Arti Wulandari
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Fotografi Potret Wanita Penambang Pasir di Lereng Selatan Gunung Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta Arti Wulandari; Zulisih Maryani
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 13, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v13i1.1578

Abstract

Ketegaran dan kesabaran yang luar biasa, sebagai sesama wanita, dari para wanita penambang pasir di Lereng Selatan Gunung Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi inspirasi bagi penulis untuk diungkapkan dalam karya fotografi dengan bentuk potret hitam putih karena potret bisa mewakili keadaan sebenarnya dari objek. Penciptaan ini bertujuan mengungkapkan kehidupan wanita penambang pasir di Lereng Selatan Gunung Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta dalam fotografi potret hitam putih dikaitkan dengan aspek teknis kreatif dan fungsi nilai sosialnya.Proses perwujudan mencakup tahap-tahap penciptaan dan media yang digunakan untuk mewujudkan karya seni fotografi potret yang tentunya membutuhkan bahan, alat, dan teknik. Prosedur pelaksanaan meliputi persiapan, pemotretan, proses editing, penentuan lay out, dan pencetakan hasil akhir. Karya penciptaan ini menampilkan karya-karya yang merupakan serangkaian fotografi potret wanita penambang pasir di Lereng Selatan Gunung Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta. Melalui foto-foto yang ditampilkan diharapkan dapat memberikan sudut pandang bagi masyarakat dalam mengapresiasi sosok wanita penambang pasir, melalui ketegaran dan kesabarannya yang luar biasa. Keunggulan karya ini adalah menampilkan foto potret wanita penambang pasir dengan hitam putih sehingga tampak lebih dramatis. Obstinacy and remarkable patience, as a fellow woman, from the women sand miners in South Slope of Mount Merapi, Yogyakarta became the inspiration for the author to be expressed in the form of photographic works with black and white portrait because a portrait can represent the actual state of the object. The aim of this creation reveals a woman's life sand miners in South Slope of Mount Merapi, Yogyakarta in black and white portrait photography associated with the creative and technical aspects of the function of social value.               The embodiment process includes the stages of creation and media that are used to create works of art portrait photography that will require materials, equipment, and techniques. Implementation procedures covering the preparation, shooting, editing, determination lay out, and print the final results.            This creative work featuring the works is a series of photographic portraits of women sand miners in South Slope of Mount Merapi, Yogyakarta. Through the photographs displayed are expected to provide viewpoints for society to appreciate the female figure sand miners, through fortitude and patience were outstanding. The advantages of this work is to show a portrait photo woman sand miners with black and white so that it looks more dramatic.
LAKON PUNAKAWAN DALAM KARYA FOTOGRAFI SENI Gea Rosa; Arti Wulandari; Oscar Samaratungga
Specta: Journal of Photography, Arts, and Media Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (866.38 KB) | DOI: 10.24821/specta.v3i2.2790

Abstract

Abstrak Penciptan karya seni ini bermula dari keprihatinan terhadap pementasan wayang yang sudah mulai ditinggalkan di era milenial ini, sangat disayangkan apaila pementasan tersebut hilang begitu saja. Padahal kesenian ini sangat banyak memberikan pelajaran yang dapat membentuk karakter generasi muda menjadi lebih baik. Sebagai seorang yang lahir dan besar di Jawa, berkewajiban untuk turut andil dalam melestarikan kesenian peninggalan nenek moyang ini. Penciptaan karya seni ini mengambil tokoh Punakawan yang beranggotakan Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Tokoh-tokoh wayang tersebut diambil karena perannya dalam dunia pewayangan sangat besar. Penciptaan karya seni ini memvisualkan cuplikan lakon Punakawan ke dalam karya fotografi seni. Selain itu, ingin menyampaikan pesan moral yang terdapa dalam lakon Punakawan di  karya fotografi seni. Karya visual ini  mengandung elemen-elemen  pendukung sesuai dengan topik yang diangkat. Elemen-elemen  tersebut digabungkan dengan teknik montase yang diproses menggunakan digital imaging dan dicetak di media kertas foto.   Dengan demikian, visual yang dihadirkan sesuai dengan harapan dan pesan yang akan disampaikan bisa tersampaikan dengan baik. Kata kunci : lakon, Punakawan, fotografi seni Abstract Punakawan Play in Fine Art Photography. The creation of this art work originated from the concern about puppet showa that already  abandoned in this millenial era. It is unfortunate if the show just disappear. Exen trough this art provides a lot of knowledge that can estabilish young generation  character to be better. As a person born and raised in Java,  emerged a sense of  having an obligation to take part in perserving traditional arts. The creation of this art work takes in the figure of a slownman who consist of Semar, Gareng, Petruk and Bagong.  The Puppet caracter is taken, because of the role in the world  of puppetry is very large. The creation of this artwork visualizes snoppet of the clown. Storie into photographic artwork. Moreover, want  to convey a moral  message contained in the storie of clowns into photography artwork. The creation contain elemens that supporting as compatible as the topic raised. The  elements  combaineed with montage technique that proceeded using digital imaging and printed on photo paper, so the visual that served consistent to the hope. Also the message delivered,conveyed well. Keywords: Punakawan, play, fine art photography
DAMPAK SAMPAH PLASTIK TERHADAP HEWAN YANG DIREPRESENTASIKAN PADA TUBUH MANUSIA Maria Paragita Puspita; Arti Wulandari; Syaifudin Iskandar
Specta: Journal of Photography, Arts, and Media Vol 5, No 2 (2021): Specta: Journal of Photography, Arts, and Media
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/specta.v5i2.3756

Abstract

The Impact of Plastic Waste on Animals Represented on the Human Body. Expression refers to an artist’s inner feelings, or ideas. In addition to being a medium of expression, photos can be a medium of messaging. The easiest way to describe the intent or message of a photo is making the addition of properties related to the object as a supporting element. The creation of this photo work shows the impact of plastic waste on animal life through visual language on the human body. Plas- tic waste and the human body become very important objects in creation process. Plastic waste is a lightweight and durable object that is no longer used. The human body was chosen to express and represent how harmed and injured animals feel from the impact of plastic waste. Representation is the act of representing, describing or symbolizing objects and/or processes. The result of this photo creation is expected to represent the embodiment of the idea of what if humans feel the same way animals feel because of the impact of plastic waste.ABSTRAKEkspresi merupakan ungkapan batin, perasaan, atau gagasan seorang seniman. Selain menjadi media ekspresi, foto bisa menjadi media penyampaian pesan. Cara yang paling mudah untuk menggambarkan maksud atau pesan dari sebuah foto dengan penambahan properti yang berhubungan dengan objek sebagai elemen pendukung. Artikel ini bertujuan menjabarkan penciptaan karya fotografi yang menampilkan dampak sampah plastik terhadap kehidupan hewan dengan objek tubuh manusia. Sampah plastik dan tubuh manusia menjadi objek penelitian dalam pembuatan karya ini. Metode perwujudan karya yang dilakukan adalah pencarian ide, pemotretan, editing, kurasi foto, penyajian karya foto. Hasil karya memperlihatkan bagaimana tubuh manusia mengekspresikan dan merepresentasikan perasaan hewan-hewan yang mati dan terluka karena dampak sampah plastik.
SIMULACRA YOGYAKARTA DENGAN DRONE PHOTOGRAPHY Kevin Andrian; Arti Wulandari; Oscar Samaratungga
Specta: Journal of Photography, Arts, and Media Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1050.816 KB) | DOI: 10.24821/specta.v1i2.1903

Abstract

Yogyakarta merupakan tempat yang pantas dan prayoga menjadi suri keindahan alam semesta. Tentu hal ini berkaitan dengan keistimewaan yang dimilikinya, baik yang tampak secara fisik maupun tidak. Namun demikian, seiring dengan berjalannya waktu keistimewaan tersebut kian pudar. Hal tersebut menimbulkan gejolak dalam diri dan ingin menyampaikannya melalui medium fotografi sebagai bentuk ungkapan ekspresi. Untuk itu diperlukan suatu cara yang berbeda karena Yogyakarta sudah terlalu sering diangkat sebagai objek fotografi. Drone photography dan simulacra merupakan kombinasi yang sesuai karena memiliki kekuatan menggoda siapapun untuk melihatnya. Drone photography memberikan ruang eksplorasi yang luas, sementara simulacra yang berarti replika dari realitas memberikan ruang eksperimentasi yang tidak terbatas. Keleluasaan penempatan kamera merupakan kekuatan utama dalam drone photography, namun demikian banyak pula kendala yang muncul. Hal tersebut menjadi tantangan dalam penciptaan karya dengan judul “Simulacra Yogyakarta dengan Drone Photography”. Eksperimentasi yang dilakukan tidak terbatas pada hadirnya sebuah karya namun juga bagaimana sebuah karya disajikan untuk memberikan pengalaman yang lebih bagi penikmatnya. Menampilkan Yogyakarta dalam bentuk simulacra tidak hanya sekadar untuk menggoda, namun juga untuk memberikan cara yang berbeda untuk menikmati keistimewaan dan memahami permasalahan yang ada di Yogyakarta.Kata Kunci : simulacra, Yogyakarta, drone photography 
SEBUAH DESKRIPSI AWAL TENTANG WANITA SEBAGAI OBJEK DALAM KARYA SENI FOTOGRAFI INDONESIA Arti Wulandari
Specta: Journal of Photography, Arts, and Media Vol 5, No 2 (2021): Specta: Journal of Photography, Arts, and Media
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/specta.v5i2.5891

Abstract

An Initial Description of Woman as the Object of Indonesian Art Photography. S-1 Photography Study Program, FSMR, ISI Yogyakarta as an art education institution in the field of photography, founded in 1993, started to graduate students in 1998. Until now, the S-1 Photography Study Program, FSMR, ISI Yogyakarta has graduated a number of art graduates from three concentrations, namely art photography, journalism, and commercial. Among the various themes that raise issues of life that are displayed in photographic works of art, one that is interesting to discuss is about women, both raised in photographic works of art created by female photographers and male photographers who have a concern in women. This research aims to analyze women as objects in photographic works of art (a case study in the Final Project of the S-1 Photography Study Program, FSMR, ISI Yogyakarta). The methods used are data collection, data classification, and data analysis. After the data was obtained from digilib.isi.ac.id and the Library of Photography Study Program, FSMR, ISI Yogyakarta and classified according to the main concentrations of expression, journalism, and commercial, the finding showed 64 titles of the Final Project of the S-1 Photography Study Program, FSMR, ISI Yogyakarta with the object of women. The details for the three study concentrations are 19 in the field of expression photography, 11 in the field of journalistic photography, and 34 in the field of commercial photography. Further studies on the aesthetic aspects of photographic works of art, which include ideational and technical aspects, can be carried out based on these initial findings.   ABSTRAKProgram Studi S-1 Fotografi,  FSMR, ISI Yogyakarta sebagai lembaga pendidikan seni di bidang fotografi, yang didirikan pada tahun 1993 mulai meluluskan sarjana pada tahun 1998. Hingga saat ini Program Studi S-1 Fotografi,  FSMR, ISI Yogyakarta telah meluluskan sejumlah sarjana seni fotografi.  Di antara beragamnya tema yang mengangkat persoalan kehidupan yang ditampilkan dalam karya seni fotografi, salah satu yang menarik adalah tentang wanita, baik yang diangkat dalam karya seni fotografi yang dicipta oleh fotografer wanita maupun fotografer pria yang mempunyai perhatian kepada wanita. Penelitian ini akan mengkaji wanita sebagai objek dalam karya seni fotografi (studi kasus dalam Tugas Akhir Program Studi S-1 Fotografi, FSMR, ISI Yogyakarta). Metode yang akan dilakukan adalah pengumpulan data, pengklasifikasian data, dan analisis data. Setelah data diperoleh dari digilib.isi.ac.id dan Perpustakaan Program Studi Fotografi, FSMR, ISI Yogyakarta dan diklasifikasikan menurut bidang seni/ekspresi, jurnalistik, dan komersial hasilnya diperoleh 64 judul TA karya seni fotografi Tugas Akhir Program Studi S-1 Fotografi, FSMR, ISI Yogyakarta yang berobjek wanita atau perempuan. Rincian untuk ketiga bidang itu adalah 19 di bidang fotografi seni/ekspresi, 11 di bidang fotografi jurnalistik, dan 34 di bidang fotografi komersial. Kajian lebih lanjut tentang aspek estetik karya seni fotografi,  dapat dilakukan berdasarkan hasil temuan awal ini.
MEMORABILIA: OLD PHOTOGRAPHIC PROCESSES APPLICATION ON FUNCTIONAL OBJECTS Alan Ridho Irezalnov; Irwandi Irwandi; Arti Wulandari
Specta: Journal of Photography, Arts, and Media Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1270.039 KB) | DOI: 10.24821/specta.v3i1.2844

Abstract

 Memorabilia: Old Photographic Process Application on Functional Objects. It is a concept of creating photographic artwork as a personal expression of memories that have passed for a long time, or have just been overlooked because they are triggered by an object or moment and are always ringing in the mind so that they bring back memories of the past. As one of several old photographic processes, Vandyke print is a photo printing technique in the nineteenth century with monochrome (sepia) color characters that fits perfectly with the old impression of representing memorabilia memories that are realized in visual form. In this creation, functional objects are used as photo print media. Material or objects used as media to express ideas are such as something impressive,  penetrating into feeling, thought, or action.  Generally  the material is understood to be passive, but on this context, things become active because they can trigger someone's memory of memorabilia. The works aim to bring back the memory of the past by printing old photographic processes by responding to functional objects which have personal stories and leave an impression. Apart from provoking the memories of the past, the photographic works could also become a personal reference of how important those memorabilia were.  Keywords: memorabilia, old photographic process, functional objects
PAKU SEBAGAI REPRESENTASI DIRI DALAM FOTOGRAFI EKSPRESI Tri Mukti Yuliana; Arti Wulandari; Syaifudin Syaifudin
Specta: Journal of Photography, Arts, and Media Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.288 KB) | DOI: 10.24821/specta.v2i2.2555

Abstract

AbstrakSebuah foto selain berfungsi untuk merekam realitas objektif juga dapat memberikan ruang berekspresi secara personal bagi fotografernya. Karya fotografi yang diciptakan di sini mengangkat persoalan diri dan direpresentasikan melalui objek paku bersama objek-objek lain yang mendukung narasi tentang diri. Eksistensi diri tentunya tidak lepas dengan lingkungan yang ditinggali. Manusia lahir dalam sebuah keluarga dan kemudian bertemu dan berinteraksi dengan berbagai macam lingkungan sosial. Narasi tentang diri dihadirkan secara tersirat dan mengangkat persoalan seperti fenomena lingkungan yang mempengaruhi terbentuknya diri. Visualisasi penciptaan karya fotografi ini menggunakan teknik penggabungan foto untuk menghasilkan karya sesuai dengan narasi yang dibangun. Selain itu, untuk memvisualisasikan representasi diri melalui objek paku, objek paku juga akan dieksplorasi dan diinteraksikan dengan objek-objek pendukung. Objek-objek tersebut belum tentu memiliki hubungan fungsi dalam dunia nyata. Narasi yang akan dibangun melalui objek paku ini ialah dengan mencari kode serta makna-makna simbolis objek sehingga hasil visual dalam foto menjadi beragam dan menarik.Kata kunci: paku, representasi diri, fotografi ekspresi, simbol   AbstractNail as Self Representation in Fine Art Photography. A photograph, aside of capturing reality, it can be used as a space to express photographer's feeling and his personal perspective about the world. Photographs created here were about self matters represented through nail alongside with another objects as the story of self. Self existence is always related with the place of someone’s lives. People are born in a family and interact with many social environments. These matters of self talks about social phenomenon that affect personal self development. The narations which already gathered were presented implicitly in the photos. These photographs' creation were visualized by combining several photos into one, creating surreal image. Besides, visualizing the idea was applied by exploring and interacting the nail with another objects which were considered relevant with the concept. These object sometimes had no functional relation in reality. The concept of narration here was built up from symbolic meaning of the objects so the visualization of the photographs could be various and became more interesting.Keywords: nail, representation of self, fine art photography, symbol
SAMPAH POLA KONSUMTIF DALAM KARYA FOTOGRAFI STILL LIFE Arief Pristianto; Tanto Harthoko; Arti Wulandari
Specta: Journal of Photography, Arts, and Media Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1179.422 KB) | DOI: 10.24821/specta.v2i1.2465

Abstract

AbstrakSampah menjadi persoalan yang tidak pernah selesai, dari zaman purba hingga sekarang, keberadaannya semakin banyak dan mulai tidak terkendali. Berbagai berita baik di media cetak maupun elektronik selalu menawarkan bermacam-macam produk yang menggiurkan masyarakat untuk melakukan peran konsumtif, dan akan berbahaya jika masyarakat tidak menyadari bahwa dari sisa konsumtif akan terjadi sampah. Penciptaan karya fotografi ini bertujuan untuk memunculkan foto-foto tentang sampah pola konsumtif dari penulis. Berdasarkan atas pola konsumtif tersebut diperoleh data otentik tentang perilaku konsumsi diri sendiri yang kemudian dikonstruksi menjadi rancangan untuk pemotretan. Foto yang dihasilkan merupakan karya seni fotografi still life dalam ranah fotografi kontemporer. Karya-karya yang dihasilkan menunjukkan bahwa kamera bukan hanya merepresentasikan ide dan perilaku kelompok manusia, melainkan juga dapat merepresentasikan pola tindakan biologis manusia.Kata kunci: sampah, pola konsumtif, still life, fotografi seni  AbstractWaste of Consumptive Behavior in Still Life Photography. Waste becomes a never ending issues, from the ancient times to the present, it is getting more and more and even  it is getting out of hand. Various news either in printed and electronic media has always offered a variety of tantalizing products to perform the role of the consumer society, and it will be dangerous if people are not aware that the residual consumption will end up as wastes.The creation of this photography work aims to bring photographs of waste as a result of author’s consumptive behavior.Based on the mentioned consumptive behavior, a set of authentic data about own consumptive behavior was collected and constructed as master plan for the photography creation. Resulting photographs show thay thay belong to the genre of still life photography in the domain of contemporary photography.  The photographs proved that camera was not only able to represent ideas and the habit of certain people, but also to represent the pattern of human’s biological life. Keywords: waste, consumptive behavior, still life, fine art photography 
DIMENSI SPASIAL DALAM FOTOGRAFI EKSPRESI Kristoforus Agung; Mahendradewa Suminto; Arti Wulandari
Specta: Journal of Photography, Arts, and Media Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (902.258 KB) | DOI: 10.24821/specta.v1i2.1905

Abstract

Fotografi yang pada umumnya berfungsi sebagai alat dokumentasi telah berkembang selaras dengan kemajuan teknologi dan daya kreatif manusia. Fotografi tidak sekadar menciptakan citraan yang begitu akurat, rinci, dan objektif dalam mengapresiasikan realitas (representasi). Namun, fotografi juga memberikan dampak yang sangat luas. Fotografi menghasilkan tata bahasa baru berupa bahasa visual, dan yang paling penting adalah kemampuan membentuk etika cara pandang baru terhadap suatu kenyataan. ‘Dimensi Spasial dalam Fotografi Ekspresi’ adalah sebuah konsep penciptaan karya fotografi seni sebagai ungkapan ekspresi dalam merespon visualisasi jarak-ruang yang dilihat melalui pemanfaatan framing sebagai metafora terhadap keberjarakan terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Pengembangan unsur framing dalam perwujudan karya sebagai visualisasi mengenai dimensi spasial.Kata Kunci: dimensi spasial, fotografi ekspresi, framing
YOGYAKARTA DALAM FOTOGRAFI IMPRESIONISME Wiwid Widya Apriyadi; Arti Wulandari; Oscar Samaratungga
Specta: Journal of Photography, Arts, and Media Vol 5, No 1 (2021): Specta: Journal of Photography, Arts, and Media
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/specta.v5i1.5007

Abstract

Yogyakarta in The Impressionism Photography. The creation of photographic works with the title “Yogyakarta in Impressionism Photography” aims to present the scenery of Yogyakarta area using photographic techniques that look like an impressionist painting. The main objects in these photographic works are historical and natural tourist attractions in Yogyakarta area. The intensity of experience and feeling conveyed in this creation of photographic work are the feeling of boredom of the routines that are carried out in photographing, especially taking landscape photography. The method implemented for the photo creation was to have exploration and experimentation in photographing landscapes. Exploration and experimentation are conducted by moving the camera around the object or moving the camera during the image recording process. The result of the creation of this artwork is that photographic works resemble the impressionist paintings. ABSTRAKPenciptaan karya fotografi dengan judul "Yogyakarta dalam Fotografi Impresionisme" bertujuan untuk menampilkan objek pemandangan Yogyakarta yang dikemas dengan teknik fotografi dengan visualisasi berbentuk seperti lukisan impresionisme. Objek utama dalam penciptaan karya fotografi ini adalah tempat wisata bersejarah dan wisata alam di kawasan Yogyakarta. Intensitas pengalaman dan perasaan yang dituangkan dalam penciptaan karya fotografi ini adalah rasa jenuh terhadap rutinitas yang dilakukan dalam memotret, terutama memotret fotografi panorama. Rasa jenuh ini mendorong untuk melakukan eksplorasi dan eksperimentasi dalam memotret panorama. Eksplorasi dan eksperimentasi dilakukan dengan cara melakukan pemotretan memutari objek dan menggerakkan kamera pada saat proses perekaman gambar.Hasil dari penciptaan karya seni ini adalah karya fotografi dengan kesan lukisan impresionisme.