p-Index From 2020 - 2025
1.642
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Isu Teknologi
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH SATURASI INTI DARI BEBAN SISTEM ELEKTROMAGNETIK TERHADAP PERFORMANCE ARUS LISTRIK Yakob Liklikwatil; Robi Rohman
Jurnal Online Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Vol. 7 No. 1 (2014): Jurnal Isu Teknologi
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peralatan elektromagnetik seperti transformator dan motor listrik merupakan peralatan yang sangat penting dalam sebuah sistem tenaga listrik. Sesungguhnya peralatan seperti itu tergolong dalam peralatan nonlinear yang juga merupakan penyebab distorsi pada arus sumber, karena inti besi magnetik yang mempunyai sifat jenuh dan pemberian tegangan yang melebihi ratingnya maka performance arus listrik menjadi tidak sisusoida dan cacat. Pencatuan tegangan yang melebihi rating maksimum alat itu mengakibatkan bentuk gelombang tegangan atau arus gerak magnet (agm) menyerupai kotak (dengan puncak gelombang yang terpotong), sehingga alat beropersi dalam daerah yang melewati titik jenuhnya dan bisa merusakan alat ini sendiri., seperti yang terjadi pada pengaturan tegangan yang dilakukan pada sebuah ototransformer dalam rangka menormalkan tegangan di beban oleh karena tegangan turun akibat beban bertambah besar. Oleh karena itu tulisan ini membahas analisis sejauh mana pengaruh tegangan dan tegangan lebih terhadap gejala atau performance arus listrik saluran. Hasil pengujian laboratorium memberikan suatu gambaran yang benar bahwa peralatan trafo dan motor listrik terutama dalam keadaan saturasi inti magnetik menyebabkan perfoma arus tidak sinusoida. Sebagai objek pembahasan beban sistem elektromagnetik hanya dua peralatan saja yaitu transformator ukuran kecil dan motor induksi satu fasa. Data diambil melalui perconaan dilaboratorium dibatasi pada besaran tegangan dan arus sumber, dan analisa dilakukan dengan metoda Deret Fourier. Hasil percobaan menunjukkan bahwa saturasi inti sistem elektromagnetik terjadi pada tegangan diatas 220 volt dan arus mengalami distorsi dengan THD 62,32%, dengan kesimpulan bahwa pengaruh kejenuhan inti sistem elektromagnetik cukup signifikan terhadap arus sumber .
ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PENCAHAYAAN PADA RUANG KELAS DAN LABORATORIUM BERDASARKAN INTENSITAS PENERANGAN Yakob Liklikwatil; Ngadiyono Ngadiyono
Jurnal Online Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Vol. 10 No. 2 (2015): Jurnal Isu Teknologi
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruang kelas dan ruang laboratorium merupakan fasilitas pendidikan yang rentang waktu penggunaannya cukup padat. Supaya kegiatan belajar mengajar di ruang kelas dan ruang laboratorium nyaman dan berjalan dengan baik dibutuhkan intensitas penerangan yang cukup, yaitu intensitas penerangan yang didesain sesuai dengan standar, dari 11 (sebelas) ruang kelas dan 17 (tujuh belas) ruang laboratorium, lampu yang digunakan kurang lebih 1.063 (seribu enam puluh tiga) buah lampu dengan jenis lampu TL tipe TL-D36W/54-765ISL. Hal tersebut tentunya menyerap energi listrik yang besar apabila desain sistem pencahayaan tidak sesusai standar, tidak dioperasikan dengan benar dan pemeliharaan sistem pencahayaan tidak dilakukan. Supaya konsumsi energi listrik pencahayaan sesuai dengan standar, maka dalam penelitian ini dilakukan analisa dengan 6 (enam) cara pengoperasian: (1) Pengoperasian sesuai jadwal perkuliahan dan jumlah lampu sesuai dengan yang terpasang, (2) Pengoperasian seuai jadwal perkuliahan dan jumlah lampu sesuai standar (ruang kelas 250lux, lab. Komputer 350lux, laboratorium 500lux), (3) Pengoperasian sesuai jadwal perkuliahan dan jumlah lampu sesuai intensitas penerangan hasil pengukuran, (4) Pengoperasian dari jam 08.00-18.00 WIB dan jumlah lampu sesuai yang terpasang, (5) Pengoperasian dari jam 08.00-18.00 WIB dan jumlah lampu sesuai standar (ruang kelas 250lux, lab. Komputer 350lux, laboratorium 500lux), (6) Pengoperasian dari jam 08.00-18.00 WIB dan jumlah lampu sesuai intensitas penerangan hasil pengukuran.
TURBIN MAGNET PERMANEN SEBAGAI PENGGERAK ALTERNATIF GENERATOR YANG BEBAS ENERGI Yakob Liklikwatil; Hamdani Setiawan; Syafruddin R; Rahmad Hidayat; Givy Devira Ramady
Jurnal Online Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Vol. 14 No. 1 (2019): Jurnal Isu Teknologi
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggerak generator listrik, dengan energi bahan bakar seperti genset adalah terbatas, akan habis dimasa depan, karna itu ketergantungan padanya harus dikurangi atau diganti. Munculnya magnet Neodymium dengan kekuatan magnetik yang besar bisa menjadi turbin pemutar generator solusi yang tepat menggantikan tenaga bahan bakar. Dalam riset melalui metoda perancangan dan eksperimen, bahwa untuk memutar turbin maka nosel harus merupakan sistem kemagnetan yang kuat; pada lingkaran luar roda terpasang sejumlah besar magnet dengan kutub yang berlawanan dengan kutub magnet nosel guna menghasilkan gaya tarik-menarik dan torsi putar pada poros turbin, yang besarnya bergantung pada kekuatan magnetiknya dan diameter roda. Hasil percobaan dan Analisa menjelaskan bahwa nosel kehilangan gaya tarik sehingga roda mengalami perlambatan dan berhenti, tidak dapat berputar secara kontinu dengan nosel yang diam. Simpulan: roda mengalami perlambatan dan kemudian berhenti berputar disebabkan karna Pertama, nosel kehilangan gaya tarik terhadap magnet roda ketika magnet terakhir pada roda melewati nosel maka sisi kutub magnet tersebut mengalami gaya tarik balik oleh magnet nosel. Kedua, Nosel merupakan sistem yang statis (diam, tidak bergerak). Semakin besar kuat magnetik dan semakin besar diameter roda turbin maka torsi putar dan putaran yang akan dihasilkan akan semakin besar. Solusi : Agar roda turbin bisa berputar secara bebas, konstan dan kontinu yaitu pengaruh sisi kutub magnet harus dihindari dengan teknik nosel dinamis yang dapat bergerak menjauh-mendekati magnet roda sesuai dengan pergerakan roda; Cara lain adalah menggunakan multi roda dengan susunan magnet setiap roda berbeda jarak tunda satu atau dua lubang secara berurutan terhadap noselnya. Selain itu Turbin diposisikan vertikal dimana roda berputar secara horizontal adalah solusi yang tepat untuk menghindari pengaruh gaya berat dan perbedaan ketinggian setiap titik dilingkaran roda sehingga roda bisa berputar melebihi 300 rpm.
ANALISIS PENGARUH KAPASITOR BANK TERHADAP MOTOR INDUKSI DAN JARINGAN LISTRIK Yakob Liklikwatil
Jurnal Online Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Vol. 14 No. 2 (2019): Jurnal Isu Teknologi
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kapasitor bank yang biasanya berada di panel induk dan motor-motor listrik dipergunakan dengan tujuan memperbaiki factor daya sisten kelistrikan seperti pada di industri-industri tekstil misalnya karena beban cenderung bersifat induktif atau reaktif. Selama ini penggunaan kapasitor hanya dilihat sebagai keuntungan karena perbaikan factor daya. Namun dari riset yang kami lakukan dalam suatu eksperimen perbaikan factor daya sumber tegangan bolak-balik karena beban motor-motor listriik induksi dengan menggunakan kapasitor (kapasitor bank), tampak adanya distorsi pada arus sumber dan arus yang masuk ke motor mengalami cacat terlihat pada oscilloscope. Ternyata arus yang dicatu oleh kapasitor tampak cacat dilayar oscilloscope. Sehingga kami menyimpulkan bahwa penggunakan kapasitor akan memberikan dampak panas yang berlebihan pada peralatan seperti transformator dan motor listrik.
ANALISA PENGARUH PERGERAKKAN FLUKS MAGNET EKSITASI DI DALAM GENERATOR LISTRIK TERHADAP TEGANGAN KELUARAN Yakob Liklikwatil
Jurnal Online Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Vol. 15 No. 2 (2020): Jurnal ISU Teknologi
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selama ini penjelasan mengenai bagaimana sebenarnya pengaruh fluks magnet eksitasi terhadap pembangkitan tegangan atau gaya gerak listrik (ggl) dalam generator listrik tidak merambah hingga akar masalah, yaitu mengapa jika sistem eksitasi (pada rotor) digerakkan lebih cepat maka tegangan ggl magnituda tegangan juga membesar dan sebaliknya. Dari eksperimen di laboratorium mesin-mesin listrik diperoleh pengetahuan baru bahwa pergerakkan dari sistem eksitasi fluks magnet sangat mempengaruhi banyaknya garis fluks magnet yang masuk ke inti besi jangkar. Dan dalam gejala itu parameter kecepatan pergerakkan fluks magnet eksitasi berbanding lurus dengan besar tegangan ggl yang dibangkitkan. Semakin cepat pergerakan (berputar) sistem magnet eksitasi dari rotor, maka semakin banyak pula garis fluksi magnet yang masuk ke inti kumparan jangkar, dan ini menyebabkan stress tegangan induksi yang dibangkitkan di kumparan jangkar membesar. Selain itu juga frekuensi gelombang ggl naik, karena frekuensi berbanding lurus dengan kecepatan putaran generator.
DESAIN RESONATOR REKURSIF IIR SEBAGAI PEMBANGKIT GELOMBANG Rahmad Hidayat; Yakob Liklikwatil; Farhan Adani
Jurnal Online Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Vol. 16 No. 1 (2021): Jurnal ISU Teknologi
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan filter digital IIR terhadap FIR, terdapat sisi positip yang diterapkan dalam banyak realisasi pada sistem pemrosesan sinyal. Salah satu realisasi tersebut adalah resonator digital yang mampu membangkitkan gelombang (osilator). Dengan bantuan Filter Design Toolbox, pada penelitian ini telah didesain dan ditunjukkan kestabilan filter IIR orde dua sebagai resonator pada frekuensi sampling 12 kHz. Koefisien filter berupa pole dan zero yang berada dalam lingkaran satuan menunjukkan kestabilan tersebut untuk frekuensi puncak yang diambil yaitu sebesar 2 kHz dan 4 kHz pada respon magnitude masing-masing filter yang ada.
RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING KAPASITAS DAN KADAR pH AIR PADA TOREN BERBASIS ARDUINO NANO Syafruddin R; Dika Surya Permana; Yakob Liklikwatil; Dwiyanto .; Givy Devira Ramady
Jurnal Online Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Vol. 16 No. 2 (2021): Jurnal Isu Teknologi
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan zaman yang semakin pesat, kebutuhan akan efektifitas dan efisiensisangat diutamakan. Hal tersebut telah mendorong manusia untuk berkreasi danberinovasi dalam bidang teknologi untuk menciptakan suatu alat yang lebih efisien danefektif. Pengisian air pada toren menggunakan sistem manual sering menimbulkanpemborosan air dan tidak terkontrol jika penggunanya lalai mematikan pompa air.Berdasarkan hal tersebut maka dirasa perlu dibuat sebuah alat yang berfungsi untukmengetahui kapasitas air pada toren dan mencegah pemborosan air yang akanditimbulkan oleh pengguna saat lalai mematikan pompa air dilengkapi pendeteksi pH airsehingga dapat mengetahui kadar pH air. Berdasarkan hasil pengujian, sistem yangdibangun mempu bekerja secara baik dan optimal dengan mendapatkan hasil tingkatkesalahan (Error) pada pH meter sensor sebesar 3,13% lalu tingkat akurasi pH sensor96,87%.
ANALISIS RUGI-RUGI REDAMAN SERAT OPTIK DARI HASIL FUSION SPLICER DAN OTDR Rahmad Hidayat; Sobur Burhanudin; Syafruddin .; Yakob Liklikwatil; Anung .
Jurnal Online Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Vol. 17 No. 1 (2022): JURNAL ISU TEKNOLOGI
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring perkembangan teknologi digital, saat ini semakin banyak penggunaan media serat optik untuk memberikan layanan komunikasi yang lebih baik, handal, mudah dan cepat. Namun dengan berbagai keunggulan itu bukan berarti sistem komunikasi serat optik (SKSO) yang ada saat ini sudahlah sempurna dan tidak memiliki permasalahan. Terdapat satu masalah pada serat optik di lapangan yaitu rugi-rugi akibat redaman (loss / attenuation) pada proses penyambungan. Saat penyambungan serat optik pada penelitian ini digunakan Optical Fiber Fusion Splicer S178A, sedangkan untuk mengukur hasil penyambungan tersebut digunakan Optical Time Domain Reflectometer (OTDR) EXFO FTB-1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan nilai rugi-rugi redaman pada Fusion Splicer dan OTDR dan menganalisisnya mengapa nilai rugi-rugi pada keduanya berbeda. Dari hasil 30 kali pengujian, terdapat 3 hasil ukur rugi-rugi redaman tinggi antara 0,07 dB sampai 0,18 dB. Hal ini diakibatkan kurang bersihnya serat optik setelah proses stripping, penempatan serat pada fiber holder yang kurang sempurna sehingga ujung core serat menabrak elektroda splicer, dan hasil pemotongan cleaver yang tidak bagus. Hasil rugi-rugi dari pembacaan splicer dan OTDR berbeda, dikarenakan nilai rugi-rugi yang diukur oleh splicer adalah estimasi. Rugi-rugi splicer ini diukur oleh sensor kamera sedangkan OTDR menggunakan sensor cahaya jenis APD yang nilai ukurnya lebih akurat.
ANALISIS PENGARUH ARUS JANGKAR TERHADAP PENURUNAN KECEPATAN PUTARAN GENERATOR Yakob Liklikwatil
Jurnal Online Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Vol. 17 No. 1 (2022): JURNAL ISU TEKNOLOGI
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Generator listrik adalah alat konversi energi elektromekanik yang bekerja berdasarkan proses induksi fluks magnet dari sistem eksitasi ke kumparan jangkar. Tegangan induksi yang timbul pada kumparan jangkar dinamakan gaya gerak listrik (GGL). Besar GGL ini akan bergantung pada kecepatan putaran dan fluks magnet utama dari sistem exciter. Ketika generator diberi beban maka akan timbul suatu gejala yang dinamakan “Reaksi Jangkar” yang akan menurunkan selain tegangan keluaran juga kecepatan putaran generator. Hal itu disebabkan oleh arus yang mengalir pada kumparan jangkar dan menimbulkan fluks magnetik yang melawan fluks magnet utama yang datang dari sistem exciter. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa adanya arus jangkar menyebabkan inti besi jangkar menjadi bersifat magnetik dan menimbulkan gaya yang melawan torka pemutar (PM) sehingga menahan laju putaran rotor dan mengakibatkan putaran generator menurun. Kesimpulan bahwa “Menurunnya putaran generator disebabkan oleh torka lawan yang dihasilkan oleh sifat kemagnetan inti besi jangkar yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir pada kumparan jangkar.
ANALISIS PENGATURAN KENDALI PID TERHADAP KECEPATAN MOTOR BRUSHLESS DIRECT CURRENT (BLDC) PADA MOBIL LISTRIK Yakob Liklikwatil; Asep Diman
Jurnal Online Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Vol. 17 No. 2 (2022): JURNAL ISU TEKNOLOGI
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas pengendalian kecepatan motor BLDC sebagai penggerak utama mobil listrik. Motor BLDC mempunyai beberapa keungggulan yang menjadikannya motor listik yang baik untuk mobil listrik. Keunggulan motor BLDC diantaranya ialah efesiensi tinggi, masa operasi lebih panjang, perawatan yang rendah.Tujuan dari penelitian ini adalah mengendalikan kecepatan pada motor BLDC untuk dapat diperoleh respon yang stabil. Motor BLDC memiliki saturasi input dengan range yang lebar. Perancangan kendali PID dilakukan dengan memodelkan motor BLDC pada sysid matlab pada saat diberikan nilai PWM tertentu yang nilainya pada titik operasi BLDC. Transfer Funtion orde 1 diperoleh untuk menentukan nilai Kp, Ki dan Kd. Kemudian dilakukan simulasi sistem kendali PID dengan fungsi transfer sistem sehingga diperoleh respon yang mencapai kestabilan dengan nilai didapatkan Kp=79,841 dengan rise time 1,32 second ,Ki=0,91891 dengan settling time 3,49 second dan Kd = -22,466 dengan overshoot 2,72 % Setelah dilakukan pengaturan nilai Kp, Ki dan Kd maka dilakukan simulasi system kendali PID menggunakan sysid dan Simulink Matlab. Motor BLDC merespon nilai PWM mulai dari 50,4 sampai dengan 255 atau setara dengan tegangan sampai dengan 5 volt. Fungsi transfer sistem ini digunakan untuk dapat menentukan nilai Kp, Ki dan juga Kd dengan kondisi ideal tanpa saturasi.