Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Participation of Family Planning Acceptors with The “Bobodoran” Culture Approach in The Community of Sumulagung Village Cikunir Tasikmalaya 20 Chanty Yunie Hartiningrum; Annisa Rahmidini
JURNAL KEBIDANAN Vol 10, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jkb.v10i1.5443

Abstract

One strategy to lower Maternal Mortality Rate (MMR), Infant Mortality Rate, as well as the total fertility rate (TFR), is with family planning, was by family planning, the main target is an unmet need and mother after childbirth. This was done to the increase in maternal health, especially in reproduction. Based on the results of a survey that applied Sumulagung hamlet Kabupaten Tasikmalaya, these charges in the future the results of that there were still 12,5 % woman are in their reproductive age (WUS) who have not yet use contraceptive tools, wus have used a contraceptive device itself has yet to does not reflect the objectives in family planning and how old it is. The purpose of the research is to increase public participation in using a contraceptive device fit through a cultural approach bobodoran as a media promotion of health. The research is quantitative, using quasi-experimental methods with the Pre and Post-test one group approaches. Retrieval of data by purposive sampling, and analysis of the data of different tests. The total sample in research 85 women are in their reproductive age. The result of this research by using Wilcoxon analysis or test showed that there was a rise in participation in a contraceptive device consistent with the objectives of the age of WUS, in addition, there were also increasing the knowledge and attitude related a contraceptive device before and after bobodoran performance culture. Health education with Bobodoran can increase the participation of family planning acceptors.
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN CATATAN KEHAMILAN DIGITAL SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN Chanty Yunie Hartiningrum; Sinta Fitriani
Jurnal BIMTAS: Jurnal Kebidanan Umtas Vol. 5 No. 2 (2021): Jurnal Bimtas: Jurnal Kebidanan Umtas
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35568/bimtas.v5i2.1861

Abstract

Latar belakang : Media dalam promosi kesehatan merupakan salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan proses pembelajaran sehingga lebih menarik perhatian dan materi yang disampaikan akan lebih mudah dipahami oleh sasaran saat mendapatkan pelayanan antenatal care. E-health merupakan penggunaan sarana elektronik atau teknologi digital untuk menyampaikan informasi, sumber daya, dan layanan yang terkait dengan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penggunaan Catatan Kehamilan digital sebagai media komunikasi dalam pelayanan kebidanan di Tasikmalaya. Metodologi penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di wilayah Desa Cikunir. Teknik pengambilan sampling dilakukan dengan purposive sampling dimana terdapat 20 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan aplikasi kehamilan digital. Teknik analisis data menggunakan uji t karena data berdistribusi normal. Hasil penelitian : nilai signifikansi 0.000 < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan rata rata pengetahuan sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi catatan kehamilan (ada pengaruh penggunaan aplikasi catatan kehamilan terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil). Saran : Ibu hamil disarankan untuk meningkatkan upaya pencarian informasi kesehatan melalui berbagai cara salah satunya dengan memanfaatkan media berbasis android yang memiliki desain menarik dan praktis.
Analisis Kesesuaian Penggunaaan Alat Kontrasepsi Dengan Tujuan BerKB menggunakan Aplikasi e-KABE Annisa Rahmidini; Chanty Yunie Hartiningrum
Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah Vol 17, No 1 (2021): Juni
Publisher : Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.874 KB) | DOI: 10.31101/jkk.1732

Abstract

Program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia merupakan salah satu upaya dalam mengendalikan dan menurunkan laju pertumbuhan penduduk dengan cara meningkatkan angka prevalensi kontrasepsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang sebuah aplikasi yang dapat membantu akseptor KB terwujud kesesuaian penggunaan alat kontrasepsi dengan tujuan ber-KB. Aplikasi e-KABE dirancang untuk dapat membantu para akseptor sehingga meningkatkan efektifitas alat kontrasepsi, didalam aplikasi tersebut terdapat beberapa menu diantaranya reminder meminum pil KB dan kunjungan ulang untuk KB Suntik. Metode penelitian yang digunakan kualitatif dengan analisis data reduction (reduksi data), data display (penyajian data-data) dan conclusion drawing atau verifikasi. Dari hasil uji coba terhadap 7 akseptor KB aplikasi e-KABE dinyatakan dapat membantu dalam mengingatkan waktu meminum pil dan kunjungan ulang KB Suntik.
GAMBARAN JENIS ALAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN BERDASARKAN UMUR DAN PARITAS DI DESA GOMBONG KECAMATAN CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2012 Chanty Yunie, SST
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 4 No. 1 (2013): Februari 2013
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v4i1.17

Abstract

Laju petumbuhan penduduk di Indonesia saat ini sudah memasuki tahap yang sangat mengkhawatirkan.apabila laju pertumbuhan penduduk ini tidak segera diantisipasi, maka 10-15 tahun ke depan Indonesia akan mengalami ledakan penduduk yang tidak dapat terkendali. Pada tahun 2007 laju pertumbuhan penduduk rata-rata 2,6 juta jiwa pertahun, apabila hal tersebut tidak segera dikendalikan, maka hal demikian menjadi beban yang berat bagi pemerintah. (BKKBN : 2010) Pelayanan KB yang berkualitas belum sepenuhnya menjangkau seluruh wilayah nusantara. Pada saat sekarang ini paradigma program KB telah mempunyai visi dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan keluarga berencana yang berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memilih jumlah anak yang ideal. berwawasan ke depan, bertanggung jawab dan harmonis. (Hartanto : 2002). Akseptor KB di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2011 sebanyak 268.836 orang terdiri dari pengguna pil sebanyak 21,4%, suntik 40,5%,implant 2,4%, AKDR 6,39%, kondom 1,5%, sterilisasi 1,32%. Dan di wilayah Kecamatan Ciawi, dari 14678 akseptor KB didapatkan pengguna implant sebesar 1,6%. pengguna AKDR sebesar 4,7%. Pengguna suntik 83,5%. Pengguna pil 9,1%. Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahuiGambaran Jenis Pemakaian Alat Kontrasepsi di Desa Gombong Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Akseptor KB di Wilayah Desa Gombong Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya yaitu sebanyak 213 orang. Tehnik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Sehingga dapat diambil jumlah sampel yang dilakukan penelitian sebanyak 138 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah pengguna alat kontrasepsi suntik yaitu sebanyak 81 Orang (58,7%) Pil 32 orang (23,2%) dan yang paling sedikit adalah pengguna kontrasepsi IUD sebanyak 25 orang (18,1%) . Sebagian besar responden memiliki paritas 2 orang sebanyak 71 Orang (51,4%) dan yang paling sedikit adalah responden memiliki paritas >3 orang (21,7 %) . Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa jumlah Responden menurut umur paling banyak adalah golongan umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 71 Orang (51,5%) dan yang paling sedikit adalah golongan umur <20 tahun yaitu sebanyak 9 orang (6,5%).Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa myoritas jenis alat kontrasepsi yang digunakan adalah 81 Orang (58,7%) dan yang paling sedikit adalah pengguna kontrasepsi IUD sebanyak 25 orang (18,1%) Diharapkan mampu lebih meningkatkan upaya pengetahuan dengan mengikuti kegiatan seminar dan penyuluhan mengenai macam-macam kontrasepsi sehingga dapat memilih kontrasepsi yang efektif dan efisien sesuai kebutuhan akseptor
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMA DTP SUKARAME TAHUN 2014. Chanty Yunie, S.ST.,M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 6 No. 1 (2015): Februari 2015
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v6i1.44

Abstract

Di Wilayah UPTD Puskesma DTP Sukarame, dari 7196 peserta KB paling banyak menggunakan suntik akseptor (44,69%), menyusul akseptor yang mengggunakan pil (1,22%) sedangkan jenis alat kontrasepsi yang paling sedikit dipilih adalah IUD 367 akseptor (5,10%). Berdasarkan data tersebut pengguna alat kontrasepsi IUD adalah pengguna yang paling rendah di wilayah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Penggunakan Alat Kontrasepsi IUD Di wilayah kerja UPTD Puskesma DTP Sukarame tahun 2014. Penelitian jenis kuantitatif dengan metode deskriptif,yang bertujuan untuk mengambarkan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Penggunakan Alat Kontrasepsi IUD Di wilayah kerja UPTD Puskesma DTP Sukarame tahun 2014.Populasi penelitian adalah seluruh pasangan usia subur sejumlah 1068 orang, dengan pengambilan sampel dalam menggunakan proportional Random Sampling. Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel dari tiap kelurahan dengan teknik proportional random sampling. Instrumen utama dalam penelitian ini menggunakan format kusioner dengan wawancara untuk melihat penggunaan alat kontrasepsi AKDR. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar pada kelompok usia 20-35 tahun, Paritas responden primipara, Pendidikan responden sebagian termasuk rendah, Sebagian besar responden tidak mendapat KIE dari petugas kesehatan, Sebagian besar responden tidak mendapat dukungan serta Sebagian besar responden memiliki pendapatan kurang dari UMR . Saran yang direkomendasikan bahwa penggunaan alat kontasepsi jangka panjang khususnya IUD petugas perlu melakukan sosialisasi sesuai dengan tujuan dan karakteristik akseptor. Disamping itu masyarakat perlu meningkatkan pengetahuan tentang alat kontrasepsi sesuai dengan peruntukannya
GAMBARAN PENERAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN DIBPS WILAYAH KERJA KECAMATAN SINGAPARNA TAHUN 2015 Chanty Yunie, S.ST.,M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i2.74

Abstract

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Singaparna pada tanggal 2 September 2015 melalui studi dokumentasi terdapat permasalahan yaitu terdapat beberapa bidan yang tidak melakukan pendokumentasian pada kegiatan pelayanan ANC baik dari hasil anamesis, pemeriksaan fisik dan penatalaksanaan yang dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penerapan pendokumentasian asuhan kebidanan pada antenatal care (ANC) oleh bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif observasional. Populasi dan sampel penelitian ini adalah Bidan yang mempunyai BPS di Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna yang berjumlah 20 BPS Tahun 2015. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik total sampling, artinya seluruh BPS yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna Tahun 2015 dijadikan sebagai sampel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah format cheklist yang berisi tentang daftar kegiatan pendokumentasian dari tiap pelayanan kebidanan pada ibu hamil. Format cheklist tersebut mengacu pada standar pendokumentasian atau catatan meliputi hasil anamesis, hasil pemeriksaan fisik secara head to toe, pemeriksaan penunjang, hasil diagnosa kebidanan serta penatalaksanaan asuhan kebidanan. Analisis data yang digunakan adalalah analisis univariat. Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran penerapan pendokumentasian asuhan kebidanan di 20 BPS wilayah kerja Kecamatan Singaparna didapatkan kesimpulan yaitu karakteristik bidan berdasarkan umur menunjukkan bahwa usia paling muda 27 tahun dan paling tua 65 tahun, rata-rata usia responden adalah 39 tahun. Pendidikan responden lulus dari D3 Kebidanan yaitu sebanyak 16 orang (80%) lulus D4 kebidanan sebanyak 4 orang (20%). Lama kerja responden paling baru adalah 5 tahun dan paling lama 46 tahun, rata-rata lama kerja bidan adalah 14,8 tahun. Pendokumentsian asuhan kebidanan pada ibu hamil yang dilakukan oleh bidan di BPS wilayah kerja Puskesmas Singaparna termasuk kategori kompeten sebanyak 9 orang (45,%) dan tidak kompeten sebanyak 11 orang (55%). Saran dalam penelitian ini agar dapat mensosialisasikan lagi tentang dokumentasi kebidanan sesuai dengan standar pendokumentasian kepada bidan yang memiliki BPS serta bagi bidan agar dapat menerapkan dokumentasi kebidanan sesuai dengan standar pendokumentasian pada setiap pelayanan kebidanan.
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI 0-12 BULAN DI RSUD SMC KABUPATEN TASIKMALAYATAHUN 2016 Neni Nuraeni, Am.Keb; Chanty Yunie Hartiningrum, SST, M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 9 No. 1 (2018): Februari 2018
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v9i1.80

Abstract

Angka kematian bayi di Indonesia masih cukup tinggi.Tedapat banyak faktor yang berkontribusi terhadap tinginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi.Diantaranya faktor langsung dan faktor tidak langsung.Data yang diperoleh dari RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya. Jumlah kematian bayi tahun 2015 mencapai 186 kematian bayi (16.1%) dari 1.158 kelahiran, sedangkan pada tahun 2016 kasus kematian bayi menjadi 236 kasus (19.0%) dari 1.240 ibu melahirkan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor penyebab kematian bayi 0-12 bulan di RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2016.Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptifretrospektif.sampel dalam penelitian ini seluruh bayi yang meninggal sebanyak 171 kasus diperoleh dengan teknik total sampling.Data diperoleh dengan menggunakan format isian yang berisikan tentang penyebab kematian bayi. Hasil penelitian diketahui bahwa Faktor kematian bayi pada tahun 2016 disebabkan karena faktor asfiksia (50.9%), prematur (8.8%), BBLR (57.3%), sepsis (7.0%), pneumonia (3.5%) dan aspirasi (2.3%), karena komplikasi persalinan berupa KPD (5.8%), prematur (8.8%), jenis persalinan pontan (74.9%),SC (25.1%), anemia (8.8%), preklampsia/eklampsia (2.9%) dan hipertensi (1.2%), usia resiko tinggi (22.2%), dan grandepara (8.2%) Kesimpulan dari penelitian bahwa penyebab kematian bayi tertinggi yaitu disebabkan oleh BBLR, asfiksia, bayi yang dilahirkan secara spontan dan ibu hamil dengan resiko tinggi. Oleh karena itu bidan disarankan memberikan pendekatan dan penyuluhan kepada ibu yang mempunyai resiko terhadap kematian bayi agar kematian bayi dapat dicegah sedini mungkin.
GAMBARAN KEPERCAYAAN DAN TRADISI IBU HAMIL DALAM ASUHAN KEHAMILAN DI WILAYAH DESA CIKUNIR KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2018 Chanty Yunie Hartiningrum, S.SiT, M.Kes; Annisa Rahmidini, SST., M.Keb
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 10 No. 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v10i2.203

Abstract

A. ABSTRAK Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang didalam rahimnya terdapat embrio atau fetus. Kehamilan dimulai pada saat masa konsepsi hingga lahirnya janin, dan lamanya kehamilan dimulai dari ovulasi hingga partus yang diperkirakan sekitar 40 minggu dan tidak melebihi 43 minggu (Kuswanti, 2014). untuk berubah tetapi ada kalanya juga dipertahankan. Ada proses dinamis yang mendukung diterimanya hal-hal dan ide-ide baru dan ada juga yang mendukung untuk mempertahankan kestabilan budaya yang ada. Hiller (2003) menyatakan bahwa ketika perubahan terjadi, maka terjadi destruksi nilainilai tradisional, kepercayaan, peran dan tanggungjawab, pendidikan, keluarga dan lain-lain yang hampir simultan dengan proses konstruksi cara baru sebagai pengaruh dari perubahan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Kepercayaan Dan Tradisi Budaya Pada Masa Kehamilan Di Wilayah Desa Cikunir Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2018. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dan sampel penelitian ini adalah ibu hamil trimester I III yang berada di Wilayah Desa cikunir yang berjumlah 41 orang. Teknik pengambilan sample adalah total sampel dimana seluruh sasaran di jadikan sampel dalam penelitian ini. Instrumen peneliti yang digugunakan kuesioner yang mengukur gambran kepercayaan dan tradisi ibu hamil dalam asuhan kehamilan. Analisi data dilakukan dengan cara univariat yang disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi dan di jelaskan secara narasi. Hasil penelitian diperoleh bahwa masyarakat yang melaksanakan Budaya/Tradisi Syukuran Empat Bulanan dan Tujuh Bulanan yaitu 32 orang (78.0%), Ibu hamil memiliki pantangan/larang yang harus diikuti ibu hamil pada saat hamil yaitu Tidak setuju 35 orang (85.4 %), Ibu hamil Jangan makan di piring besar yaitu sebanyak setuju 27 orang (65.9%), Ibu hamil jangan makan pisang dari pohon tumbang yaiyu sebanyak setuju 24 orang ( 58.5%), Ibu hamil jangan Minm Air ES yaitu sebanyak setuju 25 orang (61.0 %), Ibu hamil memakan makanan pedas menyebabkan bayi lahir sakit yaitu sebanyak setuju 25 orang (61.0%), Ibu hamil tidak boleh makan nanas, dure, dan tape yaitu sebanyak setuju 21 orang (51.2%), Ibu hamil sering minum air kelapa muda yaitu setuju 25 orang (61.0%), Ibu hamil sering minum minyak kelapa yaitu setuju 27 orang (65.9%), Ibu hamil yang minum madu dan kocokan telur ayam yaitu setuju 27 orang (65.9%). Simpulan dari penelitian ini adalah Agar ibu hamil lebih meningkatkan kunjungan kehamilan ke tenaga kesehatan dan meningkatkan upaya pencairan informasi kesehatan melalui kegiatan kelas ibu hamil seperti pelatihan, penyuluhan.
STUDI KASUS PEMBERIAN MPASI DINI DI DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2019 Eka SITI NURLAELA; chanty Yunie HR
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 11 No. 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v11i2.298

Abstract

Bayi harus diberikan ASI eksklusif baru dilanjutkan dengan MPASI. Pemberian MPASI setelah bayi berumur enam bulan akan memberikan perlindungan besar dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan sistem imun bayi di bawah enam bulan belum sempurna. Hasil laporan ASI ekslusif UPTD Singaparna di desa Cikunir pada tahun 2017 cakupan ASI ekslusif sebanyak 35 dari 87 bayi (40.2%) dan pada tahun 2018 yaitu sebanyak 46 dari 137 bayi (33.6%) sehingga pencapaian ASI eksklusif mengalami penurunan sebanyak 7%. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kasus pemberian MPASI dini di desa Cikunir kecamatan Singaparna kabupaten Tasikmalaya tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Variabel yang diteliti adalah alasan pemberian MPASI, usia awal diberi MPASI, jenis MPASI yang diberikan,persepsi atau kepercayaan tentang budaya dan dampak yang terjadi. Dengan 2 subjek penelitian ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan. Instrument yang digunakan berupa format kuesioner. Hasil penelitian pada subjek 1 dan subjek 2 yaitu alasan pemberian karena tergiur oleh promosi susu formula dari televisi, usia awal di beri MPASI adalah 5 bulan dan 3 hari, jenis MPASI yang diberikan adalah bubur susu, presepsi ibu tentang budaya baik dan tidak ada dampak yang terjadi pada bayi. Simpulan dari penelitian ini bahwa promosi susu formula menjadi alasan utama pemberian MPASI, bayi telah diberikan MPASI dini, jenis MPASI bubur susu, faktor budaya tidak mempengaruhi pemberian MPASI dini dan tidak ada dampak yang terjadi pada bayi. Saran untuk peneliti lain perlu dilakukannya analisa lebih lanjut atau dengan menambah variabel dan subjek dalam penelitian.
GAMBARAN PERSEPSI DAN KEBIASAAN PADA MASA KEHAMILAN DI DUSUN GUNUNG KAWUNG KECAMATAN SINGAPARNA TAHUN 2017 chanty Yunie HR; milan milan
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 8 No. 2 (2017): Agustus 2017
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v8i2.325

Abstract

Target Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran persepsi pada masa kehamilan di Dusun Gunung Kawung Kecamatan Singaparna Tahun 2017 dan untuk mengetahui gambaran kebiasaan pada masa kehamilan di Dusun Gunung Kawung Kecamatan Singaparna Tahun 2017. Penelitian ini adalah penelitian observasional kuantitatif dengan rancangan penelitian deskriptif. Penelitian ini menggambarkan Gambaran Persepsi dan Kebiasaan Pada Masa Kehamilan di Dusun Gunung Kawung Kecamatan Singaparna Tahun 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di Gunung Kawung Kecamatan Singaparna Tahun 2017. Sampel penelitian ini adalah ibu hamil di RW 07 dengan teknik pengambilan sampling secara simple random sampling berjumlah 50 ibu hamil. Kesimpulan penelitian ini antara lain (1) Gambaran karakteristik responden berdasarkan pekerjaan proporsi paling tinggi adalah IRT sebesar 62,0%, berdasarkan umur yang proporsi terbanyak adalah umur 21-25 sebesar 48,0%. (2) Gambaran persepsi positif sebesar 90%, Persepsi pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan memiliki memiliki proporsi tinggi (90,0%) sedangkan responden yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan (10,0%) (3) Gambaran Kebiasaan ibu hamil mengkonsumsi gizi seimbang setiap hari (92,0%). Responden yang tidak memiliki kebiasaan ibu hamil olah raga memiliki proporsi tertinggi (96,0%). Saran dalam penelitian ini antara lain (1) sebaiknya usia ketika hamil lebih diperhatikan demi keselamatan dan kesehatan ibu maupun janin yang dikandung, (2) Ibu hamil sebaiknya memiliki persepsi yang baik dalam memeriksakan kehamilan dan selalu berpersepsi yang positif yang sesuai dengan norma agama dan kesehatan (3) Ibu hamil sebaiknya lebih banyak melakukan aktivitas fisik untuk seperti senam hamil dan aktivitas fisik lainnya yang ringan dan mudah dilakukan pada masa hamil. Kata Kunci : Persepsi, Kebiasaan, Kehamilan