Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search
Journal : Jurnal Fisika Unand

Pemodelan Kedalaman Air Tanah pada Zona Sulit Air Bersih Desa Sijantang Kota Sawahlunto Menggunakan Formulasi Water Seismic Index Ikhwan Safrima; Dwi Pujiastuti; Ahmad Fauzi Pohan
Jurnal Fisika Unand Vol 10 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1501.021 KB) | DOI: 10.25077/jfu.10.2.177-183.2021

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk pendugaan kedalaman air tanah di desa Sijantang Sawahlunto dengan menggunakan metode seismik refraksi. Data diambil dari 3 lintasan di daerah yang memiliki struktur geologi endapan aluvial.  Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metoda Water Seismic Index (WSI), yang merupakan metoda pemanfaatan dari perlambatan gelombang geser sebagai ciri-ciri adanya air di lapisan bawah permukaan tanah. Indeks WSI 0,8 – 2,0 merupakan  nilai yang menunjukkan keberadaan air tanah. Dari interpretasi pengolahan data diperoleh bahwa  lapisan tanah di daerah tersebut tersusun dari  lapisan atas yang  berupa  kerikil  di dekat permukaaan dan lapisan berikutnya  merupakan lapisan tanah pasir kering, pasir basah, lempung dan lempung lanau. Lapisan akuifer berada pada kedalaman 6.5 – 16 m dan dikategorikan sebagai akuifer dangkal. Dari pengolahan data dapat dibuktikan bahwa daerah bekas tambang batubara desa Sijantang, Sawahlunto masih memiliki ketersediaan air tanah yang dapat digunakan. Research has been carried out to modeling the depth of groundwater in the village of Sijantang, Sawahlunto by using the seismic refraction method. The data were taken from 3 trajectories in areas that have a geological structure of alluvial deposits.  Data processing was carried out using the Water Seismic Index (WSI) formulation, which is a method of exploiting shear wave retarding as a characteristic of water in the subsurface layers of the soil. WSI value from 0.8 to 2.0 are values that indicate the presence of ground water. From interpretation of data processing obtained that the soil layer in the study area is composed and the top layer in the form of gravel near the surface and the next layer is a layer of dry sand, wet sand, loam and silt loam.  The aquifer layer is at a depth of 6.5 - 16 m and is categorized as shallow aquifer. The result showed that the former coal mining area of Sijantang village, Sawahlunto still has groundwater that can be used.
Identifikasi Potensi Air Tanah di Kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Desti Wury Andany; Afdal Afdal; Ahmad Fauzi Pohan
Jurnal Fisika Unand Vol 10 No 3 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2104.586 KB) | DOI: 10.25077/jfu.10.3.392-398.2021

Abstract

Research to determine ground water potential in the Kota Terpadu Mandiri (KTM), Silaut Region, Pesisir Selatan Regency, has been conducted. This study applied the Schlumberger 2D configuration of the geoelectrical method. Data collection was carried out at five sounding points with a track span of 200 m, the shortest electrode distance was 1.5 m (current electrode) and 0.5 m (potential electrode) by the amount of data 27. Data processing was performed using IPI2WIN lite version. The result show that the aquifer was found at all sounding points in the unconfined aquifer with depth of 3.5 – 9.0 m and a confined aquifer with a depth of 39.5 – 47.6 m. Drilling can be carried out on TS-1, TS-3, TS-44 and TS-5 which are confined aquifers with a depth of up to 47.6 m in a layer of clayey sand.
Analisis Mikrotremor Menggunakan Metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio di Jalur Kereta Api Kota Padang Nadilla Syarah; Ahmad Fauzi Pohan
Jurnal Fisika Unand Vol 11 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1189.717 KB) | DOI: 10.25077/jfu.11.3.313-319.2022

Abstract

Getaran kereta api merupakan salah satu sumber mikrotremor. Getaran ini perlu dianalisis untuk mengetahui dampak terhadap lingkungan di sekitar jalur kereta api. Pengukuran mikrotremor telah dilakukan menggunakan metode horizontal to vertical spectral ratio (HVSR) di jalur kereta api Kota Padang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik geologi setempat dan tingkat getaran mekanik akibat kereta api pada daerah padat rumah penduduk di sekitar jalur kereta api Kota Padang. Pengukuran dilakukan di 5 titik dengan durasi perekaman 65 menit menggunakan geophone, data logger, dan laptop yang kemudian akan diolah menggunakan software Geopsy. Hasil analisis menunjukkan bahwa daerah penelitian memiliki jenis lapisan sedimen permukaan dengan ketebalan 30 meter atau lebih. Hal ini ditandai dengan nilai frekuensi dominan yang berkisar antara 0,68 Hz – 1,57 Hz. Daerah penelitian memiliki nilai amplifikasi yang berkisar antara 0,9 – 1,29. Getaran kereta api memiliki frekuensi dominan yang berkisar antara 1,24 Hz – 12,24 Hz dan amplifikasi 0,80 – 2,13. Nilai kecepatan partikel yang diperoleh dari nilai PVS berkisar antara 0,1254 mm/s – 0,3158 mm/s. Daerah penelitian dapat dikategorikan aman dari getaran kereta api dikarenakan rendahnya nilai amplifikasi dan nilai PVS yang berada di bawah batas aman menurut SNI 7571:2010.
Klasifikasi Kesuburan Tanah Menggunakan Parameter Resistivitas, Kadar Air, dan pH Tanah Studi Kasus: Tanaman Jagung Mhd. Kahfi; Ahmad Fauzi Pohan
Jurnal Fisika Unand Vol 12 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.453 KB) | DOI: 10.25077/jfu.12.2.192-198.2023

Abstract

Penelitian untuk mengklasifikasikan kesuburan tanah menggunakan parameter resistivitas, kadar air, dan pH tanah pada tanaman jagung di Nagari Aia Gadang telah dilakukan menggunakan metode geolistrik konfigurasi dipole-dipole. Pengambilan data dilakukan pada 3 lintasan yang masing-masingnya memiliki panjang lintasan 24 meter, jarak elektroda 1,2 meter untuk elektroda arus dan elektroda potensial dan jumlah titik data yaitu 66. Data tambahan yaitu kadar air tanah dan pH tanah untuk masing-masing lintasan. Pengolahan data resistivitas dilakukan menggunakan software RES2DINV, yang selanjutnya akan dibandingkan dengan nilai kadar air dan pH tanah untuk setiap fase perkembangan jagung. Hasil pengolahan data tanah yang subur untuk ditanami jagung pada fase perkecambahan didapatkan nilai resistivitas 4,49-9,23 Ωm dan nilai resistivitas tidak subur yaitu 11,2-31,5 Ωm. Pada fase vegetatif, tanah yang subur memiliki nilai resistivitas 4,49-9,23 Ωm dan nilai resistivitas tidak subur yaitu 11,2-31,5 Ωm. Sedangkan pada fase reproduktif, tanah yang subur memiliki nilai resistivitas 9,24-166 Ωm dan nilai resistivitas tidak subur yaitu 179,1-328 Ωm.
Identifikasi Potensi Longsor di Kota Sawahlunto dengan Menggunakan Parameter Frekuensi Dominan, Amplifikasi, dan Kecepatan Gelombang Geser Lathifah Fauziah; Ahmad Fauzi Pohan
Jurnal Fisika Unand Vol 12 No 3 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.12.3.341-347.2023

Abstract

Telah dilakukan penelitian terkait potensi tanah longsor di Kota Sawahlunto. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi daerah mana saja yang berpotensi mengalami tanah longsor di Kota Sawahlunto. Daerah berpotensi longsor diidentifikasi dengan menggunakan parameter frekuensi dominan, amplifikasi, dan kecepatan gelombang geser Vs30 yang dihubungkan dengan topografi dan formasi geologi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa nilai frekuensi dominan daerah penelitian berkisar antara 0,6074 Hz  11,4838 Hz, amplifikasi antara 0,4723  2,1598, dan Vs30 antara 381,7644 m/s  755,9333 m/s. Dari 27 titik akuisisi data, terdapat satu titik yang berpotensi tinggi mengalami tanah longsor, delapan titik berpotensi sedang, dan 18 titik berpotensi rendah. Daerah yang berpotensi tinggi mengalami tanah longsor adalah Kelurahan Durian I, Kecamatan Barangin dengan nilai frekuensi dominan 0,9182 Hz, amplifiksi 2,1598, Vs30 522,0777 m/s  568,8488 m/s, dan berada dekat dengan struktur geologi sesar.
Evaluasi Kondisi Jembatan Kuranji dengan Metode Horizontal To Vertical Spectral Ratio dan Pergerakan Partikel Nurul Annisa; Ahmad Fauzi Pohan
Jurnal Fisika Unand Vol 12 No 3 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.12.3.380-386.2023

Abstract

Evaluasi kondisi jembatan diperlukan untuk melihat keadaan jembatan sebagai tindakan pencegahan terjadi kerusakan yang lebih besar pada struktur jembatan. Jembatan Kuranji terbagi menjadi 2 bagian yaitu jembatan lama yang berusia 30 tahun dan jembatan baru yang berusia 9 tahun. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan pengukuran mikrotremor. Pengukuran dilakukan di 12 titik dengan durasi perekaman 90 menit. Hasil pengukuran mikrotremor diolah menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) dan pergerakan partikel (particle motion) menggunakan Software Geopsy. Pada analisis kurva HVSR dihasilkan nilai frekuensi alamiah. Untuk menentukan kondisi jembatan ditentukan nilai rasio frekuensi alamiah yang didapatkan dari pengolahan nilai frekuensi alamiah. Nilai frekuensi alamiah jembatan lama didapatkan sebesar 3,420 Hz dan 2,031 Hz untuk jembatan baru. Nilai rasio frekuensi alamiah jembatan baru sebesar 1,144% dan jembatan lama sebesar 2,611% dan dinyatakan jembatan baru berada dalam keadaan baik secara struktur dan jembatan lama berada dalam keadaan karatan (cacat kecil) yang memerlukan perawatan secara rutin. Pada metode pergerakan partikel didapatkan ketidakselarasan pergerakan struktur atas dan bawah jembatan lama yang dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan pada struktur jembatan.
Interpretasi Sebaran Anomali Magnetik di Daerah Prospek Panas Bumi Sumani, Sumatera Barat Syafira Aulina Refiani; Ahmad Fauzi Pohan; Ardian Putra
Jurnal Fisika Unand Vol 12 No 3 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.12.3.387-393.2023

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sebaran anomali magnetik di daerah panas bumi Jorong Padang Belimbing dengan menggunakan metode geomagnet.  Pengambilan data dilakukan menggunakan magnetometer dengan titik amat di 186 titik pengamatan dengan 14 lintasan dan jarak antar titik adalah 100 m. Data anomali magnetik yang didapatkan dikoreksi dengan koreksi harian dan koreksi IGRF, selanjutnya dilakukan reduksi ke kutub dan kontinuasi ke atas. Setelah dilakukan proses pengolahan data, didapatkan nilai anomali total di daerah penelitian antara -1682,8 nT hingga 6739,9 nT yang memiliki beberapa nilai di bawah IGRF.  Hal ini diduga karena adanya demagnetisasi batuan akibat adanya sumber panas di bawah permukaan.  Pemodelan 2D dilakukan dengan menganalisa anomali medan magnet hasil kontinuasi ke atas dengan ketinggian 100 m. Berdasarkan pemodelan menunjukkan terdapat empat lapisan pada daerah penelitian.  Lapisan pertama diindikasikan sebagai aluvium, lapisan kedua diindikasi sebagai aliran piroklastik, lapisan ketiga diindikasikan sebagai satuan lava dan vulkanik tersier yang merupakan batuan penudung (cap rock) dengan kedalaman rata-rata 225 meter hingga 1465 meter di bawah permukaan dan lapisan terakhir diindikasikan sebagai reservoir yang didominasi oleh satuan meta batu gamping.  Sumber panas di daerah Padang Belimbing diduga berasal dari aktivitas vulkanik bukit Tinjau Laut.
Identifikasi Karakteristik Fluida dan Estimasi Temperatur Reservoir Panas Bumi di Tanjung Raya dan Palupuh, Kabupaten Agam Ariqah Ardelia; Dwi Pujiastuti; Ahmad Fauzi Pohan
Jurnal Fisika Unand Vol 12 No 3 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.12.3.394-400.2023

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang identifikasi karakteristik fluida dan estimasi temperatur reservoir panas bumi di Tanjung Raya dan Palupuh, Kabupaten Agam. Sampel penelitian diambil dari 2 titik sumber mata air panas masing-masing sebanyak 500 ml pada bagian dasar, tengah dan permukaan mata air panas. Identifikasi karakteristik fluida panas bumi dilakukan menggunakan diagram segitiga Cl-Li-B untuk menentukan asal-usul dan pengenceran fluida panas bumi serta diagram segitiga Na-K-Mg untuk menentukan kesetimbangan fluida panas bumi. Estimasi temperatur reservoir panas bumi ditentukan dengan persamaan geotermometer. Konsentrasi unsur Na, K dan Mg pada masing-masing sampel diuji menggunakan Atomic Absorpsion Spectroscopy (AAS), konsentrasi unsur Ca, Li dan B diuji menggunakan Inductively Coupled Plasma – Atomic Emission Spectroscopy (ICP-AES), konsentrasi unsur Cl diuji menggunakan metode titrasi dan konsentrasi senyawa SiO2 diuji menggunakan Visible Spectroscopy. Berdasarkan hasil penelitian, fluida panas bumi di Tanjung Raya dan Palupuh mengalami sedikit pengenceran dan terletak jauh dari sumber panas bumi. Mata air panas di Tanjung Raya dan Palupuh berada pada daerah immature water yang mengindikasikan fluida panas bumi tidak mencapai kesetimbangan dan terjadi banyak pencampuran dengan air permukaan. Estimasi temperatur reservoir panas bumi yang didapatkan menggunakan persamaan geotermometer silika memiliki temperatur 164,153⁰C – 175,209⁰C, yang dapat dikategorikan sebagai sistem panas bumi bertemperatur sedang.
Perbandingan Koreksi Medan (Terrain Correction) Konvensional dan Modern pada Metode Gravitasi Menggunakan Data DEM ERTM2160 dan SRTM2gravity pada Wilayah Cianjur Afikatul Awaliyah; Ahmad Fauzi Pohan
Jurnal Fisika Unand Vol 13, No 5 (2024)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.13.5.651-657.2024

Abstract

A study has been conducted to compare the distribution of anomaly values obtained through conventional and modern terrain correction to identify the subsurface structure of the Cianjur region, especially around the location of the Cugenang Fault. The data used are gravity disturbance data equivalent to Free Air Anomaly (FAA) from GGMplus, ERTM2160 DEM data as topographic data, and modern terrain correction data from SRTM2gravity. Data is processed using Microsoft Excel, Oasis Montaj, and Surfer software. Based on the results of the CBA contour map obtained, the application of SRTM2gravity data as a modern terrain correction provides better results so that subsurface structure modeling will provide more accurate results. The CBA contour map produced from modern terrain correction provides clearer topographic results than conventional terrain correction using ERTM2160 DEM topographic data. Furthermore, using SRTM2gravity modern terrain correction data provides clearer rock density contrast results along the active path of the Cugenang Fault.
Estimasi Struktur Bawah Permukaan Menggunakan Metode Seismik Refraksi Di Kawasan Pantai Padang Windi Jalnadia; Ahmad Fauzi Pohan
Jurnal Fisika Unand Vol 13 No 3 (2024)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.13.3.399-405.2024

Abstract

Peristiwa gempa bumi di Sumatera Barat menyebabkan terbentuknya retakan-retakan di atas permukaan tanah.Kondisi tersebut tentu berpengaruh terhadapstruktur bawah permukaan tanahnya. Penelitian mengenai pemodelan strukturbawah permukaan menggunakan metode seismik refraksi telah dilakukan.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan penampang seismik di kawasanPantai Padang. Jumlah lintasan padapenelitian sebanyak dua lintasan dengan panjang masing-masing lintasan 80 meterdan spasi geophone 1 meter. Data yang diperolehberupa waktu rambat sebagaifungsi jarak dan data diolah menggunakan metodeHagiwara. Hasil penelitianmenunjukkan kecepatan pada Lintasan 1 untuk lapisanpertama (v1) adalah (1111,11-1250) m/s yang diinterpretasikan sebagai batuan alluvial dan lapisan kedua didapatkan nilai kecepatan (v2) berkisar (2000-5000) m/s yang diinterpretasikan kemungkinan sebagai batu gamping, batu pasir dan batu serpih. Kedalaman yang mampu direkam pada Lintasan 1 adalah (2,9-29,53) m. Pada Lintasan 2,besarnya nilai kecepatan lapisan pertama (v1) adalah (263,16-769,23) m/sdiinterpretasikan sebagai batuan aluvial, sedangkan besarnya nilai kecepatan lapisan kedua (v2) adalah (3333,33-5000) m/s diinterpretasikan kemungkinan sebagai batu gamping, batu pasir dan batu serpih. Kedalaman yang mampu direkam pada Lintasan 2 adalah (0,16-29,87) m. Jenis batuan yang didapatkan sesuai dengan peta geologi. Padakedua lintasan terindikasi adanya amblesan atau penurunan struktur bawah permukaankarena struktur lapisan yang tidak sejajar atau horizontal antara lapisan atasdengan lapisan di bawahnya.