Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Relationship Of Anxiety Level And Sleep Quality In Elderly Age In Karya Culture West Sitiung 1 Puskesmas Working Area Dharmasraya District 2024 Metha Fitriyani; Candra Syah Putra; Rida Suriani
Jurnal EduHealth Vol. 15 No. 03 (2024): Jurnal EduHealt (September), Year 2024
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

According to World Health Organization (WHO) data, approximately 18% of the world's population has experienced difficulty sleeping, it is estimated that around 20-50% of the elderly experience sleep quality problems. In Indonesia, around 50% of elderly people experience sleep disorders or 9.3 million elderly people aged 65 years. Meanwhile, the prevalence of sleep disorders in the elderly is quite high, namely around 67%, without realizing that these sleep disorders affect the quality of sleep in the elderly. The aim of this research was to determine the relationship between anxiety levels and sleep quality.This research used a correlational type of research with a cross sectional approach, with a sample of 69 elderly people who met the inclusion and exclusion criteria using a purposive sampling technique. Based on univariate analysis, most of the 40 respondents (58%) experienced moderate levels of anxiety, and almost all of the 69 respondents, namely 56 respondents (81.2%) had poor sleep quality. Based on bivariate analysis using the Spearman Rank test with data management using SPSS. The research results were obtained with a p-value = 0.041 <0.05, meaning that there is a relationship between the level of anxiety and the quality of sleep in elderly people in the western culture work area of the Sitiung 1 Health Center, Dharmasraya Regency in 2024. It can be concluded that the level of anxiety is very closely related to the quality of sleep, It is hoped that older people should not think too much about problems in their lives so that they do not have a high level of anxiety so they can have good quality sleep.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kegiatan Contack Tracing TB Paru Diwilayah Kerja Puskesmas Kuamang Kuning 1 Miftakhudin; Candra Syah Putra; Dian Eka Putri
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 3 No. 3 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. yang menduduki peringkat kedua dalam daftar penyakit paling banyak menyebabkan kematian setelah COVID-19, dikutip dari Global TB Report tahun 2022. Salah satu upaya untuk menemukan penderita TB paru secara dini adalah dengan melakukan contack tracing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kegiatan contack tracing TB paru Desain penelitian survey analitik dengan populasi keluarga yang kontak serumah, jumlah sampel 56 orang dengan teknik total sampling. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kuamang Kuning I pada bulan Januari 2024 dengan menggunakan alat ukur kuisioner. Analisa bivariat menggunakan uji chi-square dengan nilai (0,015)atau p-value < 0,05 yang menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kegiatan contack tracing TB paru, nilai (0,672) atau p-value ≥ 0,05 berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kegiatan contack tracing TB paru, kemudian nilai (0,000)atau p-value < 0,05 ada hubungan yang bermakna antara paparan informasi dengan kegiatan contack tracing TB paru. Kesimpulan: Pengetahuan keluarga tentang TB paru dan paparan informasi merupakan faktor yang mempengaruhi kegiatan contack tracing TB paru. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, masukan dan tambahan referensi sebagai bahan dasar untuk penelitian selanjutnya.
Edukasi Self Care Management Dalam Pengendalian Diabetes Militustipe 2 Pada Lansia Eka Putri, Dian; Candra Syah Putra; Suriani Rida
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 3 No. 3 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 merupakan jenis tipe DM yang diderita hampir 90% pasien dengan diagnosis DM di dunia. Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 membutuhkan perawatan dan pengobatan jangka panjang untuk memperpanjang umur serta meningkatkan kualitas hidup. Self Care managemen diabetes bertujuan untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah sehingga kadar glukosa darah tetap dalam tingkat normal bagi pasien diabetes millitus terutama yang terjadi pada lansia. Tujuan pengabdian masyarakat adalah memberikan edukasi pentingnya self care managemen dalam mengendalikan diabetes millitus. Metode Pengabdian memberikan edukasi/ penyuluhan. Hasil dari pengabdian sebagian responden lansia memiliki pengetahuan self care managemen sebelum dan sesudah diberikan edukasi.