Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

SIFAT FISIKA TANAH SAWAH TADAH HUJAN DAN IRIGASI SEMI TEKNIS DI DESA SENYABANG, KECAMATAN BALAI, KABUPATEN SANGGAU ISA PAUL AMALO; TINO ORCINY CHANDRA; RIDUANSYAH RIDUANSYAH
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 7, No 3 (2018): AGUSTUS 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v7i3.24890

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sifat fisik tanah sawah pada dua lahan di Desa Senyabang, Kecamatan Balai, Kabupaten Sanggau. Penelitian dilakukan di Desa Senyabang, lahan penelitian merupakan lahan sawah,Irigasidan Tadah Hujan, dengan luas masing-masing 2 ha. Dalam 2 ha diambil 5 titik sampel  secara diagonal, dengan 2 kedalaman yaitu 0-20 cm dan 20-40 cm.Sampel tanah diambil dalam bentuk sampel tanah utuh dan sampel tanah terganggu.Analisis data menggunakan analisis statistik uji-t berpasangan.Hasil dari penelitian ini profil tanah pada lahan Irigasi ssemi teknisdan Tadah Hujanmemiliki dua lapisan tanah, warna tanah pada lahan Irigasimemiliki warna tanah coklat sangat gelapsedangkan kedalaman 20-40 cm memiliki warna tanah Abu-abu Warna tanah pada lahan Tadah Hujan kedalaman 0-20 cm memiliki warna coklat sangat gelapsedangakan kedalaman 20-40 cm memiliki warna tanah abu-abu gelapTekstur tanah pada lahan olah tanah kedalaman 0-20 adalah liat berdebu dan kedalaman 20-40 cm adalah liat berdebu, sedangkan lahan tanpa olah tanah kedalaman 0-20 cm adalah liat, dan kedalaman 20-40 adalah liat berdebu.Struktur tanah lahan olah tanah kedalaman 0-20 dan 20-40 cm adalah Gumpal Membulat, sedangkan lahan tanpa olah tanah kedalaman 0-20 dan 20-40 cm adalah Gumpal Bersudut dan Gumpal Membulat. Rerata bobot isi tanah pada kedalaman 0-20 cm pada lahan Irigasisemi teknis lebih rendah dibandingkan pada lahan Tadah Hujan sedangkan pada kedalaman 20-40 cm pada lahan irigasi lebih tinggi.Nilai rerata porositas tanahpada lahan irigasipada kedalaman 0-20 cm lebih tinggi dan sebaliknya pada kedalaman 20-40 cm nilai yang paling lebih tinggi pada lahan tadah hujan. Kadar air kapasitas lapang pada lahanirigasisemi teknis memiliki kadar air kapasitas lapangan yang  lebih tinggi dibandingkan dengan lahan tadah hujan pada kedalaman 0-20 cm sedangkan pada kedalaman 20-40 cm lahan irigasi semi teknis yang lebih rendah.Rerata permeabilitas tanah pada lahan irigasi kedalaman 0-20 cm lebih tinggi dengan tadah hujan, dan sebaliknya pada kedalaman 20-40 cm pada lahan irigasi semi teknis lebih rendah dari pada lahan tadah hujan . Nilai kemantapan agregat tanah pada lahan irigasi lebih tinggi di bandingkan lahan tadah hujan pada kedalaman 0–20 cm sedangkan pada kedalaman 20–40 cm pada lahan tadah hujan lebih tinggi dari pada irigasi semi teknis. Nilai rerata pH tanah pada lahan irigasi semi teknis dan tadah hujan tergolong kreteria sangat masam.Nilai rerata C-organik dan N-total pada lahan  irigasi semi teknissebandingdengan lahan tadah hujan, sedangkan C/N rasio pada lahanirigasi semi teknis lebih tinggi dari pada lahan tadah hujan.Kata kunci : Sifat FisikaTanah, Sawah Irigasi semi teknis,Sawah Tadah Hujan.ABSTRACTThis study aims to determine the differences in physical properties of paddy fields in two fields in the village of Senyabang, Balai District, Sanggau District. The research was conducted in Senyabang Village, the research field was paddy field, Irrigation and Rainfed, with area of 2 ha each. In 2 ha 5 diagonal samples were taken, with 2 depths of 0-20 cm and 20-40 cm. Soil samples were taken in the form of intact soil samples and disturbed soil samples. Data analysis used paired t-test statistical analysis.The result of this study soil profile on irrigation and rainfed land has two layers of soil, soil color on irrigation land has very dark brown soil color while the depth of 20-40 cm has the color of soil Gray Color of soil on land Rainwater depth 0-20 cm has a very dark brown color will depth of 20-40 cm has a dark gray earth color Texture of soil on the soil if the soil depth 0-20 is dusty clay and 20-40 cm depth is dusty clay, while land without tillage depth 0- 20 cm is tough, and the depth of 20-40 is dusty clay. soil structure in the depth 0-20 and 20-40 cm are rounded rounds, while land without tillage depth 0-20 and 20-40 cm is angled and rounded round. The average bulk density soil at 0-20 cm deep in Irrigation field is lower than on Rainfed land while at a depth of 20-40 cm on irrigated land is higher. The mean value of porosity of soil on irrigated land at a depth of 0-20 cm higher and vice versa at a depth of 20-40 cm the highest value in rainfed. The moisture content of the field capacity on irrigated land has a higher moisture content of field capacity compared to rainfed land at a depth of 0-20 cm while at a depth of 20-40 cm of lower irrigated land. The average of soil permeability in the irrigation area is 0-20 cm deeper with rainfed, and vice versa at 20-40 cm depth on irrigated land is lower than rainfed area. The value of soil aggregate stability on irrigated land is higher than rainfed area at 0-20 cm depth while at 20-40 cm depth in rainfed area is higher than irrigation. The average value of soil pH on irrigated and rain-fed land is considered very acid. The mean value of C-organic and N-total on irrigated land is proportional to rainfed land, whereas the C / N ratio on irrigated land is higher than in rainfed.Keywords: Physical Properties of Soil, Rice Field Rain Fed, Medium Technical Irrigation.
Kajian Hubungan Kadar Unsur Hara pada Daun Dengan Lingkar Batang dan Berat lateks di Perkebunan Karet Rakyat Desa Mandor Kecamatan Mandor Kabupaten Landak Edo Saputra; Riduansyah Riduansyah; Joni Gunawan
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 5, No 3 (2016): Desember 2016
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v5i3.17930

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada perkebunan karet rakyat Desa Mandor Kecamatan Mandor Kabupaten Landak dimana penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kadar unsur hara di daun tanaman karet ( N, P, K, dan Ca ) terhadap pertumbuhan lingkar batang dan produksi lateks yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Mei pada dua areal pertama perkebunan karet rakyat Desa Mandor Kecamatan Mandor Kabupaten Landak untuk mengambil sampel daun tanaman dan tanah dengan luas lahan 0,5 ha selama 3 minggu. Sedangkan kedua analisis sampel daun tanaman dan tanah dilakukan di laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura selama 5 minggu dan dilanjutkan dengan pengolahan data. Metode penelitian dengan metode survei, berdasarkan hasil analisis varian hubungan diameter batang dengan kadar unsur hara dalam daun karet. Pada uji hipotesis dengan taraf  nyata 0,05% dan 0,01% diperoleh F hitung 26,206 yang ternyata lebih besar dari pada F tabel yang bernilai 6,39 (0,05%) dan 15,98 (0,01%). Sehingga dapat dikatakan secara keseluruhan variabel ( unsur hara N, P, K dan Ca ) berpengaruh sangat nyata dan hasil analisis varian hubungan antara berat lateks dengan kadar unsur hara pada jaringan daun karet hasil uji hipotesis dengan F hitung sebesar 23,430 ternyata lebih besar dibandingkan dengan F tabel pada taraf nyata 0,05% (6,39) dan 0,01% (15,98), dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima dan dapat dibuat kesimpulan bahwa koefisien korelasi ganda kadar unsur hara N, P, K dan Ca daun karet berpengaruh terhadap besar kecilnya berat lateks dan diameter batang tanaman karet.     Kata Kunci : Unsur hara, Daun Karet, Produksi Lateks.
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN GAMBUT UNTUK TANAMAN MELON (Cucumic melo L.) DI KELURAHAN SETAPUK BESAR KECAMATAN SINGKAWANG UTARA KOTA SINGKAWANG. zulkifli alfarizi; riduansyah riduansyah; rini hazriani
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 5, No 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v5i2.15802

Abstract

Evaluasi lahan adalah suatu proses pendugaan potensi dari sebidang lahan untuk suatu macam penggunaan yang telah dipertimbangkan dan untuk menerapkan alternatif penggunaan lahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lahan gambut serta mengetahui tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman melon di Kelurahan Setapuk Besar Kecamatan Singkawang Utara Kota Singkawang serta memberikan rekomendasi perbaikannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian lahan untuk tanaman melon SPT 1 dan SPT 2 menunjukkan bahwa lahan tersebut memiliki kesesuaian lahan aktual tidak sesuai saat ini (N1) dengan faktor penghambat media perakaran (N1r). Upaya evaluasi untuk meningkatkan kesesuaian lahan potensial menjadi (S2) perlu didukung dengan pemberian rekomendasi pengelolaan antara lain rekomendasi perbaikan drainase, rekomendasi pengapuran, rekomendasi lumpur laut dan rekomendasi pemupukan.   Kata kunci : Evaluasi kesesuaian lahan gambut, Melon, Kelurahan Setapuk Besar
Status Bobot Isi tanah dan Derajat Kemasaman Tanah Pada Lahan Gambut di Kelurahan Bansir Darat, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak Arif Elfri Yanda; Riduansyah Riduansyah; Ari Krisnohadi
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 6, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v6i1.19796

Abstract

Bobot isi tanah merupakan salah satu parameter dalam pengamatan sifat fisika tanah yang paling sering dianalisis, karena bisa dijadikan gambaran awal dari sifat fisik tanah lainnya seperti porositas, bearing capacity, dan potensi daya menyimpan air. Derajat kemasaman merupakan salah satu parameter untuk melihat reaksi kimia dalam tanah yang digunakan untuk melihat kesuburan tanah dan ketersediaan unsur hara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status sebaran bobot isi dan derajat kemasaman tanah pada tanah gambut dan membuat peta sebarannya sebagai acuan untuk memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah, penelitian ini berlangsung tanggal 24 Agustus 2016 sampai dengan 30 September 2016. Data penelitian diperoleh dari sebanyak 20 titik pengamatan, setiap titik diambil 2 sampel tanah tidak terganggu dengan dua kedalaman berbeda dalam satu titik pengamatan. Sampel penelitian diambil pada kedalaman 0 – 30 cm dan kedalaman 30-60 cm. Parameter pengamatan terdiri dari nilai bobot isi, nilai derajat kemasaman, ketebalan gambut, tingkat kematangan gambut, kedalaman muka air tanah, dan drainase. Hasil rekomendasi analisis dan perhitungan ini memperlihatkan bahwa nilai bobot isi tanah gambut berkisar pada 0,19, menyatakan bahwa status bobot isi tanah pada lokasi penelitian ini sangat rendah, nilai pH berkisar pada 3,6 dan menunjukkan bahwa kondisinya masam, ketebalan gambut berkisar pada kedalaman 506 cm menunjukkan bahwa ketebalan gambut sangat dalam.   Kata kunci: Status bobot isi, derajat kemasaman, Bansir Darat
STUDI KARAKTERISTIK DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TONANG KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK Putra Sudarso Pamungkas; Riduansyah Riduansyah
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 5, No 1 (2016): April 2016
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v5i1.11648

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik DAS Tonang kecamatan sengah temila kabupaten Landak. DAS Tonang merupakan beberapa bagian DAS yang terdapat di Kecamatan Sengah  Temila Kabupaten Landak dengan luas wilayah 5.798,39 Ha. Secara geografis Desa Tonang terletak pada koordinat 109029’30” BT – 109033’30” BT dan 0019’0” LU – 0027’0” LU.Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu, pertama di lapangan untuk mengamati dan mengambil sampel air sebanyak 2 botol perhari dalam jangka waktu  selama 5 hari. Kemudian dilanjutkan dengan analisis sampel air dan sedimen yang di lakukan di Laboratorium Kualitas dan Kesehatan Lahan Fakultas Pertanian Untan.Hasil penelitian menunjukan pola drainase dan bentuk DAS Tonang adalah pola dendritik dan bentuk memanjang, sedangkan profil melintang sungai berbentuk parabola. Orde sungai terdiri dari 3 orde, dengan indeks kerapatan drainase (IKD) sebesar 1,03 km/km2 yang tergolong dalam kategori sedang, kualitas air pada DAS Tonang memiliki rata-rata pH sebesar 4,54 pada titik pengamatan satu (hilir) dan 5,54 pada titik pengamatan dua (tengah) yang masih baik, dan suhu memiliki rata–rata sebesar 29,51 ⁰C pada titik pengamatan satu (hilir) dan 29,13 ⁰C pada titik pengamatan dua (tengah) yang tergolong masih dalam keadaan normal di alam. Sedangkan tingkat kecerahan air pada titik pengamatan satu pada DAS Tonang sebesar 28,8 cm dan 101,4 cm pada titik pengamatan kedua.Setelah Analisis di laboratorium didapatkan perbandingan antara TSS rata-rata pada kedua titik pengamatan dengan TSS standar untuk pertanian, maka nilai TSS rata-rata pada DAS Tonang sebesar 3,20 mg/l dan 1,80 mg/l yang tergolong baik.
STUDI KARAKTERISTIK SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI DEDAI PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI MELAWI KABUPATEN SINTANG Alpius Alpius; Riduansyah Riduansyah; Asadi Asadi
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 12, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/plt.v12i1.60023

Abstract

Dedai Sub watershed condition at this time has many changes of form and fuction caused by the opening of land activities, illegal gold mining and household garbage. This research aims to study the characteristic and profile of each characteristic Dedai Sub Watershed. In this study, only limited to the characteristic of the Sub Watershed, where 1 outlet observations consist of 2-point sampling. Dedai Sub Watershed has an area about ± 14.454,70 ha located in the subdistrict of West Kalimantan Regency Sintang Dedai. This study consists of two phases: first, field research of Dedai Sub Watershed conducted for 6 days consecutive on 1 outlet observations with a 2-point sampling. Point sampling performed on downstream and upstream Dedai Sub Watershed. Then samples of water counducted analysis of Laboratory Quality and Total Suspended Solid (TSS) health farm Faculty of Agriculture University of Tanjungpura Pontianak. Result of the study showed that the form and pattern of Sub DAS Dedai is a form of bird feathers and dendritic pattern, while the transverse parabolic profile. The order consists of 5 classes, with the value of IKD is 0,0087 km/km2 and belongs to the category of low discharge values of the flow upstreaman average of 0,6787 m3/sec downstream and 4,1976 m3/sec, the correlation coefficient discharge curve (r) of upstream 0,995 and downsream 0,985, with a coefficient of determination (R2) upstream 0,990 and downstream 0,969. Water quality on Sub DAS Dedai has an average pH of upstream 6,78 and downstream 6,46 is still good and the average temperature of the upstream 29,580C and downstream 29,70C still under normal circumstances in nature, whereas the average brightness level of the upstream 1,05 m and downstream 1,13 m. Total Suspended Solid (TSS) values averaged of upstream 5,2 mg/liter and downstream 8,7 mg/liter, while the average value of the upstream sediment discharge of 0,3135 ton/day and downstream 3,2611 ton/day and the correlation coefficient arch sediment (r) of upstream 0,933 and downsream 0,910, with a coefficient of determination  (R2) upstream 0,870 and downstream 0,827.. 
STUDI KARAKTERISTIK SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI JETAK PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI MELAWI KECAMATAN DEDAI KABUPATEN SINTANG Boneta Angella; Riduansyah Riduansyah; Bambang Widiarso
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 12, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/plt.v12i2.60100

Abstract

Jetak watersheds is already in a critical state and undergo changes caused by industrial waste, household. This research aimed to study the characteristics of the Jetak watershed. Jetak sub watershed has an area of 18734.27 hectares located in District Dedai Sintang. This study was conducted at two observation points that were on the downstream and upstream conducted on 6 consecutive days and subsequently analyzed in the laboratory TSS Land Quality and Health Faculty of Agriculture, University of Tanjungpura. The results showed that the pattern of Jetak’s river pipeline that was dendritic pattern and it shaped like a bird feather. IKD value was 0.0143 km / km2 and included the low category while the transverse profile of the river at the downstream and the upstream parabolic square shaped. Orde the river consisted of 2 ordes and water quality with an average pH value in the upstream was 6.01 and on the downstream was 6.46, the temperature on the upstream side had an average value was 27,90C and downstream has an average value was 27,70C, the brightness on the upstream side has an average value was 75.5 cm and the downstream section has an average value was 96.08 cm. Flow rate at the downstream has an average value was 7.418 m3 / sec and the upstream section was 0.790 m3 / sec. Discharge curve (r) of downstream was 0.084 and upstream was 0.746 with R2 downstream was 0,007 and the upstream was 0.557. The concentration of suspended sediment downstream had an average vaue was 9.5 mg / liter and upstream was 8.33 mg / liter. Downstream sediment discharge has an average was 6.13 tons / day and upstream was 0.57 tons / day. Arch sediment downstream (r) is 0.864 with R2 was 0.746 and on the upstream side (r) was 0.031 with R2 was 0.001. 
PENGARUH LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT KOLAM AEROBIK DAN PUPUK N, P, K TERHADAP N, P, K TANAH, PERTUMBUHAN, DAN HASIL JAGUNG MANIS PADA TANAH ALUVIAL Kurnia Kurnia; Riduansyah Riduansyah; Rita Hayati
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Edisi APRIL
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.4263

Abstract

This research aims to analyze the effect of the oil palm liquid waste and N, P, K fertilizer on the nutrient of N, P, K growth and yield of sweet corn (Zea mays Saccharata Sturt) on alluvial soil. The research will be carried out at the experimental station of the Faculty of Agriculture, Tanjungpura University in Pontianak, West Kalimantan. Analysis of BOD (Biological Oxygen Demand) and NPK levels of liquid waste was carried out at the Land Quality and Health Laboratory, Faculty of Agriculture, Tanjungpura University. Analysis of soil N, P, K elements was carried out at the Chemistry and Soil Fertility Laboratory, Faculty of Agriculture. Tanjungpura University in Pontianak West Kalimantan. The research will take place in August – December 2023. The research conducted as a field experimental by designed Completely Randomized Design pattern with 2 main factor, the first factor consists of 3 levels, namely: N0 (0 Urea, Sp-36 and KCL gram), N1 (4.5 Urea, 3.75 Sp-36, 3 KCL grams), N2 (9 Urea, 7.5 Sp-36, 6 KCL grams), and the second factor consists of 4 levels, namely: L0 (100% Palm Oil Liquid Waste, L1 (75% l/polybaq), L2 (50% l/polybaq), L3 (25% l/polybaq), each treatment was repeated 3 times to obtain 36 treatments. The variables observed in this study included soil reaction (pH H2O), C-organic, N-total, P-available, K-available, plant height, stem diameter, number of leaves, and weight of cobs with husks and weight of cobs without husks. The results of the research showed that the treatment of Aerobic Oil Palm Processing Liquid Waste had an influence on pH and K-available, while the treatment of NPK fertilizer could have an influence on pH, P-available, K-available, plant height, stem diameter, number of leaves, and the results of cob weight with husks and husk weight without husks and the treatment of POLW and N, P, K fertilizer did not provide an interaction between all parameters. Keywords: alluvial soils; NPK fertilizer; oil palm liquid waste; sweet corn INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh limbah cair kelapa sawit kolam aerobik dan pupuk N, P, K terhadap ketersediaan hara N, P, K, pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) pada tanah Aluvial. Penelitian akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura, Pontianak Kalimantan Barat Analisis kadar BOD dan NPK limbah cair dilakukan di Laboratorium Kualitas dan Kesehatan lahan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Pontianak, Kalimantan Barat. Analisis unsur N, P, K tanah   dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan tanah Fakultas Pertanian. Penelitian akan berlangsung dilaksanakan pada Agustus – Desember 2023. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen lapangan dengan pola Rancangan Acak Lengkap 2 faktorial, faktor pertama terdiri dari 3 taraf, yaitu : N0 (0 Urea, Sp-36 dan KCL gram), N1 (4,5 Urea, 3,75 Sp-36, 3 KCL gram), N2 (9 Urea , 7,5 Sp-36, 6 KCL gram), dan faktor kedua terdiri dari 4 taraf  yaitu : L0 (100% Limbah Cair Kelapa Sawit (LCKS)), L1 (75% l/polybaq), L2 (50% l/polybaq), L3 (25% l/polybaq), masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga mendaptkan 36 sampel tanaman. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi, reaksi tanah (pH H2O), C-organik, N-total, P-tersedia, K-tersedia, tinggi tanaman, diameter batang, banyak daun, dan berat tongkol dengan klobot serta berat tongkol tanpa klobot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Limbah Cair Pengolahan Kelapa Sawit kolam Aerobik memberikan pengaruh terhadap pH dan K-tersedia, sedangkan pada perlakuan pemberian pupuk NPK dapat memberikan pengaruh pada pH, P-tersedia, K-tersedia, tinggi tanaman, diameter batang, banyak daun, dan hasil berat tongkol dengan klobot serta berat klobot tanpa klobot dan perlakuan LCKS dan pupuk N, P, K tidak memberikan interaksi semua parameter.Kata kunci: jagung manis; limbah cair kelapa sawit; pupuk N, P, K; tanah aluvial