Keberadaan lembaga pengelola konservasi desa dinilai penting dalam peningkatan pendapatan masyarakat dan pelestarian kawasan hutan. Paradigma pengelolaan hutan konservasi sudah berubah dimana pengelolaan melibatkan para pihak yang berkepentingan. Tujuan penelitian ini menganalisis kinerja lembaga pengelola konservasi desa kapiroe dari aspek kelembagaan, kawasan dan usaha. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi metode wawancara menggunakan kuesioner kepada anggota dan pengurus LPKD, wawancara mendalam kepada pengurus inti LPKD, observasi dan studi dokumen terkait dengan kinerja lembaga pengelola kemitraan desa menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja LPKD Kapiroe cukup baik, hal ini berdasarkan 3 aspek yang dinilai aspek kelembagaan, kelola kawasan dan kinerja jejaring dan kerjasama usaha. Kinerja kelembagaan LPKD dari aspek kelola kelembagaan dikategorikan tinggi berdasarkan legalitas pengurus, keterlibatan pengurus dan anggota dalam pertemuan rutin dan peningkatan kapasitas, pengurus melakukan kegiatan konservasi yaitu penanaman batas hidup dan kegiatan pemulihan ekosistem, namun pada aspek kinerja jejaring dan kerjasama usaha belum mencapai hasil yang optimal karena tidak adanya kerjasama usaha.