Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Rational and Irrational Dialectics in the Simulacrum of Posters and Narratives in Indonesian Horror Film Genre Triartanto, A. Yudo; Mutiah, Tuty; Suriyanto, Adhi Dharma; Hamid, Ali Imron; Fitri, Syarif
INTERACTION: Jurnal Pendidikan Bahasa Vol 11 No 2 (2024): INTERACTION: Jurnal Pendidikan Bahasa
Publisher : Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36232/jurnalpendidikanbahasa.v11i2.7116

Abstract

In recent years—and even dating back to the 1970s and 1980s—the Indonesian horror film genre has consistently drawn large audiences to theaters. Conceptually, this study examines this phenomenon by employing Max Horkheimer’s theory of rational and irrational dialectics, Jean Baudrillard’s concept of simulacrum, and Textual Analysis applied to horror film posters and narratives from the 1970s to the 2000s, alongside select Asian horror films that resonate with audiences. The rational and irrational dialectic emerges prominently in Indonesian horror films, as viewers grapple with the interplay between reality and the supernatural depicted in posters and narratives that serve as simulacra, ultimately becoming modern myths. Philosophically, this dialectic presents a dilemma where humans navigate rationality and irrationality in attempting to dismiss mythological elements. Simulacrum, in this context, represents a duplication without an original, blurring the line between the copy and the real. Textual Analysis, rooted in media and cultural studies, is employed here as a methodology for examining texts that contain meaningful signs. Most Indonesian horror film posters and narratives feature terrifying creatures without real-world references. As a result, despite a dip in popularity during the 1990s, horror films from the 1970s through the 2000s have frequently achieved high viewership, especially those based on legendary tales familiar to audiences. These recurring themes, perpetuated through film posters and narratives, are further reinforced by makeup, animation techniques, and CGI (Computer Generated Imagery), all of which bring the horror elements to life.
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PT BANK SYARIAH INDONESIA DALAM MENINGKATKAN PRODUCT AWARENESS (BSI GRIYA) Adelarasati, Zahra; Cindrakasih, RR Roosita; Fitri, Syarif
Retorika: Jurnal Komunikasi, Sosial dan Ilmu Politik Vol. 1 No. 3 (2024): Retorika: Jurnal Komunikasi, Sosial dan Ilmu Politik
Publisher : Retorika: Jurnal Komunikasi, Sosial dan Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Bank Syariah Indonesia adalah sebuah perusahaan yang beroperasi di sektor layanan, khususnya perbankan. Salah satu produknya adalah BSI Griya, yaitu sebuah fasilitas pembiayaan perumahan yang berlandaskan prinsip syariah. PT Bank Syariah Indonesia menerapkan strategi komunikasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap produk BSI Griya sehingga dapat bersaing dengan para kompetitor. Penelitian ini mengadopsi metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka, dengan analisis kualitatif berdasarkan teori AIDA (Attention, Interest, Desire, Action). Hasil penelitian menunjukkan bahwa BSI Griya menggunakan teori AIDA untuk meningkatkan kesadaran produk. Tahapan Attention melibatkan promosi di internet dengan konten menarik untuk mendapatkan perhatian nasabah. Tahapan Interest menggunakan teknik event atau kegiatan online webinar maupun offline expo dengan para developer untuk menarik costumer. Tahapan Desire melibatkan konsumen dalam menginginkan produk yang di tawarkan. Tahapan Action pengaruh iklan dari konten yang dibuat oleh tim marketing untuk BSI Griya membawa pengaruh yang cukup besar untuk menarik costumer. Strategi Komunikasi dari Bank Syariah Indonesia tersebut sangat efektif untuk meningkatkan product awareness BSI Griya.
Fenomenologi Aplikasi Bumble Sebagai Media Mencari Teman Online Mutiah, Tuty; Imron, Ali; Fitri, Syarif
Jurnal Komunikasi Vol 15, No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/jkom.v15i1.22915

Abstract

Di era digital ini, teknologi menjadi salah satu faktor utama yang mendukung aktivitas dalam kehidupan sosial. Dengan meningkatkan cara berkomunikasi melalui teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, berbagai media baru telah muncul untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. Bumble adalah aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk berbicara dengan teman baru mengenai keluh kesah hidup mereka dan mendapatkan solusi dalam waktu singkat. Aplikasi ini diklaim memberikan solusi bagi generasi muda dalam memenuhi kebutuhan interaksi sosial melalui media sosial. Bumble memiliki fitur pencarian otomatis yang akan menghubungkan pengguna dengan orang lain secara otomatis jika mereka menggunakan fitur tertentu secara bersamaan. Masuk ke dalam aplikasi ini sangat mudah, cukup dengan menggunakan akun Google atau nomor telepon. Dengan hadirnya aplikasi Bumble, waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan teman baru sangat singkat, hanya dalam hitungan menit atau bahkan detik pengguna bisa mendapatkan teman baru. Hal ini menarik peneliti untuk memahami bagaimana cara mencari teman curhat secara online. Penelitian ini menggunakan teori interaksi simbolik yang dikemukakan oleh George Herbert Mead. Dengan teori ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa aplikasi tersebut digunakan untuk berbagi keluh kesah kehidupan dengan cara curhat. Metode yang digunakan adalah fenomenologi dengan pendekatan kualitatif. Peneliti mengumpulkan data melalui observasi beberapa partisipan, wawancara mendalam, dan studi pustaka untuk memahami fenomena esensial dari pengalaman hidup partisipan.