Garuda - Garba Rujukan Digital

KONSEP WELFARE-ECONOMIC: ANTARA ETIKA BISNIS ISLAM DAN PROTESTAN Syathori, Ahmad
Risâlah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol 3 No 1 (2106): Risalah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Makalah ini berkesimpulan bahwa semakin beretika suatu bisnis, maka akan semakin sejahtera suatu perekonomian. Etika bisnis yang mensejahterakan dimaksud adalah usaha yang bertujuan tidak hanya mencari profit semata tetapi juga memberikan pelayanan kepada masyarakat dan kerjasama yang didasarkan kepada nilai-nilai religius/keagamaan. Paradigma makalah ini sependapat dengan Syed Nawab Haidar Naqvi (1935),M.A. Mannan (1938), Umer Chapra (1933), yang menyatakan bahwa etika bisnis yang dilandasi oleh agama dan moralitas, sangat dibutuhkan dalam kegiatan ekonomi dan bisnis. Makalah ini juga akan menunjukkan bahwa semua variabel agama, khususnya Islam dan Protestan, sangat mempengaruhi etos kerja dalam kegiatan bisnis secara signifikan dan mempunyai korelasi yang positif dengan pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi.

KEBANGKITAN SUNNISME ABAD XI Syathori, Ahmad
PUTIH: Jurnal Pengetahuan Tentang Ilmu dan Hikmah Vol 1 No 1 (2016): PUTIH JURNAL Pengetahuan tentang Ilmu dan Hikmah
Publisher : Mahad Aly Al Fithrah Press

The period of 'Abbasid caliphate rule according to Nourouzzaman Shiddiqi, is divided into two periods, the uphill period that began from its establishment to the al-Watsiq (842-847 H), the ninth caliph of the' Abbasid dynasty; then the declining period that starts from the caliph al-Mutawakkil to the caliph al-Mu'tashim, the thirty-seventh caliph. This period of government was marked by the Mongol invasion of 1258 AD. The periodization according to Nourouzzaman Shiddiqi is in line with other historians that despite differing opinions in terms and the number of periodisasinya, but almost all agree that the beginning of the decline of 'Abbasid dynasty was when the government held by the caliph al-Mutawakkil. The fundamental reason why the reign of al-Mutawakkil is considered as the beginning of decline, each having a different opinion. There is a reason that when al-Mutawakkil took office, he began to widen the influence of the intervention of people who came from Turkey. In addition, some argue that in the time of al-Mutawakkil officially taqlid and taslim attitude applied. There is much more speculation of historians in view of the causes of the 'Abbasid dynastic decline. From the time of the Caliph al-Makmun (198-218 H / 813-833 AD) to the time of the caliph al-Watsiq (842-847 AD) the Mu'tazilah dominated the government so that the government issued a decree of Mihnah (inquisition). Mihnah is a wisdom done by the caliph al-Makmun about the enactment of the examination or more precisely said coercion to his people against the acceptance of the doctrine of the Koran is a creature. This event is carried out using political power, even by force. In the discourse of the debate of the doctrine of Islamic teachings, rationalist circles throughout history contrasted with those who think scripturally. The first group is supported by the Mu'tazilah, while the second-sided flow is fully supported by the hadith scholars (Ahlussunnah). With the support of the rulers, the Mu'tazila can impose its flow on society. Mihnah (Inquisition) is the official institution in launching its movement. It is narrated in the historical literature that the victims of violence during the Mihnah period were the experts of hadith. They force those who cling to the opinion of the hadith who claim that the Qur'an is qadim. Most of the scholars of hadith were finally forced to agree with them, only one figure who insisted on his opinion, he was Ahmad Ibn Hanbal (720 - 855 AD) who remained at his stance even though he was punished.

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MA SUNAN GUNUNG JATI Aliq, Muplikh; El Izzah, Neily; Syathori, Ahmad
Jurnal Citra Pendidikan Vol. 4 No. 3 (2024): Jurnal Citra Pendidikan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jcp.v4i3.3705

Guru yang memiliki pribadi pandai, baik, ramah, disiplin, serta disenangi siswa sangat besar pengaruhnya dalam merangsang timbulnya minat dan perhatian siswa. Akan tetapi masih banyak guru yang belum membekali dirinya dengan kepribadian yang baik. Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui kompetensi kepribadian guru fiqih, minat belajar siswa, dan seberapa besar pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap minat belajar siswa dalam pembelajaran fiqih di MA Sunan Gunung Jati Losari, Kabupaten Cirebon. Penelitian ini menggunkan metode kuantitatif, dalam pengumpulan data penulis melakukan observasi dan menyebarkan angket,. Hasil penelitian ini menyimpulkan kompetensi kepribadian guru fiqih dalam kategori baik, dengan perolehan skor sebesar 91,87%. Minat belajar siswa dalam pembelajaran fiqih juga dalam kategori baik, dengan perolehan skor sebesar 89,50%. Pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap minat belajar siswa dalam pembelajaran fiqih di MA Sunan Gunung Jati, berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi didapatkan nilai sebesar 0,646 yang termasuk kategori cukup tinggi. Adapun pengaruhnya sebesar 41,73% dan 58,27 % lagi dipengaruhi oleh faktor lain, dan dapat disimpulkan pengaruhnya signifikan karena nilai “t” dengan df = 80-2 = 78 didapat ttabel = 1,665 pada taraf signifikan a = 0,05 sedangkan nilai ???? h???????????????????? =7,474. Maka, ???? h???????????????????? > ???? ???????????????????? yaitu 7,474 > 1,665 dengan signifikansi sebesar 0,000 yang artinya 0,000 < 0,05. Kata Kunci: Kompetensi Guru, Kepribadian Guru, Minat Belajar Siswa

The Resolution of Hidden Curriculum Implementation Problems in Islamic Boarding Schools Saidah, Zahrotus; Syathori, Ahmad; Badriyah, Yoyoh
Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan Vol 23, No 2 (2023)
Publisher : LP2M of Institute for Research and Community Services - UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/dms.2023.232.16477

The background of this empowering society program is based on the stakeholder's concern about educators' low competence, which is marked by the lack of knowledge and skills in practising learning according to the curriculum in force. This program aims to train teachers of Islamic studies at Al Shighar Gedongan Islamic Boarding School in preparing lesson plans and learning tools based on the 7 Commitment curriculum. This hidden curriculum has been developed to emphasise strengthening character values that involve aspects of students’ knowledge, feelings, and actions. The method used in this program is Participatory Action Research (PAR), carried out in four meetings attended by 35 participants and teachers of Islamic studies subject. The results of the training activities are teachers' competence and ability to develop lesson plans and learning tools that integrate the values of the seven commitments after the pretest and post-test in 24-30 per cent.

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PENYULUHAN UNTUK MENINGKATKAN RELIGIUSITAS ANAK NELAYAN : Potret PAI di Desa Mundupesisir Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Syafeie, Ahmad Khomaini; Nurihsan, Juntika; Syathori, Ahmad; Mahfud, Mahfud
SEMAR : Jurnal Sosial dan Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2023): Semar : Jurnal Sosial dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : CV. Kalimasada Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59966/semar.v1i01.17

ABSTRACT This article aims to ascertain/photograph and inform about the implementation of Islamic Religious Education for fishermen's children, the problems and solutions. This research was conducted in Mundu District, Cirebon Regency. The method used in this research is the counseling method with the following steps: First, make observations at the research location to see objective demographic and socio-economic conditions and the process of Islamic religious education; Second, holding interviews with leaders and residents: Third, doing reflection and Fourth, Socializing the constraints and solutions. The results of this research are that the implementation of Islamic religious education exists but is not optimal due to several constraints such as, a, family factors including limited parental religious knowledge, lack of parental attention due to busyness, fatigue, low economy and exemplary; b. child factor, lack of interest in learning Islam; and c. factors inadequate facilities and infrastructure. The countermeasures are making a study schedule, adjusting the desired learning atmosphere, providing support, repeating lessons at school, studying before going to bed, setting study time limits, studying children's learning types, accompanying children to study, giving rewards or awards, providing interesting books, learning while playing, teaching without emotion, using educational game media, explaining the benefits of learning and most importantly setting a good example (role model). Keywords: Religiosity, Islamic Religious Education, Counseling

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MA SUNAN GUNUNG JATI Aliq, Muplikh; El Izzah, Neily; Syathori, Ahmad
Jurnal Citra Pendidikan Vol. 4 No. 3 (2024): Jurnal Citra Pendidikan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jcp.v4i3.3705

Guru yang memiliki pribadi pandai, baik, ramah, disiplin, serta disenangi siswa sangat besar pengaruhnya dalam merangsang timbulnya minat dan perhatian siswa. Akan tetapi masih banyak guru yang belum membekali dirinya dengan kepribadian yang baik. Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui kompetensi kepribadian guru fiqih, minat belajar siswa, dan seberapa besar pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap minat belajar siswa dalam pembelajaran fiqih di MA Sunan Gunung Jati Losari, Kabupaten Cirebon. Penelitian ini menggunkan metode kuantitatif, dalam pengumpulan data penulis melakukan observasi dan menyebarkan angket,. Hasil penelitian ini menyimpulkan kompetensi kepribadian guru fiqih dalam kategori baik, dengan perolehan skor sebesar 91,87%. Minat belajar siswa dalam pembelajaran fiqih juga dalam kategori baik, dengan perolehan skor sebesar 89,50%. Pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap minat belajar siswa dalam pembelajaran fiqih di MA Sunan Gunung Jati, berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi didapatkan nilai sebesar 0,646 yang termasuk kategori cukup tinggi. Adapun pengaruhnya sebesar 41,73% dan 58,27 % lagi dipengaruhi oleh faktor lain, dan dapat disimpulkan pengaruhnya signifikan karena nilai “t” dengan df = 80-2 = 78 didapat ttabel = 1,665 pada taraf signifikan a = 0,05 sedangkan nilai ???? h???????????????????? =7,474. Maka, ???? h???????????????????? > ???? ???????????????????? yaitu 7,474 > 1,665 dengan signifikansi sebesar 0,000 yang artinya 0,000 < 0,05. Kata Kunci: Kompetensi Guru, Kepribadian Guru, Minat Belajar Siswa

The Resolution of Hidden Curriculum Implementation Problems in Islamic Boarding Schools Saidah, Zahrotus; Syathori, Ahmad; Badriyah, Yoyoh
Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan Vol. 23 No. 2 (2023)
Publisher : LP2M of Institute for Research and Community Services - UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/dms.2023.232.16477

The background of this empowering society program is based on the stakeholder's concern about educators' low competence, which is marked by the lack of knowledge and skills in practising learning according to the curriculum in force. This program aims to train teachers of Islamic studies at Al Shighar Gedongan Islamic Boarding School in preparing lesson plans and learning tools based on the 7 Commitment curriculum. This hidden curriculum has been developed to emphasise strengthening character values that involve aspects of students’ knowledge, feelings, and actions. The method used in this program is Participatory Action Research (PAR), carried out in four meetings attended by 35 participants and teachers of Islamic studies subject. The results of the training activities are teachers' competence and ability to develop lesson plans and learning tools that integrate the values of the seven commitments after the pretest and post-test in 24-30 per cent.

Konsep Pendidikan Menurut Buya Hamka Dan Relevansinya Dengan Pendidikan Islam Kontemporer Nurhasanah, Fiqri; Ibnudin, Ibnudin; Syathori, Ahmad
Journal Islamic Pedagogia Vol. 3 No. 2 (2023): Journal Islamic Pedagogia
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/pedagogia.v3i2.108

Dengan berpedoman kepada Al Qur’an sebagai landasan pertama, pada dasarnya ahli pendidikan Islam berpendapat, bahwa pendidikan Islam menginginkan manusia yang berkepribadian “Insan Kamil” dengan pola taqwa, artinya manusia utuh rohani dan jasmani dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena taqawanya kepada Allah SWT. Berdasarkan realitas di atas, peneliti dapat merumuskan masalah yang akan di kaji dalam penyusunan skripsi ini. Pertama, bagaimana konsep pendidikan Islam perspektif Buya Hamka. Kedua, bagaimana relevansinya terhadap pendidikan Islam kontemporer. Penyusunan skripsi ini di buat untuk mengetahui bagaimana konsep pendidikan Islam perspektif Buya Hamka dan mengetahui bagaimana relevansinya terhadap pendidikan Islam kontemporer. Penulis menggunakan metode deskriptif yang didukung oleh data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan library research. Penelitian library research yaitu suatu usaha untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan serta menganalisis suatu permasalahan melalui sumbersumber kepustakaan. Berdasarkan hasil pemaparan dan analisis tersebut, maka penulis dapat mengambil kesimpulan, yaitu konsep pendidikan Islam perspektif Buya Hamka terdiri dari enam komponen, yaitu : Pertama, Pendidikan Islam perspektif Buya Hamka terdiri dari tiga makna, yaitu penyaluran ilmu pengetahuan (ta’lim), pengasuhan (tarbiyah), pembentukan adab dan pengembangan potensi (ta’dib). Kedua, Dasar dari pendidikan Islam adalah al-Qur’ān dan As-Sunnah, sedangkan tujuan dari pendidikan Islam terdiri dari dua dimensi, yaitu tujuan ukhrawi dan duniawi. Tujuan ukhrawi adalah untuk mencari ridha Allah SWT, sedangkan tujuan duniawi adalah untuk membangun budi pekerti dan bekal hidup dalam masyarakat. Ketiga, Kurikulum pendidikan Islam. Isi dari kurikulum pendidikan Islam menurut Buya Hamka terdiri dari ilmu agama, ilmu rasional, ilmu sosial, dan ketrampilan. Keempat, Pendidik menurut Buya Hamka terdiri dari orang tua, guru, dan masyarakat. Kelima, Peserta didik yang ideal harus memiliki beberapa kriteria, yaitu berakhlak mulia, mengembangkan potensi yang dimilikinya, merasa rendah dan tidak sombong, mengetahui adab belajar dan mengamalkannya, serta hormat dan patuh kepada orang orang lain. Keenam, Lingkungan pendidikan Islam terdiri dari pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal yang mana pendidikan nonformal dipecah lagi menjadi dua yaitu pendidikan teman sebaya serta pendidikan masyarakat. Salah satu penyebab mundurnya pendidikan Islam adalah karena sistem pendidikannya yang masih dikotomis. Pembaruan pendidikan dapat dilakukan dengan mengikuti perkembangan zaman dengan tidak meninggalkan esensi keislaman. Dengan melihat dasar dan tujuan pendidikan Islam, bahwa konsep pendidikan Islam Buya Hamka pada masanya tersebut masih relevan dengan pendidikan Islam kontemporer.

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MA SUNAN GUNUNG JATI Aliq, Muplikh; El Izzah, Neily; Syathori, Ahmad
Jurnal Citra Pendidikan Vol. 4 No. 3 (2024): Jurnal Citra Pendidikan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jcp.v4i3.3705

Guru yang memiliki pribadi pandai, baik, ramah, disiplin, serta disenangi siswa sangat besar pengaruhnya dalam merangsang timbulnya minat dan perhatian siswa. Akan tetapi masih banyak guru yang belum membekali dirinya dengan kepribadian yang baik. Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui kompetensi kepribadian guru fiqih, minat belajar siswa, dan seberapa besar pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap minat belajar siswa dalam pembelajaran fiqih di MA Sunan Gunung Jati Losari, Kabupaten Cirebon. Penelitian ini menggunkan metode kuantitatif, dalam pengumpulan data penulis melakukan observasi dan menyebarkan angket,. Hasil penelitian ini menyimpulkan kompetensi kepribadian guru fiqih dalam kategori baik, dengan perolehan skor sebesar 91,87%. Minat belajar siswa dalam pembelajaran fiqih juga dalam kategori baik, dengan perolehan skor sebesar 89,50%. Pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap minat belajar siswa dalam pembelajaran fiqih di MA Sunan Gunung Jati, berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi didapatkan nilai sebesar 0,646 yang termasuk kategori cukup tinggi. Adapun pengaruhnya sebesar 41,73% dan 58,27 % lagi dipengaruhi oleh faktor lain, dan dapat disimpulkan pengaruhnya signifikan karena nilai “t” dengan df = 80-2 = 78 didapat ttabel = 1,665 pada taraf signifikan a = 0,05 sedangkan nilai ???? h???????????????????? =7,474. Maka, ???? h???????????????????? > ???? ???????????????????? yaitu 7,474 > 1,665 dengan signifikansi sebesar 0,000 yang artinya 0,000 < 0,05. Kata Kunci: Kompetensi Guru, Kepribadian Guru, Minat Belajar Siswa

Title

Found 9 Documents
Search

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Title Search

Found 9 Documents Search

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Title

Found 9 Documents
Search