Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EVALUASI KAPASITAS SALURAN DRAINASE DESA SARIHARJO NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA Sulistiono, Bambang; Ardiyanto, Aditya Ferry
Jurnal Teknik Sipil Vol 14, No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.916 KB) | DOI: 10.24002/jts.v14i1.1016

Abstract

Along Palagan Tentara Pelajar Street, rainfall runoff floods Sariharjo area regularly.The inundation is triggered by drainage channel that cannot convey rainfall runoff therefore itfloods street and settlement. Flood mitigation is conducted by evaluating existing channelcapacity. Several analyses were carried out such as evaluation of existing drainage network,calculation of flood discharge, and channel hydraulic calculation. Flood discharge is analyzed byusing rational method, and channel conveyance discharge is calculated by using Manningequation. Forty masonry channels were evaluated to determine their discharge conveyance. Theywere evaluated by using areal rainfall discharge method, and street drainage method at 5 yearsreturn flood discharge. All of channels cannot convey areal rainfall discharge. Moreover therewere 5 channels that cannot convey flood discharge calculated by using street drainagemethod. Dimension improvement is needed to overcome inundation. Channel width must beincreased from 0.30 m to 0.60 m, and channel height must be improved 0.60 m to 0.90 m.Abstrak: Banjir dan genangan pada badan jalan masih terjadi di kawasan desa Sariharjo, lokasi terparah pada jalan Palagan Tentara Pelajar. Genangan disebabkan oleh saluran drainase yangtidak mampu lagi menampung air hujan, sehingga melimpas ke badan jalan dan pemukimanpenduduk, menyebabkan kerugian berupa terganggunya arus lalulintas (kemacetan). Oleh karenaitu, perlu dilakukan penelitian untuk mengevaluasi kapasitas saluran yang ada. Data sekunderdiperlukan meliputi peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), data hujan harian, sedangkan data primeradalah pengukuran langsung dari semua saluran drainase pada wilayah penelitian, kondisi saluran,dan lokasi saluran yang sering meluap. Analisis yang dilakukan meliputi pola jaringan drainaseeksisting, banjir rancangan, dan hidraulika saluran. Banjir rancangan dihitung dengan cararasional, sedangkan debit dihitung dengan persamaan kontinuitas, dengan menggunakanpersamaan kecepatan Manning’s. Berdasarkan RBI dan pengamatan lapangan pola jaringanmerupakan pola jaringan campuran, dengan jumlah penggal saluran 40 buah (S1 sampai S40),dengan kondisi saluran yang masih relatife baik dengan jenis dinding pasangan batu kali diplester,berbentuk segiempat. Berdasar analisis banjir wilayah hampir semua saluran tidak mampumenampung banjir 5-tahunan, sedangkan pada analisis drainase jalan terdapat 5 saluran yang tidakmampu menampung banjir 5-tahunan. Kelima saluran tersebut adalah S10, S16, S24, S31, danS36. Untuk dapat menampung debit banjir, maka kelima saluran tersebut di disain ulang sehinggadiperoleh dimensi baru untuk saluran S10, S16 dan S24 dengan lebar 0,30 m dan tinggi 0,60 m,saluran S31dengan lebar 0,45 dan tinggi 0,9 m, dan S36 dengan lebar 0,3 dan tinggi 0,6.Kata kunci: banjir, genangan, drainase, kapasitas saluran
SURAT PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA TERHADAP PERKARA No. 2/PHP.BUP-XV/2017 PILKADA DI JEPARA TAHUN 2017(Kajian Putusan Mahkamah Konstitusi tentang Gugatan Hasil Suara dalam PILKADA di Jepara Tahun 2017 No.2/PHP.BUP-XV/2017) Sulistiono, Bambang; Suparnyo, Suparnyo; Subarkah, Subarkah
Jurnal Suara Keadilan Vol 18, No 2 (2017): Jurnal Suara Keadilan Vol. 18 No. 2 2017
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.091 KB) | DOI: 10.24176/sk.v18i2.3199

Abstract

Partai politik merupakan kendaraan politik untuk seseorang bisa menduduki jabatan sebagai pimpinan daerah, karena pengusungan yang dilakukan oleh partai poltik, seseorang bisa menjadi gubernur, walikota dan bupati, meskipun UU mengakomodir melalui jalur independen. Walaupun demikian tetap saja kekuatan pengusungan calon masih dipegang oleh partai politik. Ada dua rumusan masalah yaitu bagaimana harusnya MK bisa melakukan terobosan hukum, demi melihat persoalan gugatan yang diajukan oleh peserta PILKADA terkait kecurangan terhadap hasil perolehan suara, dimana banyak permohonan mendalilkan telah terjadi kecurangan secara terstruktur, sistematis dan massif, serta sejauhmana kualitas perbaikan oleh KPU melaksanakan tugas menyelesaiakan sengketa. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis empiris dan kualifikasi deskriptif analitis. Penelitian ini mempunyai dua tujuan sejauhmana Mahkamah Konstitusi mempunyai tujuan agar pelanggaran dalam proses Pemilukada dapat dinilai oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Permasalahan tersebut adalah money politic, keterlibatan oknum pejabat atau PNS, dugaan pidana Pemilu, yang bersifat terstruktur dan masif yang berpengaruh terhadap hasil Pemilu atau Pemilukada. MK tidak mengabaikan tuntutan keadilan sunbstantif sebab MK tetap melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap perkara yang telah memenuhi persyaratan tenggang waktu, kedudukan hukum, obyek pemohonan, serta jumlah persentase selisih perolehan suara antara pemohon dengan pihak terkait, MK perlu membuat terobosan hukum guna mewujudkan keadilan secara substantif.
PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL CANANG SARI SEBAGAI PERSEMBAHAN DALAM KEGIATAN RITUL DAN UPACARA ADAT Khoirun Nisa, Fitri; Sulistiono, Bambang; Aliyah, Siti; Mumpuni, Atikah
Jurnal Cahaya Edukasi Vol 2 No 2 (2025): Jurnal Cahaya Edukasi: April
Publisher : Cahaya Smart Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63863/jce.v3i2.47

Abstract

Canang sari as a ritual tool for Balinese Hindu communities outside the island of Bali is still maintained even though the materials used are different. This research aims to find out the local wisdom of canang sari as a ritual offering for Hindu communities in Bali. The method used is a qualitative method. The results of this research show that the tradition of offering canang sari is still maintained to this day, because canang sari is a special attraction for Hindus to use it in ritual offerings for traditional ceremonies. Even though in the current era of modernization, the Hindu community in Bali still preserves the local wisdom of canang sari by making it using natural materials that come from nature such as flowers which have many colors, leaves, areca nut, sugar cane, and gambier in each piece of flower and leaf which is arranged carefully, showing a deep spiritual message, a sign of unity. nature, spirit and God. Making canang saris is usually called matanding and majejahitan. All Balinese people are taught to make canang saris from childhood to adulthood, with the aim being that these canang saris will be preserved for generations to come. Canang sari also has five meanings and objectives, namely to practice the teachings of the Veda, to show gratitude to Sang Hyang Widi, to improve one's quality, and as a way to get closer to God who is worshiped.
PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL CANANG SARI SEBAGAI PERSEMBAHAN DALAM KEGIATAN RITUL DAN UPACARA ADAT Nisa, Fitria Khoirun; Sulistiono, Bambang; Aliyah, Siti; mumpuni, Atikah
Widya Pustaka : Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol 13 No 1: Edisi Januari - Juni 2025
Publisher : Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Canang sari as a ritual tool for Balinese Hindu communities outside the island of Bali is still maintained even though the materials used are different. This research aims to find out the local wisdom of canang sari as a ritual offering for Hindu communities in Bali. The method used is a qualitative method. The results of this research show that the tradition of offering canang sari is still maintained to this day, because canang sari is a special attraction for Hindus to use it in ritual offerings for traditional ceremonies. Even though in the current era of modernization, the Hindu community in Bali still preserves the local wisdom of canang sari by making it using natural materials that come from nature such as flowers which have many colors, leaves, areca nut, sugar cane, and gambier in each piece of flower and leaf which is arranged carefully, showing a deep spiritual message, a sign of unity. nature, spirit and God. Making canang saris is usually called matanding and majejahitan. All Balinese people are taught to make canang saris from childhood to adulthood, with the aim being that these canang saris will be preserved for generations to come. Canang sari also has five meanings and objectives, namely to practice the teachings of the Veda, to show gratitude to Sang Hyang Widi, to improve one's quality, and as a way to get closer to God who is worshiped.