Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

BIMBINGAN BELAJAR BAHASA INGGRIS BAGI ANAK-ANAK PANTI ASUHAN SINAR KASIH MELALUI METODE MUSIK (MUDAH, ASYIK, KREATIF) DI KELURAHAN KLAMESEN, DISTRIK AIMAS, KABUPATEN SORONG-PAPUA BARAT Marissa S Tupamahu; Windy Wonmally
J-DEPACE (Journal of Dedication to Papua Community) Vol 5, No 1 (2022): Juni
Publisher : Universitas Victory Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34124/jpkm.v5i1.108

Abstract

Pentingnya Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional merupakan hal tidak bisa kita pungkiri. Sebagai bahasa global, bahasa Inggris memegang fungsi dan peran yang sangat besar. Salah satu implikasi yang terlihat adalah semakin banyak orang berusaha belajar/ menguasai bahasa Inggris dengan baik. Dalam bidang pendidikan misalnya. Untuk menghadapi persaingan global, bahasa Inggris dikenalkan kepada siswa lebih dini. Banyak siswa sekolah dasar (SD) bahkan taman kanak- kanak (TK) mulai mempelajari bahasa Inggris. Di sisi lain, muncul berbagai lembaga kursus Bahasa Inggris yang memasang tarif begitu fantastis. Kesenjangan ekonomi dalam masyarakat menjadikan Bahasa Inggris tidak dapat dinikmati oleh semua orang, terutama masyarakat ekonomi bawah. Anak asuh di Panti Asuhan Sinar Kasih pun merasakan hal yang sama. Banyak dari mereka yang berminat belajar Bahasa Inggris diluar jam sekolah namun kondisi yang ada sangat tidak memungkinkan bagi mereka untuk melakukannya. Oleh sebab itulah maka pengabdian masyarakat ini merupakan hal yang sangat tepat sasaran untuk dilakukan. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat di Panti Asuhan Sinar Kasih, Distrik Aimas Kabupaten Sorong dapat terlaksana dengan baik. Meskioun demikian terdapat beberapa kendala yang dihadapi yaitu tempat belajar yang tidak memadai, motivasi belajar anak-anak panti dan tidak adanya mata pelajaran bahasa Inggris pada jenjang Pendidikan Sekolah Dasar.
BAHAGIA DAN KREATIF, ITU PILIHAN! (Pengabdian Kepada Masyarakat Lewat Belajar dan Bermain, untuk Usia Anak dan Remaja) Sherly Gaspersz; Natasya V. Leuwol; Melda A. Manuhuttu; Lulu Jola Uktolseja; Tagor Manurung; Jalmijn Tindage; Windy Wonmally; Ferdinando Solissa
J-DEPACE (Journal of Dedication to Papua Community) Vol 4, No 1 (2021): Juni
Publisher : Universitas Victory Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34124/jpkm.v4i1.85

Abstract

Kebahagiaan adalah salah satu emosi positif dan kreatif yang paling bermakna dan berkaitan dengan motivasi untuk melakukan banyak hal. Di dalam usaha mendapatkan kebahagiaan banyak orang bersikap pasif dan tidak aktif. Padahal banyak hal sederhana yang bisa dilakukan untuk terlibat dalam pengalaman mengalir dan mendapatkan kebahagiaan. Hal ini bisa terjadi karena kebahagiaan adalah perilaku adaptif dan bisa dipelajari oleh siapa saja. Ketika menyadari bahwa kebahagiaan adalah sesuatu yang harus diusahakan, seharusnya banyak orang dapat tergerak untuk memperjuangkan kebahagiaannya sendiri dengan memulainya dengan melakukan hal-hal kecil yang dapat menyenangkan hatinya.
DESAIN KURIKULUM BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI BERBASIS OBE UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING LULUSAN Everhard Markiano Solissa; Andi Muh suktomansyah; Ferdiawan; Singgih Prastawa; Ratna Susanti; Windy Wonmally
EDU RESEARCH Vol 6 No 1 (2025): EDU RESEARCH
Publisher : IICLS (Indonesian Institute for Corporate Learning and Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47827/jer.v6i1.569

Abstract

The design of the Indonesian language curriculum in higher education plays a crucial role in equipping graduates with the necessary skills to compete in the global job market. This study examines the development of an Outcome-Based Education (OBE) curriculum framework for Indonesian language courses in universities, focusing on enhancing graduates' competitiveness. The research employs a qualitative approach by analyzing curriculum structures, learning objectives, and competency mapping aligned with industry needs and international standards. The findings highlight that an OBE-based curriculum ensures students acquire practical language proficiency, critical thinking skills, and effective communication abilities. Moreover, integrating real-world applications and performance-based assessments strengthens students’ readiness for professional environments. The study emphasizes the importance of continuous curriculum evaluation and stakeholder collaboration in maintaining its relevance. Implementing an OBE-based Indonesian language curriculum is expected to bridge the gap between academic learning and workforce demands, thereby increasing graduates' employability and competitiveness.