Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SIKAP PEMBUDIDAYA DALAM PENYULUHAN KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN DI DESA KERTAYASA, KECAMATAN CIJULANG, KABUPATEN PANGANDARAN Roffi Grandiosa; Rioaldi Sugandhy; Anggi Nugraha
Farmers: Journal of Community Services Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/fjcs.v1i1.28863

Abstract

Keberhasilan budidaya air tawar di wilayah Pangandaran sangat tergantung kepada pengetahuan pembudidaya dalam melakukan budidaya ikan yang berkelanjutan.yuluh Salah satu hambatan adalah pengetahuan mengenai kualitas air yang sering kali dituduh sebagai hal yang menyebabkan permasalahan rendahnya produksi budidaya. Pembudidaya di Desa Kertayasa yang tergabung dalam kelompok pembudidaya Kawungsari telah dikenal di Pangandaran sebagai kelompok pembudidaya yang cukup sukses mengembangkan budidaya Gurame dan saat ini telah mengembangkan pula spesies akuakultur lain yakni Pangasius dan Tilapia. Salah satu hambatan utama yakni pengetahuan mengenai akuakultur yang masih kurang terutama tentang manajemen kualitas air. Hal ini sangat mendukung keberhasilan budidaya namun pengetahuan tersebut layak ditingkatkan. Inisiasi untuk melakukan penyuluhan dan mengarahkan pembudidaya sangat direspon positif oleh pembudidaya sehingga saat ini pembudidaya mengetahui mengenai faktor penting dalam kualitas air yakni ammonia, suhu dan pH yang terkait produksi ikan. Selanjutnya, pengetahuan mengenai kualitas air harus diberikan berulangkali terutama dengan focus metoda praktis dalam mempraktekkan alat pengukur kualitas air. Pada akhirnya, keberhasilan budidaya ikan di pedesaan sangat bergantung dengan metoda aplikasi yang baik sehingga dapat memperkuat perkembangan komunitas pembudidaya.
a Penggunaan Campuran Tepung Udang Rebon (Acetes Sp.) Dalam Pakan Komersil Terhadap Kecerahan Warna Ikan Komet (Carassius Auratus) Viona Liuprilita Budiman; Ibnu Dwi Buwono; Kiki Haetami; Roffi Grandiosa
Jurnal Perikanan Unram Vol 14 No 3 (2024): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v14i3.1047

Abstract

This study aims to investigate the effect of adding shrimp head flour (Acetes sp.) to commercial feed on the color brightness of comet goldfish, as well as to determine the optimal usage level that can achieve the highest brightness level. The research method employed was a complete randomized design (CRD) with four treatments: (A) control 0%, (B) 10%, (C) 20%, and (D) 30% shrimp head flour. The study was conducted over 40 days, with observations made every 10 days using the Toca Color Finder to assess fish color. The results indicate that adding shrimp head flour to commercial feed significantly enhances the brightness of comet goldfish compared to the control, although there was no significant difference observed among treatments with varying levels of shrimp head flour. The highest increase in color brightness
Utilizing of black cumin (Nigella sativa) flour to increase the immunity system of tilapia (Oreochromis niloticus) against Aeromonas hydrophila bacteria attack Norma Rizki Silviana; Rosidah; Wahyuniar Pamungkas; Roffi Grandiosa
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 21 No. 2 (2022): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.21.2.161-177

Abstract

ABSTRACT This study aims to determine dose of black cumin flour in fish feed diets which can improve the disease resistance of tilapia against the attack of A. hydrophila. This study was used tilapia juvenile with a size of 7 – 8 cm. This study was conducted from March – May 2021 and the experimental method is completely randomized design (CRD) with 5 treatments and 3 replications. The treatment used were addition of black cumin flour into fish feed with doses 0 (A), 20 (B), 35 (C), 50 (D), and 65 (E) g/Kg feed. The treatments fed by supplemental diets contained black cumin flour was conducted for 14 days, then a challenge test was carried out with the infection of A. hydrophila bacteria by immersion for14 days. A. hydrophila bacteria used to infect fish had a density of 108 CFU/mL. The Parameters used were total leukocyte, hematocrit, total leukocyte differential, clinical symptoms, survival rate and water quality. The result showed that black cumin flour was effective to increase the immunity system of tilapia. The dose of 50 g/Kg feed was effective showed increase the highest percentage increase in white blood cells of 64.56%, compared to treatments B, C, and E which showed an increase in white blood cells of 47.40%, 48.82% and 1.2%, respectively. Treatment A decreased the percentage of white blood cells by 19.52%. The 50 g dose of black cumin showed the highest percentage value of hematocrit and leukocyte differential in tilapia fry, respectively 34%, lymphocytes 84.3%, monocytes 6%, and neutrophils 9.7% with the fastest recovery period (4 days) and after the challenge test resulted in the highest survival rate of 95%. Keywords: Aeromonas hydrophila, tilapia juvenile, black cumin, immune system ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis tepung jintan hitam dalam formula pakan ikan yang dapat meningkatkan ketahanan tubuh ikan nila terhadap serangan bakteri A. hydrophila. Penelitian ini menggunakan benih ikan nila dengan ukuran 7-8 cm. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2021 dan metode eksperimen yang digunakan adalah model Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah penambahan tepung jintan hitam pada pakan dengan dosis 0 (A), 20 (B), 35 (C) 50 (D) dan 65 (E) g/Kg pakan. Pemeliharaan ikan uji yang diberikan perlakuan yang mengandung tepung jintan hitam dilakukan selama 14 hari, setelah itu dilanjutkan uji tantang menggunakan bakteri A. hydrophila dengan metode immersi selama 14 hari. Bakteri A. hydrophila yang digunakan untuk menginfeksi ikan memiliki kepadatan 108 CFU/mL. Parameter yang digunakan yaitu leukosit, hematokrit, differensial leukosit, gejala klinis, kelangsungan hidup dan kualitas air. Hasil penelitian memperlihatkan tepung jintan hitam dapat meningkatkan ketahanan tubuh ikan nila. Dosis jintan hitam 50 g per 1 kg pakan paling efektif, terlihat dari persentase peningkatan sel darah putih tertinggi sebesar 64.56%, dibandingkan perlakuan B, C, dan E yang masing masing menunjukan peningkatan sel darah putih sebesar 47.40%, 48.82% dan 1.2%. Perlakuan A mengalami penurunan persentase sel darah putih sebesar 19.52%. Dosis jintan hitam 50 g menunjukkan nilai persentase hematokrit dan differensial leukosit yang paling tinggi pada benih ikan nila, masing-masing sebesar 34%, limfosit 84.3%, monosit 6%, dan neutrofil 9.7% dengan masa pemulihan tercepat (4 hari) dan setelah di uji tantang menghasilkan kelangsungan hidup tertinggi yaitu sebesar 95%. Kata kunci: Aeromonas hydrophila, benih ikan nila, jintan hitam, sistem imu
Intensity and Prevalence of Ectoparasites in Carp in Cirata Reservoir KJA, Cianjur Regency, West Java Sri Lusi Mulyani; Mulyani, Yuniar; Rochima, Emma; Roffi Grandiosa
Grouper Vol. 16 No. 1 (2025): Grouper : Jurnal Ilmiah Perikanan
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/grouper.v16i1.275

Abstract

One of the problems that arise in fish farming is the occurrence of disease attacks that can cause losses to farmers. Parasites that are classified as ectoparasites themselves usually live outside the host. The purpose of this study was to analyze the level of intensity and prevalence of ectoparasites in goldfish in Floating Net Cages (KJA). The study used a survey method, fish samples were taken using purposive sampling method. The results showed that the highest intensity value at station 1 was Tricodina sp. 7 ind/head, station 2 was Ichthyophtirius multifilis which was 2.5 ind/head, station 3 was Dactylogyrus sp. which was 2.75 ind/head with a low-medium category. The lowest intensity value is station 1 Lernea sp. and Ergasilus sp. 1 ind/head, station 2 namely Vorticella sp. and Gyrodactylus sp. namely 1 ind/head, station 3 Chilodonella sp. and Gyrodactylogyrus sp. namely 1 ind/head with a low category. The prevalence value of station 1 is Dactylogyrus sp. 20%, station 2 Dactylogyrus sp. 20.00%, station 3 Dactylogyrus sp. 20.00% with frequent category. The lowest station 1 Lernea sp. 3.33%, Tricodina sp. 3.33%, Ergasilus sp. 3.33%, and Ichthyophtirius multifilis 3.33%. Station 2 Chilodonella sp. 3.33%, and Vorticella sp. 3.33%. Station 3 Gyrodactylus sp. 3.33% with the category sometimes.