Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Health education using the video based learning (VBL) method on the knowledge level of scabies prevention in adolescents Azizah, Alicia Syafa; Rizqiea, Noerma Shovie; Utami, Ratih Dwilestari Puji
Media Keperawatan Indonesia Vol 7, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/mki.7.1.2024.16-21

Abstract

Scabies is a contagious skin disease characterized by itching at night. Scabies prevention started from the knowledge level of scabies prevention. Health education using the Video Based Learning (VBL) method is an effort to increase scabies prevention knowledge. The study aimed to determine the effect of health education using the Video Based Learning (VBL) method on the knowledge level of scabies prevention in adolescents at the Al Ibanah Islamic Boarding School of Wonogiri. The research adopted a quantitative using a quasi-experiment method with pre and post-tests without a control group. The research population was 188 respondents with a total sampling technique. The research instrument used a questionnaire on the knowledge level of scabies prevention and tested for validity and reliability. The results presented that the average age of the respondents was 14.15 years, and they were female. The knowledge level in pre-health education using the Video Based Learning (VBL) method was good for 102 (54.3%) respondents. Post-health education with the Video Based Learning (VBL) method was good for 171 (91%) respondents. The results of the Wilcoxon test show a P-value of 0.000 (P-value <0.05). There was an effect of health education using the Video Based Learning (VBL) method on the knowledge level of scabies prevention.
PIJAT OKSITOSIN MENGGUNAKAN FENNEL ESSENTIAL OIL MEMPERCEPAT PENGELUARAN KOLOSTRUM IBU POST PARTUM SECTIO CESAREA Ekacahyaningtyas, Martina; Mustikarani, Innez Karunia; Utami, Ratih Dwilestari Puji
Intan Husada : Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 8 No. 2 (2020): Vol. 8. No. 2 Juli 2020
Publisher : Politeknik Insan Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52236/ih.v8i2.186

Abstract

Pendahuluan: Upaya peningkatan pemberian ASI berperan besar terhadap pencapaian penurunan angka kematian bayi dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. Salah satu komponen nutrisi yang penting pada ASI adalah kolostrum karena mengandung banyak antibodi untuk kekebalan bayi. Ibu melahirkan dengan sectio cesarea mengalami hambatan dalam waktu pengeluaran kolostrum karena efek penggunaan obat-obatan saat dilakukan operasi sectio cesarea dan ibu membutuhkan waktu untuk memulihkan kondisinya akibat nyeri post operasi.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat oksitosin menggunakan fennel essential oil terhadap waktu pengeluaran kolostrum pada ibu post partum sectio cesarea.Metode: Metode penelitian kuasi eksperimen menggunakan post test only design with control group. Kelompok perlakuan yaitu ibu post partum sectio cesarea yang diberikan pemijatan oksitosin menggunakan fennel essential oil dan kelompok kontrol yaitu ibu post partum sectio cesarea yang dilakukan pemijatan oksitosin tanpa menggunakan fennel essential oil. Sampel sejumlah 30 ibu post operasi sectio cesarea di RSUD Soediran Mangun Soemarso Wonogiri. Analisis penelitian menggunakan uji Mann Whitney.Hasil: Penelitian ini didapatkan hasil nilai p value 0,002 yang berarti p value < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.Kesimpulan: Ada pengaruh pijat oksitosin menggunakan fennel essential oil terhadap waktu pengeluaran kolostrum pada ibu post partum sectio cesarea. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah ibu post partum section caesarea dapat dilakukan pijat oksitosin menggunakan fennel essential oil secara teratur untuk mempercepat pengeluaran kolostrum.Kata kunci : Ibu post partum sectio cesarea, pijat oksitosin, fennel essential oil
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PHBS DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN ISPA utami, Ratih Dwilestari Puji; Rahmawati, Nur; Cahyaningtyas, Martina Eka
Intan Husada : Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 8 No. 2 (2020): Vol. 8. No. 2 Juli 2020
Publisher : Politeknik Insan Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52236/ih.v8i2.190

Abstract

Pendahuluan: Infeksi Saluran Pernafasan Akut merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di Puskesmas (40%-60%) dan rumah sakit (15%-30%), selain itu ISPA juga menjadi urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita. ISPA merupakan penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia dengan persentase 32,10% dari seluruh kematian balita. Orang tua yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, memiliki kecenderungan berperilaku hidup bersih dan sehat, tidak dilakukannya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meningkatkan resiko sebesar 5 kali lipat terjadinya ISPA berulang pada balita. Orang tua berperan dalam upaya pencegahan ISPA, antara lain pencegahan tertularnya penyakit dan perbaikan perilaku kesehatan seperti kebersihan perorangan, pemilihan makanan, sanitasi, pencahayanan, pengadaan udara yang bersih dan beberapa upaya lainnya.Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan orang tua tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan perilaku pencegahan ISPA di wilayah Posyandu Kalingga Banyuanyar Surakarta.Metode: Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel, dengan variabel independen yaitu pengetahuan orang tua tentang PHBS dan variabel dependen yaitu perilaku pencegahan ISPA diidentifikasi dalam satu waktu melalui purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 39 responden.Hasil: Dari penelitian didapatkan p value 0,023 dengan nilai p < 0,05. Sebanyak 59% responden memiliki pengetahuan sedang tentang PHBS pada tingkat sedang dan 84,6% responden memiliki perilaku pencegahan ISPA pada tingkat sedang.Kesimpulan: Ada hubungan bermakna antara antara pengetahuan orang tua tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan perilaku pencegahan ISPA di Posyandu Balita Kalingga Kelurahan Banyuanyar Surakarta.Kata kunci: Pengetahuan, PHBS, Perilaku Pencegahan ISPA.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI POSYANDU BALITA KALINGGA KELURAHAN BANYUANYAR SURAKARTA Rakhmawati, Nur; Utami, Ratih Dwilestari Puji; Mustikarani, Innez Karunia
Intan Husada : Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 8 No. 2 (2020): Vol. 8. No. 2 Juli 2020
Publisher : Politeknik Insan Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52236/ih.v8i2.193

Abstract

Pendahuluan: Imunisasi merupakan suatu strategi yang efektif dan efisien dalam meningkatkan derajat kesehatan nasional. Cakupan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi masih terdapat anak-anak yang sama sekali belum mendapatkan imunisasi atau belum lengkap imunisasinya. Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Indonesia mencapai 86,8%, dan perlu ditingkatkan hingga mencapai target 93% di tahun 2019. Universal Child Immunization (UCI) desa yang kini mencapai 82,9% perlu ditingkatkan hingga mencapai 92% di tahun 2019.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar bayiMetode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dengan analisis yang digunakan regresi logistik ganda. Populasi penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia ≥ 12 – 18 bulan dan berkunjung ke posyandu balita yang berjumlah 25 orang. Analisis data yang digunakan adalah analisis data bivariat dengan menggunakan chi square dan data multivariat menggunakan regresi logistik ganda.Hasil: Tidak ada pengaruh pekerjaan dengan kelengkapan imunisasi dasar bayi dengan p value sebesar 0,848 > 0,05. Tidak ada pengaruh pendidikan dengan kelengkapan imunisasi dasar dengan p value sebesar 0,775 > 0,05. Ada pengaruh pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar bayi dengan p value sebesar 0,037 < 0,05. Tidak ada pengaruh sikap dengan kelengkapan imunisasi dasar bayi dengan p value sebesar 0,595 > 0,05. Ada pengaruh motivasi dengan kelengkapan imunisasi dasar bayi dengan p value sebesar 0,046 < 0,05.Kesimpulan: Faktor yang paling berpengaruh adalah motivasi dengan kelengkapan imunisasi dasar, nilai Odd Ratio sebesar 20,091 berarti bahwa ibu yang mempunyai motivasi baik memiliki kemungkinan 20,091 lebih besar untuk melakukan imunisasi dasar bayi secara lengkap dibandingkan dengan ibu yang memiliki motivasi tidak baik.Kata Kunci: Pekerjaan, Pendidikan, Pengetahuan, Sikap, motivasi dan kelengkapan imunisasi dasar
THE RELATIONSHIP BETWEEN ISLAMIC RELIGIOSITY LEVEL AND ADOLESCENT DATING BEHAVIOR Andayaningtyas, Yunita; Utami, Ratih Dwilestari Puji; Agustin, Wahyu Rima
Journal of Advanced Nursing and Health Sciences Vol. 6 No. 2, Agustus 2025
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34035/kn.v6i2.1507

Abstract

Background: Adolescence is a transitional phase from childhood to adulthood. At this stage, various issues emerge, with dating behaviour being one of the prominent concerns. Dating is a form of socialisation that is influenced by Western culture. Dating behaviour that leads to risky sexual behaviour may generate various health problems, such as unwanted pregnancy, abortion, sexually transmitted infections, dropping out of school for pregnant adolescent girls, exchanging parental roles, ostracism from the community, and decreased quality of life. These negative impacts can be minimised by increasing religiosity. Religiosity recreates a function in influencing and regulating one’s behaviour. This study aimed to determine the relationship between Islamic religiosity and adolescent dating behaviour.Methods: This study employed quantitative methods with a correlational design and a cross-sectional approach. The sample consisted of 40 students using a total sampling technique. Data were collected using a questionnaire validated with an R value greater than 0.355, confirming its validity. Bivariate analysis was performed using the Spearman Rho test.Results: The results revealed that most respondents were in early adolescence (12-14 years), comprising 33 students (82.5%), with most being male (25 students or 62.5%). A high level of religiosity was observed in 32 students (80%), and non-risky dating behaviour was reported in 32 students (80%). The Spearman Rank test obtained a p-value = 0.000 (p < 0.05).Conclusions: The study concluded that a significant relationship existed between Islamic religiosity and adolescent dating behaviour at MTs Negeri 1 Sukoharjo.
THE RELATIONSHIP BETWEEN ISLAMIC RELIGIOSITY LEVEL AND ADOLESCENT DATING BEHAVIOR Andayaningtyas, Yunita; Utami, Ratih Dwilestari Puji; Agustin, Wahyu Rima
Journal of Advanced Nursing and Health Sciences Vol. 6 No. 2, Agustus 2025
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34035/kn.v6i2.1507

Abstract

Background: Adolescence is a transitional phase from childhood to adulthood. At this stage, various issues emerge, with dating behaviour being one of the prominent concerns. Dating is a form of socialisation that is influenced by Western culture. Dating behaviour that leads to risky sexual behaviour may generate various health problems, such as unwanted pregnancy, abortion, sexually transmitted infections, dropping out of school for pregnant adolescent girls, exchanging parental roles, ostracism from the community, and decreased quality of life. These negative impacts can be minimised by increasing religiosity. Religiosity recreates a function in influencing and regulating one's behaviour. This study aimed to determine the relationship between Islamic religiosity and adolescent dating behaviour.Methods: This study employed quantitative methods with a correlational design and a cross-sectional approach. The sample consisted of 40 students using a total sampling technique. Data were collected using a questionnaire validated with an R value greater than 0.355, confirming its validity. Bivariate analysis was performed using the Spearman Rho test.Results: The results revealed that most respondents were in early adolescence (12-14 years), comprising 33 students (82.5%), with most being male (25 students or 62.5%). A high level of religiosity was observed in 32 students (80%), and non-risky dating behaviour was reported in 32 students (80%). The Spearman Rank test obtained a p-value = 0.000 (p < 0.05).Conclusions: The study concluded that a significant relationship existed between Islamic religiosity and adolescent dating behaviour at MTs Negeri 1 Sukoharjo.