Terjadinya kesalahan pengobatan dalam swamedikasi akibat keterbatasan pengetahuan masyarakat terkait obat dan penggunaannya. Pengetahuan yang kurang didasari seperti, faktor tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. Sebagian masyarakat mengkonsumsi analgesik tidak tepat indikasi, memakai analgesik guna menghilangkan kelelahan, stres, keadaan kurang nyaman, memodifikasi interval dosis sesuuai rekomendasi, dan mengkonsumsi dua atau lebih analgesik yang berbeda. Jenis penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode korelatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar kuisoner yang melibatkan 100 responden di Desa Pandanrejo Kabupaten Malang. Analisisa data menggunakan korelasi Rank Spearman.Karakteristik responden yang digunakan yaitu usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan pekerjaan. Berdasarkan usia menunjukkan presentase kelompok terbesar adalah kelompok usia 28-37 tahun (42%). Berdasarkan tingkat pendidikan hampir sebagian besar mempunyai pendidikan terakhir SMA/SMK sebanyak 53%. Berdasarkan jenis kelamin perempuan memiliki presentase yang lebih besar yaitu (63%). Berdasarkan usia menunjukkan presentase kelompok terbesar adalah kelompok usia 28-37 tahun (42%). Berdasarkan pekerjaan sebagian besar memiliki pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 48%.Hasil uji korelasi antara tingkat pengetahuan terhadap ketepatan penggunaan obat analgesik didapatkan nilai r hitung 0,695 dengan nilai signifikasi (p value) 0,000. Hal ini menyimpulkan nilai r hitung 0,000 berarti terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan ketepatan penggunaan obat analgesik.