Triana Prihatin
Akademi Komunitas Industri Pertambangan Bukit Asam

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Presipitasi NaOH dan Ca(OH)2 Terhadap Penurunan Kadar Tembaga Pada Limbah Cair PLTU Tanjung Enim 3 X 10 MW (PT. BEST) Muhammad Abdul Ghony; Triana Prihatin; Citra Aulia Rizky
Jurnal Ilmiah Teknik dan Sains Vol. 1 No. 1 (2023): Agustus: Jurnal Ilmiah Teknik dan Sains (JITS)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat AKIPBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62278/jits.v1i1.5

Abstract

Aktivitas industri Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang memanfaatkan air dalam prosesnya, akan menghasilkan limbah dalam bentuk limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan PLTU TE 3 X 10 MW (PT.BEST) yang mengandung kadar logam terlarut berupa tembaga (Cu) diatasi dengan cara dimanfaatkan kembali sebagai air feed demin plant, adapun kandungan Cu pada air limbah industri PLTU tersebut senilai 5.8 μg/L. Hal ini dapat menyebabkan bertambahnya konsentrasi kadar Cu pada air feed tersebut, sehingga penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kadar logam pada air limbah. Metode yang digunakan untuk menurunkan kadar logam adalah metode pengendapan menggunakan larutan NaOH dan Ca(OH)₂. Analisis kadar logam menggunakan spektrofotometer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan, waktu pengendapan dan pengaruh larutan NaOH dan Ca(OH)₂ dalam menurunkan kadar Cu. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh penambahan pengendapan NaOH dan Ca(OH)₂ terhadap waktu pengendapan. Semakin besar konsentrasi NaOH dan Ca(OH)₂ serta semakin lama waktu pengendapan, semakin besar persentase penurunan logam Cu. Persentase kadar logam Cu terbesar terdapat pada konsentrasi NaOH dan Ca(OH)₂ sebesar 15% dengan persentase penurunan masing-masing sebesar 94% dan 89%. Waktu optimum untuk mengendapkan logam Cu adalah 60 menit. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendapan NaOH lebih baik daripada Ca(OH)₂.
Kajian Mineral Cassiterite dan Mineral Ikutan Pada Bijih Timah Dengan Metode Grand Counting Analysis Di Bidang Pengolahan Mineral Unit Metalurgi Muntok PT. Timah Tbk Triana Prihatin; Aprilia Pratiwi
Jurnal Ilmiah Teknik dan Sains Vol. 1 No. 1 (2023): Agustus: Jurnal Ilmiah Teknik dan Sains (JITS)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat AKIPBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62278/jits.v1i1.8

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah termasuk sumber daya mineral. Pengolahan sumber daya mineral tak lepas dari metode-metode maupun teknologi yang mutakhir untuk memperoleh hasil mineral yang optimal disertai dengan keuntungan yang besar, biaya produksi seminimum mungkin dan tentu saja ramah lingkungan salah satunya pengolahan bijih timah. Pengolahan bijih timah umumnya dilakukan pemisahan dengan metode basah dan metode kering. Pemisahan ini dilakukan dengan mengandalkan sifat fisik dari bijih timah tersebut. Identifikasi awal mineral cassiterite dan mineral ikutan dengan mengetahui sifat fisik dari mineral pembawa timah dan mineral ikutan agar dapat terolah secara efektif dengan metode Grand Counting Analysis. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan kadar cassiterite pada sampel fraksi dan taksasi serta perbedaan kadar cassiterite dan mineral lainnya pada middling dan tailing alat air table. Pengambilan sampel dilakukan secara acak untuk sampel fraksi dan sampel taksasi diambil pada alat air table. Hasil analisis menunjukkan terjadi perbedaan kadar cassiterite dan mineral ikutan pada setiap fraksi yang dimulai dari ukuran +20#, +50#, +70#, +100# dan -100# mesh sedangkan pada sampel taksasi terjadi penaikan dan penurunan kadar cassiterite. Hal ini menunjukkan pada setiap sampel fraksi maupun taksasi mengandung kadar cassiterite dan mineral ikutan yang berbeda-beda. Oleh karena itu diperlukannya metode grand counting analysis untuk mengetahui jumlah mineral cassiterite dan mineral ikutan pada setiap proses pemisahan bijih timah agar terolah secara efektif
Perbandingan Hasil Pengujian Kadar Karbon Pada Sampel Standar Soil Menggunakan CHN Analyzer 628 dan UV/VIS Spectrophotometer Triana Prihatin; Selvira Elfani
Jurnal Ilmiah Teknik dan Sains Vol. 1 No. 1 (2023): Agustus: Jurnal Ilmiah Teknik dan Sains (JITS)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat AKIPBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62278/jits.v1i1.9

Abstract

Pengujian ini dilakukan karena semakin banyaknya permintaan terhadap pengujian sampel tanah maka diperlukan proses preparasi sampel dan peralatan pengujian yang dapat dilakukan dalam waktu yang cukup singkat. Pengujian ini dilakukan menggunakan sampel standar soil CRM 502-694 dan CRM 502-697 yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara alat UV/VIS Spectrophotometer dan CHN Analyzer 628 sehingga dapat ditentukan alat manakah yang lebih efektif digunakan untuk menguji kandungan karbon pada sampel soil baik dari segi waktu maupun proses pengerjaannya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa: 1) pengujian menggunakan alat CHN Analyzer 628 hasilnya lebih mendekati nilai setifikat sampel dari pada menggunakan alat UV/VIS Spectrophotometer dan 2) pengujian menggunakan CHN Analyzer 628 lebih efektif dilakukan dari pada UV/VIS Spectrophotometer
Kajian Kadar Air Bijih Timah Menggunakan Metode SNI 2490:2008 Di Bidang Pengolahan Mineral Unit Metalurgi Muntok PT. Timah, Tbk Triana Prihatin; Tutut Dosti Arfiani
Jurnal Ilmiah Teknik dan Sains Vol. 1 No. 1 (2023): Agustus: Jurnal Ilmiah Teknik dan Sains (JITS)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat AKIPBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62278/jits.v1i1.10

Abstract

Bijih timah yang ditambang di Indonesia umumnya adalah dari jenis endapan timah aluvial dan sering disebut sebagai endapan timah sekunder atau disebut timah placer. Jenis bijih timah ini sudah terlepas dari endapan induknya yaitu timah primer, dan oleh air diendapkan kembali di tempat lain yang rendah, maka diperlukan penentuan kadar air dalam kandungan bijih timah. Kadar air adalah persentase kandungan air yang terdapat pada suatu bahan yang memiliki kandungan air yang tinggi yang dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis), contohnya bijih timah yang masih banyak mengandung air. Pengujian kadar air bijih timah dilakukan disebabkan oleh banyaknya jumlah kandungan air yang terdapat pada bijih timah yang datang dari penambangan laut maupun penambangan darat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan memahami prinsip penentuan kadar air bijih timah di Unit Metalurgi Muntok PT. Timah, Tbk menggunakan metode (SNI) 2490:2008. Standar ini menetapkan prosedur uji di laboratorium tentang penentuan kadar air untuk tanah, batuan dan material sejenisnya berdasarkan beratnya prosedur uji perhitungan serta ketelitian dan penyimpangan. dalam standar ini dilampirkan contoh hasil uji pemeriksaan kadar air lengkap dengan perhitungannya kadar air material yang ditentukan dalam cara uji ini, adalah sebagai perbandingan berat air pori atau air bebas yang ada dalam material dan partikel padat yang dinyatakan dalam persen
Perbandingan Metode Uji Analisa ASTM dan BS ISO Dalam Monitoring Pengiriman Batubara Ke PLTU Bukit Asam Triana Prihatin; Putra Putra; Rizki Daffa Mulia
Jurnal Ilmiah Teknik dan Sains Vol. 1 No. 2 (2023): Desember: Jurnal Ilmiah Teknik dan Sains (JITS)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat AKIPBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62278/jits.v1i2.21

Abstract

Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri tambang batubara memerlukan kendali mutu pada produk mereka agar dapat menjaga kualitas dan mendapat kepercayaan konsumen dengan menjaga parameter didalamnya meliputi kadar air, kelembapan, zat terbang, kadar abu, karbon tertambat, total sulpur, dan kalori dalam batubara. Penelitian ini dilakukan di PT. Bukit Asam Tbk. dengan membandingkan metode uji Analisa dari dua standar pengujian yang berbeda, Pengujian pertama menggunakan American Society for Testing Materials (ASTM) lalu pengujian kedua menggunakan British Standard (BS) dengan perbandingan suhu, waktu, dan ukuran. Hasil dari penelitian ini menunjukan perbandingan dari kedua metode didapatkan selisih terbesar pada tiga parameter berturut-turut adalah nilai kadar abu 1,66%, Volatile Matter 0,9%, Karbon Tertambat 0,9%. Dan didapatkan perbandingan pada cara persiapan sampel sebelum diuji. Dengan demikian, hasil dari penelitian menunjukan perbandingan dalam kedua metode yang dapat digunakan dalam Analisa batubara, ASTM lebih cocok untuk digunakan dalam normal test karena dapat meminimalisir terjadinya kesalahan dalam Analisa