Jajang Supriatna
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Budidaya tanaman paprika (Capsicum annum var. Grossum) secara hidroponik dengan sistem irigasi tetes di P4S Tottal Cantigi Farm Supriatna, Jajang; Azzahra, Itsna Dewi
Community Empowerment Forthcoming issue
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/ce.5214

Abstract

Paprika merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki peluang tinggi untuk dibudidayakan karena permintaannya yang tinggi baik dari dalam maupun luar negeri. Saat ini para petani paprika masih belum bisa memenuhi semua permintaan pasar yang ada, karena penanamannya masih terbatas dan tingkat produksinya masih rendah. Untuk itu dibutuhkan suatu upaya yang dapat lebih meningkatkan hasil produksi paprika, salah satunya adalah dengan teknik budidaya paprika secara hidroponik seperti yang dilakukan di P4S Tottal Cantigi Farm yang melaksanakan budidaya paprika tersebut dengan menggunakan sistem irigasi tetes. Catatan teknis ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai teknik budidaya paprika hidroponik dengan sistem irigasi tetes. Pengumpulan informasi dilaksanakan di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Tottal Cantigi Farm, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada 1 Februari 2021 sampai dengan 28 Februari 2021 dengan metode wawancara, mini seminar, observasi langsung di lapangan serta studi pustaka. Hasil penelusuran informasi menunjukkan bahwa kegiatan budidaya paprika yang dilakukan di P4S Tottal Cantigi Farm terdiri dari penyemaian, penanaman, pemeliharaan (penyiraman dan pemupukan, penyulaman, pemasangan tali, pelilitan, pewiwilan, seleksi cabang, seleksi buah, aplikasi pestisida, serta pengendalian hama dan penyakit), panen, hingga pasca panen.
Evaluasi kegenjahan dan daya hasil jagung manis hibrida Indonesia menggunakan analisis GGE biplot pada lingkungan yang berbeda Dedi Ruswandi; Jajang Supriatna; Edi Suryadi; Nyimas Poppi Indriani; Noladhi Wicaksana; Muhammad Syafii
Kultivasi Vol 20, No 2 (2021): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v20i2.32748

Abstract

AbstrakUji multilokasi merupakan fase yang penting dalam menyeleksi hibrida jagung yang stabil pada lingkungan yang luas dan menyeleksi hibrida superior untuk lokasi spesifik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kegenjahan dan daya hasil hibrida Padjadjaran, serta menentukan interaksi genotip dengan lingkungan (G x E), stabilitas, dan adaptabilitas karakter kegenjahan hibrida Padjadjaran di tiga lokasi selama dua musim yang berbeda di Jawa Barat. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan  delapan belas perlakuan yang terdiri dari enam belas hibrida Padjadjaran dan dua kultivar cek. Percobaan dilaksanakan selama dua tahun berturut- turut yaitu tahun ke-1 (Maret sampai Juli, 2014) dan tahun ke-2 (Maret sampai Juli, 2015) di tiga lokasi di Jawa Barat, yaitu: Jatinangor - Sumedang, Lembang - Kabupaten Bandung Barat, dan Wanayasa - Kabupaten Purwakarta. Uji lanjut yang digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai rerata kegenjahan dan daya hasil digunakan analisis Duncan Multiple Range Test (DMRT), sedangkan untuk menentukan interaksi G x E, stabilitas, dan adaptabilitas menggunakan Genotype plus Genotype x Environment (GGE) biplot. Hasil memperlihatkan bahwa analisis GGE dapat menentukan interaksi G x E, stabilitas, dan adaptabilitas jagung manis hibrida Indonesia di Jawa Barat secara akurat. Model GGE disarankan untuk dapat digunakan sebagai aplikasi analisis untuk perilisan hibrida unggul di Indonesia oleh Kementerian Pertanian.Kata Kunci: Adaptabilitas, Interaksi  G x E, kegenjahan, Stabilitas Abstract. Multi-environment testing is an important stage to select stable hybrid for broad environment and to select superior hybrid for a specific environment. To determined G x E (Genotype x Environment) interaction, stability and adaptability of Padjadjaran sweet corn in Indonesia, sixteen new Padjadjaran sweetcorn hybrids and two commercial hybrids were tested in three locations for two different seasons in West Java, Indonesia. Duncan multiple range was used to elaborate the difference between sweetcorn hybrids for short duration and yield, while Genotype plus Genotype x Environment (GGE) biplot analysis was used to determine G x E interaction, stability, and adaptability. Results showed that GGE analysis was accurately determined G x E interaction, stability, and adaptability of Indonesian sweet corn in West Java. The GGE model is suggested to implement as a tool for Ministry of Agriculture  to release superior hybrid in Indonesia.Keywords: Adaptability, G x E interaction, Short duration, Stability
Kelimpahan Serangga Pada Berbagai Jenis Tumpangsari Kacang Kedelai Dengan Tanaman Refugia Siti Syarah Maesyaroh; Jajang Supriatna
Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech) Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33661/jai.v6i2.4560

Abstract

The study aims to determine the abundance of insects in various types of intercropping of soybean with refugia plants. The research was conducted at Kp. Rancabango Kec. Tarogong Kaler from May to November 2020. The method used in this research is descriptive quantitative method. The various kinds of intercropping treatment consisted of borders, mix cropping, refugia only and soybeans only. Based on the results of the study, it was shown that the index of diversity values of fitfall trap and yellow trap on the intercropping land of soybean with refugia plants were in the medium category and the dominance index value in the traps both were in the low category.
Pengaruh Dosis NPK Mutiara dan Konsentrasi Air Laut terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hipogeae L.) Varietas Kijang engkus kusnaedin; Atak Tauhid; jajang supriatna
JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science) Vol 4, No 1 (2019): JAGROS : JURNAL AGROTEKNOLOGI DAN SAINS (JOURNAL OF AGROTECHNOLOGY AND SCIENCE)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jagros.v4i1.875

Abstract

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditas pangan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan merupakan sumber pangan yang memiliki gizi cukup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis NPK mutiara dan konsentrasi air laut terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah. Percobaan dilakukan di Desa Pasawahan, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut dari bulan April hingga Juli 2019. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RBD) pola faktorial 4 x 4 dengan dua ulangan, faktor pertama adalah mutiara NPK dosis (P) terdiri dari empat tingkatan: p0 = 0 g / Polybag, p1 = 1,2 g / Polybag, p2 = 1,8 g / Polybag, dan p3 = 2,4 g / Polybag. Konsentrasi faktor kedua Air Laut (A), terdiri dari empat tingkatan: a0 = 0 ml / liter, a1 = 30 ml / liter, a2 = 40 ml / liter, dan a3 = 50 ml / liter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara berbagai dosis NPK dan konsentrasi air laut pada pertumbuhan dan hasil kacang. Secara independen, dosis 1,2 g / polybag NPK efektif dan efesien untuk menunjukkan pengaruh terbaik pada semua parameter pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah, sedangkan berbagai konsentrasi air laut tidak menunjukkan hasil yang signifikan pada semua parameter pengamatan
INTENSITAS PENYAKIT KUNING (CRINIVIRUS), PERTUMBUHAN DAN HASIL VARIETAS TOMAT HIBRIDA Resti Fajarfika; Jajang Supriatna; Leni Nurainal Mardiah
JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science) Vol 2, No 1 (2017): JAGROS: Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology and Sciences)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jagros.v2i1.318

Abstract

Penyakit kuning yang disebabkan oleh TICV (Tomato infectious chlorosis virus) pada tanaman tomat merupakan penyakit baru di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter agronomi beberapa varietas tomat terhadap intensitas penyakit kuning (Crinivirus) di Kabupaten Garut. Penelitian dilakukan di Tarogong Kaler, Garut. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 13 perlakuan dan 3 ulangan. Varietas yang digunakan yaitu varietas Royal 58, TM Marvel, Marta F1, Yasmin F1, Swadesi F1, Maya 353, Larisa F1, Amala 474, Toti F1, Natama Super F1, Warani F1, Agatha F1 dan Marta 9 F1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas TM Marvel secara nyata menunjukkan intensitas serangan TICV paling rendah yaitu 14, 13% dan menunjukkan penampilan terbaik pada tinggi tanaman serta bobot buah layak jual per plot. Varietas Royal 58 menunjukkan penampilan terbaik pada luas daun dan bobot buah per tanaman. Varietas Swadesi F1 mengalami intensitas serangan TICV cukup berat (26,83%) namun mampu menghasilkan bobot buah layak jual per plot cukup banyak dan menunjukkan penampilan terbaik pada bobot kering tanaman. Varietas Amala 474 menunjukkan penampilan terbaik pada jumlah buah per tanaman. Kata kunci : Karakter agronomi, Tomat, Crinivirus
SCREENING GALUR TETUA JAGUNG (Zea mays L.) MUTAN GENERASI M4 BERDASARKAN ANALISIS TOPCROSS DI ARJASARI, JAWA BARAT Jajang Supriatna; Dedi Riswandi
JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science) Vol 1, No 1 (2016): JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology and Science)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jagros.v1i1.303

Abstract

Informasi mengenai nilai Daya Gabung Umum (DGU) dan High-Parent Heterosis (HPH) diperlukan dalam kegiatan seleksi untuk menentukan sumber genetik potensial dalam pengembangan kultivar unggul baru. Topcross merupakan salah satu metode yang efektif digunakan karena mampu mengestimasi nilai DGU serta data hasil pengamatan tetua beserta progeninya dapat digunakan untuk mengestimasi nilai HPH. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan galur inbred superior berdasarkan nilai DGU dan HPH pada beberapa karakter komponen hasil. Penelitian telah dilaksanakan di Kecamatan Arjasari, Jawa Barat pada bulan Maret-Juli 2013. Materi genetik yang diteliti terdiri dari 46 galur M4DR yang diuji berdasarkan metode topcross dengan menyertakan DR8 sebagai tetua tester. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 12 galur yang memiliki nilai DGU tinggi. Terseleksi 7 pasangan persilangan berdasarkan nilai HPH. Galur M4DR 4.8.8 dan M4DR 18.4.1 memiliki nilai daya gabung yang tinggi pada beberapa karakter komponen hasil sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai tetua dalam perakitan kultivar jagung berdaya hasil tinggi. Kata Kunci : jagung, galur inbred, topcross, komponen hasil
Seleksi Kultivar Kentang (Solanum tuberosum L.) Berdasarkan Penampilan Karakter Agronomis di Dataran Medium Kabupaten Garut Jajang Supriatna; Resti Fajarfika; Asep Bagja; Juniarti P Sahat
JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science) Vol 3, No 1 (2018): JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology and Science)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jagros.v3i1.445

Abstract

Penanaman kentang pada kawasan dataran medium akan dihadapkan dengan masalah cekaman lingkungan terutama suhu tinggi (heat stress) yang menyebabkan adanya perubahan penampilan sebagai respons terhadap cekaman. Adanya perbedaan respons diantara kultivar menunjukkan tingkat adaptasi yang beragam. Sebuah penelitian yang bertujuan untuk menyeleksi kultivar kentang berdasarkan penampilan karakter agronomis di dataran medium Kabupaten Garut sebagai langkah awal seleksi dan evaluasi materi genetik potensial dalam pengembangan kultivar kentang adaptif dataran medium Kabupaten Garut. Percobaan telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2018 di Tarogong Kaler Kabupaten Garut dengan ketinggian 732 meter di atas permukaan laut (m dpl). Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan menggunakan 15 kultivar kentang sebagai perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali. Kultivar-kultivar yang digunakan terdiri dari 14 kultivar uji yaitu 1) Andina, 2) Sangkuriang, 3) Cipanas, 4) AR-08, 5) Amabile, 6) Atlantik Malang, 7) Dayang Sumbi, 8) GM-05, 9) Merbabu-17, 10) Vernei, 11) Tedzo MZ, 12) Median, 13) Erika, dan 14) Granola, serta 1 kultivar pembanding yaitu Olimpus. Hasil penelitian menunjukkan terseleksi sejumlah kultivar kentang yang memiliki penampilan agronomis lebih baik dibandingkan dengan kultivar pembanding diantaranya 2 kultivar berdasarkan tinggi tanaman, 2 kultivar berdasarkan luas daun, 5 kultivar berdasarkan jumlah umbi per tanaman dan 10 kultivar berdasarkan diameter umbi. Kultivar GM-05 dan Vernei memiliki kemampuan adaptasi yang baik pada kawasan dataran medium Kabupaten Garut berdasarkan karakter tinggi tanaman, luas daun dan jumlah umbi per tanaman. Kata Kunci: Solanum tuberosum L.; karakter agronomis; heat stress; dataran medium
Post-harvest handling of kenya bean (Phaseolus vulgaris L.) at the katenzo farmer group, Pangalengan, Bandung Regency Jajang Supriatna; Putri Amelia
Community Empowerment Vol 8 No 5 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/ce.8365

Abstract

Kenya bean (Phaseolus vulgaris L.) is an exotic horticultural commodity belonging to the leguminous group which has quite high economic value. The demand for Kenya beans does not only come from within the country, but also from abroad. Domestic kenya beans are exported to several countries such as Singapore, Malaysia, Hong Kong, England and Australia. In order to produce a product suitable for export, appropriate post-harvest treatment is required. This technical note aims to provide information regarding the postharvest handling of kenya bean in the Katenzo Pangalengan Farmers Group, Bandung Regency. Methods for gathering information include field observations, small seminars, interviews and literature studies. Observations showed that the post-harvest handling carried out in farmer groups included several stages consisting of harvest collection, sorting and grading, weighing, storage, packaging and labeling, and delivering.
Eksplorasi dan Karakterisasi Penampilan Biji Padi Lokal Asal Dataran Medium Kabupaten Garut Jajang Supriatna; Riki Kurnia; Arie Gusminar Nur Azizah; Khairani Oktafiani Mardhayanti
JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science) Vol 7, No 2 (2023): JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jagros.v7i2.2793

Abstract

Padi lokal merupakan sumber daya genetik yang dapat dimanfaatkan dalam perakitan varietas padi unggul. Eksplorasi padi lokal penting dilakukan sebagai langkah awal upaya upaya pelestarian sumber daya genetik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi padi sawah lokal asal dataran medium Kabupaten Garut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan April 2023. Penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu survei lokasi keberadaan padi lokal, pengamatan karakteristik biji dan analisis jarak genetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 13 aksesi padi lokal yang tersebar pada 4 Kecamatan diantaranya 3 aksesi dari Cibatu (Sri Ayu, Apud dan Tsunami); 7 aksesi dari Karangawitan (Widas, Buleud, Sumatera, Ketan KP, Bandawati, Tongkol dan Ulung); 2 aksesi dari Singajaya (Hawara dan Sahdang) dan 1 aksesi dari Banjarwangi (Rantai). Setiap aksesi memiliki karakteristik biji yang beragam berdasarkan panjang gabah, lebar gabah, perbandingan panjang dan lebar gabah, panjang beras pecah kulit, lebar beras pecah kulit, dan Bobot 1000 Gabah Kering. Berdasarkan koefisien kemiripan 13% pada analisis jarak genetik menunjukkan bahwa terdapat 2 klaster utama. Klaster I terdiri dari aksesi Sri Ayu, Ketan KP, Bandawati, Apud dan Tsunami; Klaster II terdiri dari Widas, Ulung, Buleud, Sumatera, Rantai, Tongkol, Hawara dan Sahdang.
Penilaian Komponen Hasil dan Indeks Intercropping 22 Jagung Hibrida Pada Sistem Intercropping Jagung-Kedelai Jajang Supriatna; Muhamad Sahrul Sidik; Rama Adi Pratama; Fakhri Nasharul Syihab; Yuyun Yuwariah; Dedi Ruswandi
Paspalum: Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 11, No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35138/paspalum.v11i1.519

Abstract

This study aims to determine the performance of the yield components and the intercropping index of 22 hybrid maize in the maize-soybean intercropping system. This research was carried out in Cikajang, Garut Regency from January 2021 to June 2021. The method used in this research is a quantitative descriptive and experimental method. The experimental design used was a randomized block design with 27 treatments made in 3 replications. The genetic material used was 22 test hybrids from the Padjadjaran University collection and 5 commercial hybrids as comparisons. Assessment of yield components was carried out using The Least Significant Increase (LSI) test assessed for 4 yield components consisting of cob diameter, cob length, number of seeds cobs, and dry seed/plant weight. Intercropping index assessment was analyzed based on the calculation of Land Equivalent Ratio (LER), Area Time Equivalent Ratio (ATER), and Aggressivity (A). The results showed that there were 4 hybrids that had high yields in the maize-soybean intercropping system including DRc6 x DRc7, DRc8 X MDRc18.8.1, DRc8 X MDRc1.1.3 and MDRc3.1.4 X MDRc18.5.1. There are 3 profitable hybrids in the intercropping system of soybean maize based on the intercropping index including DRc4 X MDRc7.2.3, DRc8 x DRc9, and MDRc7.4.3 x MDRc18.8.1.