yang cenderung membatasi aktivitas karena takut jatuh. Berdasarkan temuan ini, dikembangkan prototipe skor risiko sederhana dengan indikator TUGT, jumlah langkah harian, kalori aktivitas, dan status kognitif (MMSE). Skor total ≥ 4 dikategorikan risiko tinggi jatuh. Simpulan: TUGT terbukti sebagai indikator penting risiko jatuh pada lansia, namun pengalaman subjektif memperlihatkan bahwa faktor psikologis juga berperan besar dalam pembatasan aktivitas. Skor risiko berbasis aktivitas harian yang dikembangkan berpotensi menjadi alat skrining cepat di panti werdha, meskipun masih memerlukan validasi eksternal pada populasi yang lebih luas. Saran: Bagi tenaga kesehatan dan pengelola panti, disarankan untuk menggunakan skor risiko ini sebagai alat skrining awal serta memberikan intervensi preventif bagi lansia berisiko tinggi. Bagi peneliti selanjutnya, dianjurkan melakukan validasi prospektif dengan sampel lebih besar dan mempertimbangkan integrasi skor risiko ke dalam teknologi wearable atau aplikasi digital untuk skrining cepat dan pemantauan berkelanjutan.   Kata Kunci: Aktivitas Harian; Lansia; Machine Learning; Risiko Jatuh.