Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DAN POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI NEGERI I WARUNGASEM A.Rofi; Fitri Awan Arif Firmansyah; Devi Marganing Tyas; Amy Novalia Esmiati
Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang Vol. 3 No. 2 (2023): Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/empowerment.v3i2.866

Abstract

Penelitian ini bertujauan untuk mengetahui hubungan antara kemandirian dan pola asuh demokratis dengan kematangan karir pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Warungasem. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Identifikasi variabel yang terdapat dalam suatu penelitian berfungsi untuk menentukan alat pengumpul data dan teknik analisis data Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK Negeri 1 Warungasem Batang yang berjumlah 360 orang siswa berasal dari 5 program studi yang berbeda. Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana dan berganda dapat disimpulkan bahwa: Ada hubungan positif signifikan antara kemandirian dan pola asuh demokratis dengan kematangan karir siswa siswa siswa kelas XII SMK Negeri 1 Warungasem dengan koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,859. Hal ini menunjukkan bahwa kematangan karir banyak dipengaruhi oleh kemandirian dan pola asuh demokratis. This study aims to determine the relationship between independence and democratic parenting with career maturity in class XII students at SMK Negeri 1 Warungasem. This research is a type of quantitative research that aims to find relationships between variables. Identification of variables contained in a study serves to determine data collection tools and data analysis techniques. The population in this study is class XII students of SMK Negeri 1 Warungasem Batang, totaling 360 students from 5 different study programs. Based on the results of simple and multiple linear regression analysis it can be concluded that: There is a significant positive relationship between independence and democratic parenting with the career maturity of class XII students at SMK Negeri 1 Warungasem with a correlation coefficient (rxy) of 0.859. This shows that career maturity is heavily influenced by independence and democratic parenting.
Sosialisasi Pengenalan Kehidupan Kampus Sigit, Nawang; Tri Joko Sulistiyanto; Fitri Awan Arif Firmansyah; Dian Kusumawati
JURNAL INOVASI HASIL PENGABDIAN (JIHAN) Vol. 2 No. 1 (2024): JURNAL INOVASI HASIL PENGABDIAN (JIHAN)
Publisher : 3026-1791

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.45671/jihan.v2i1.28

Abstract

Sosialisasi yang bertujuan untuk memperkenalkan siswa kepada kehidupan kampus. Perguruan tinggi, yang juga disebut universitas, institut, atau akademi, adalah tahap akhir dari pendidikan formal. Mahasiswa di perguruan tinggi berkonsentrasi pada satu bidang yang mereka sukai dan berharap dapat diterapkan di tempat kerja. Siswa SMA selalu ingin memiliki karir yang sukses untuk masa depan mereka, itulah sebabnya ada persaingan yang ketat di seluruh Indonesia untuk masuk ke perguruan tinggi dan jurusan yang mereka inginkan. Metode penyuluhan atau sosialisasi digunakan untuk menyelesaikan masalah kurangnya pengetahuan siswa tentang perguruan tinggi. Materi pengenalan dunia kampus disampaikan dengan cara yang diikuti oleh diskusi. Semua siswa, terutama siswa SMA yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi, diberikan informasi melalui kegiatan sosialisasi ini. Dengan demikian, mereka akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kampus, yang merupakan tempat di mana proses pendidikan berlangsung dan tempat tujuan dan fungsi perguruan tinggi terwujud. Mereka juga akan mendapatkan pemahaman tentang etika hidup di kampus, termasuk tata tertib dan tata krama yang harus mereka taati. Ketika Anda berada di kampus, Anda pasti akan mengenal orang-orang yang bekerja di sana, seperti mahasiswa, dosen, dan karyawan.Sosialisasi yang bertujuan untuk memperkenalkan siswa kepada kehidupan kampus. Perguruan tinggi, yang juga disebut universitas, institut, atau akademi, adalah tahap akhir dari pendidikan formal. Mahasiswa di perguruan tinggi berkonsentrasi pada satu bidang yang mereka sukai dan berharap dapat diterapkan di tempat kerja. Siswa SMA selalu ingin memiliki karir yang sukses untuk masa depan mereka, itulah sebabnya ada persaingan yang ketat di seluruh Indonesia untuk masuk ke perguruan tinggi dan jurusan yang mereka inginkan. Metode penyuluhan atau sosialisasi digunakan untuk menyelesaikan masalah kurangnya pengetahuan siswa tentang perguruan tinggi. Materi pengenalan dunia kampus disampaikan dengan cara yang diikuti oleh diskusi. Semua siswa, terutama siswa SMA yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi, diberikan informasi melalui kegiatan sosialisasi ini. Dengan demikian, mereka akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kampus, yang merupakan tempat di mana proses pendidikan berlangsung dan tempat tujuan dan fungsi perguruan tinggi terwujud. Mereka juga akan mendapatkan pemahaman tentang etika hidup di kampus, termasuk tata tertib dan tata krama yang harus mereka taati. Ketika Anda berada di kampus, Anda pasti akan mengenal orang-orang yang bekerja di sana, seperti mahasiswa, dosen, dan karyawan.
PSIKOEDUKASI: PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL PADA REMAJA Amy Novalia Esmiati; Igriya Fauzi Nabilah; Amelia Putri Nirmala; Fitri Awan Arif Firmansyah
JURNAL INOVASI HASIL PENGABDIAN (JIHAN) Vol. 2 No. 2 (2024): JURNAL INOVASI HASIL PENGABDIAN (JIHAN)
Publisher : 3026-1791

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51792/jihan.v2i2.47

Abstract

Kekerasan seksual pada remaja merupakan masalah serius yang memerlukan penanganan komprehensif. MA NU 01 Banyuputih menghadapi peningkatan kasus kekerasan seksual sebesar 30% dalam dua tahun terakhir. Masalah utama yang dihadapi adalah rendahnya pengetahuan siswa tentang kekerasan seksual, minimnya keterampilan pencegahan, dan kurangnya sistem dukungan di lingkungan sekolah. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam mencegah kekerasan seksual melalui psikoedukasi komprehensif. Metode yang digunakan meliputi workshop interaktif, pelatihan peer educator, pembentukan support group, dan kampanye kesadaran. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan pengetahuan partisipan (dari 45% menjadi 85%), keberhasilan pelatihan 18 peer educator (90%), terbentuknya support group yang aktif, peningkatan kesadaran sebesar 40% melalui kampanye, dan 85% partisipan mampu mendemonstrasikan keterampilan pencegahan dengan baik. Program ini berhasil diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah, menjamin keberlanjutan upaya pencegahan kekerasan seksual pada remaja.