Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KONSEP PEMELIHARAAN HARTA ANAK YATIM PERSPEKTIF QS. AN-NISA AYAT 5-10 Khofifah Alawiyah
Al-Kauniyah Vol. 4 No. 1 (2023): Al-Kauniyah
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir STAIN Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56874/alkauniyah.v4i1.1362

Abstract

Anak yatim adalah kelompok yang tidak boleh diabaikan dalam Islam. Mereka termasuk dari generasi selanjutnya yang dapat memberikan kontribusi dalam koridor internal keluarganya, masyarakat sekitar ataupun kontribusi bagi negara. Adapun pengasuhan dan perawatan terhadap anak yatim dan harta mereka sepeninggal kedua orang tuanya dibebankan kepada wali yang diwasiati, baik secara lisan maupun memalui surat wasiat, hal ini juga dituliskan dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Pasal 51 ayat 1 dan KHI Pasal 109. Diharapkan agar wali memperlakukan anak yatim dengan baik dan memenuhi segala kebutuhannya, mencakup perawatan diri, pembinaan pendidikan dan moral serata pemeliharaan harta anak yatim yang diwariskan dari orang tuanya. Pemeliharaan harta anak yatim yang dilakukan oleh wali harus mempunyai konsep dalam pengelolaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Al-Qur’an telah mengajarkan konsep dalam memelihara anak yatim, hal itu dapat ditemui dalam QS. An-Nisa’ ayat 5-10, yang pada kenyataannya hal tersebut belum dilaksanakan sebagaimana ajaran Islam karena masih banyak para wali anak yatim yang bebrbuat dzalim terhadap harta mereka. Wali tidak diperkenankan menggunakan harta anak yatim secara semena-mena sehingga akan menimbulkan kerugian terhadap diri anak yatim. Perwalian terhadap anak yatim akan berlangsung sampai anak tersebut mencapai usia baligh, dewasa dan memiliki kecakapan untuk mengelola hartanya. Setalah mencapai pada batas tersebut, hartanya harus diserahkan kepada pemilik aslinya serta turut menghadirkan saksi agar tidak terjadi perselisihan atau pertengkeran dikemudian hari. Dengan menangkap dan mencerna konsep pemeliharaan harta anak yatim, diharapkan wali dapat lebih berhati-hati dan memperhatikan penjagaannya terhadap harta tersebut sampai saat diamana ia harus menyerahkannya.
Optimisme Al-Qur’an dalam Meningkatkan Adversity Quotient (Studi Ilmu Ma’ani QS. As-Syarh: 5-8) Khofifah Alawiyah; Muhammad Nuruddien
Jurnal Al-Mubarak: Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Tafsir Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Al-Mubarak
Publisher : LP2M IAIM Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-mubarak.v8i1.1971

Abstract

Kehidupan takkan luput dari berbagai persoalan baik dalam pekerjaan, keluarga, lingkaran sosial, persaingan, beban hidup dan lain sebagainya yang menjadikan seseorang yang mengalami hal tersebut gelisah, takut bahkan depresi. Al-Qur’an menjelaskan sikap yang harus dipakai saat menghadapi kesulitan, yakni sabar dan tetap berusaha. Namun hal ini berbanding terbalik dengan apa yang terjadi dalam kenyataan. Banyak terjadi kasus bunuh diri berawal dari rasa depresi karena tidak menemukan jalar keluar, baik dikarenakan masalah yang berhubungan dengan keluarga, lingkaran pertemanan, kuliah maupun asmara. Tekanan jidup jika tidak dibarengi dengan kesiapan mental dan Adversity Quotient yang tinggi akan menjadikan seseorang yang mengalaminya bahkan tak sedikit yang memilih untuk melakukan tindak bunuh diri. Maka dari itu, Paul G.Stolz menawarkan metode LEAD (Listen, Explored, Analized, Do) dan STOPPERS! untuk meningkatkan AQ seseorang. Dari hasil penelitian yang didapat dari analisi QS. As-Syarh (94) ayat 5-8 menggunakan pendekatan ilmu ma’ani menunjukkan bahwa Al-Qur’an turut andil dalam memberikan pesan kepada individu agar meningkatkan Adversity Quotient masing-masing, yaitu agar seseorang ketika saat menghadapi kesulitan selalu optimis bahwa solusi dari Allah pasti akan datang, positive thinking dan selalu melakukan kesibukan yang bermanfaat sehingga terlepas dari pikiran-pikiran yang negatif yang dapat merendahakan adversity quotient dalam diri seseorang.
TRADISI MENGHADIAHKAN PAHALA SURAT AL-FATIHAH KEPADA MAYIT Alawiyah, Khofifah; Much Raf Rafy Al Ghiyats
BASHA'IR: JURNAL STUDI AL-QUR'AN DAN TAFSIR Vol 3 No 2 (2023): Basha'ir: Jurnal Studi Al-Quran dan Tafsir
Publisher : Prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47498/bashair.v3i2.2369

Abstract

The reading of Surat Al-Fatihah for mayit is a tradition that is commonly carried out in the community regardless of differences of opinion regarding the delivery of merit to mayit. The results of this study mention that the tradition of reading Al-Fatihah is included as 'urf yang shahih. The difference of opinion conveyed the reading reward is caused by differences in scholars in using propositions that discuss a problem. But this difference should not create divisions between groups because a difference is a grace that must be addressed properly. This research uses a field research method with a deductive approach to see the phenomenon of the tradition of rewarding mayit, then condensed through related postulates. From this research, it was obtained that there were several differences in scholars regarding the delivery of merit to mayit or not. The difference is due to differences in the use of postulates. Some scholars consider that the hadith can be understood textually while others understand it contextually.
Pembelajaran Fikih Mukena: “Hukum, Syarat, dan Hal-hal yang Sering Terabaikan” di Madrasah Diniyah Putri Roudlotul Mubarokah Wates Wonomulyo Alawiyah, Khofifah; Dewi Masitoh Arum Sari; M Imamul Muttaqin
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Kepulauan Riau (JPPM Kepri) Vol. 4 No. 1 (2024): Volume 4 Nomor 1, 2024
Publisher : STAIN SULTAN ABDURRAHMAN KEPRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/jppmkepri.v4i1.1279

Abstract

Sebagian besar santri Madrasah Diniyah Putri Roudlotul Mubarokah telah mempelajari fikih tentang batasan aurat dalam shalat dengan mengikuti batasan madzhab Syafi’iyah. Namun dalam pelaksanaannya, masih terdapat santri yang belum memenuhi standar terutupnya aurat ketika menggunakan mukena sebagai media penutup aurat. Strategi pembelajaran dan pelatihan fikih wanita yang difokuskan dalam tema “batasan aurat dalam shalat” dan dikaitkan dengan penggunaan mukena diangkat oleh mahasiswa KKM Kelompok 97 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun 2023-2024 sebagai bentuk pengabdian pada masyarakat khususnya para pemudi Dusun Wates untuk memberikan pemahaman yang baik terkait menutup aurat dalam shalat agar bisa menjalankan kewajiban agama dengan baik sesuai dengan syariat Islam. Melalui pembelajaran berbasis PAR (Participatory Action Reasearch), mahasiswa mengupayakan tersampaikannya materi dengan baik serta mengikutsertakan para santri, sebagai peserta, untuk terlibat dalam proses pembelajaran melalui praktik langsung. Dalam pemantauan terhadap shalat jamaah isya santri pada dua kali pertemuan setelah disampaikannya materi sebagai tindak lanjut, peneliti menemukan hasil bahwa para santri yang pada mulanya tidak memahami detail batasan tertutupnya aurat dalam penggunaan mukena, menjadi lebih berhati-hati dalam memakai mukena.