Febriyanti, Shafira Viana
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Identifikasi Jenis Mikroplastik dan Logam Berat di Air Sungai Kapuas Kota Pontianak Sugandi, Didiek; Agustiawan, Deri; Febriyanti, Shafira Viana; Yudi, Yulius; Wahyuni, Nelly
POSITRON Vol 11, No 2 (2021): Vol. 11 No. 2 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (800.866 KB) | DOI: 10.26418/positron.v11i2.49355

Abstract

Sungai Kapuas berperan sebagai sarana transportasi, sumber air baku untuk PDAM, tempat rekreasi, hingga menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah bagi masyarakat Pontianak, Kalimantan Barat. Sampah plastik merupakan sampah yang paling banyak dihasilkan karena tingginya aktivitas masyarakat. Sampah plastik yang terpapar sinar ultraviolet atau proses lainnya dapat terdekomposisi menjadi mikroplastik (5 mm - 1 µm) yang dapat berdampak negatif bagi ekosistem perairan bahkan manusia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis polimer dan logam berat pada mikroplastik yang ada di air Sungai Kapuas. Pengambilan sampel pada 6 titik lokasi didasarkan pada outlet pasar, pelabuhan, penyebrangan feri dan industri. Identifikasi kelimpahan, bentuk dan warna dilakukan dengan menggunakan mikroskop, karakterisasi jenis polimer dengan Fourier Transform Infra Red (FTIR) dan logam berat dengan Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX). Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan mikroplastik di Sungai Kapuas sebesar 943,3 partikel/L dengan persentase terbesar berbentuk filamen (33%) dan  fragmen (33%). Karakterisasi gugus fungsi dengan FTIR menunjukkan adanya plastik jenis polietilena (PE) pada serapan 2918 cm-1, polipropilena (PP) pada serapan 2917 cm-1, polistirena (PS) pada serapan 3348 cm-1, 2917 cm-1, 1397 cm-1, politetraflouoroetilena (PTPE) pada serapan 1030 cm-1 dan poliamida pada serapan 1586 cm-1. Berdasarkan analisa SEM-EDX, sampel mikroplastik mengandung unsur C, O, Na, Al, Si, Cl, dan K serta tidak ditemukan logam berat. Variasi bentuk, jenis, dan komposisi unsur-unsur pada sampel mikroplastik disebabkan karena adanya perbedaan aktivitas masyarakat di sekitar Sungai Kapuas Kota Pontianak. Penelitian ini dapat menjadi dasar dalam melakukan kegiatan konservasi dan mitigasi dari dampak polusi mikroplastik di kawasan Sungai Kapuas Kota Pontianak.
Analisis Bentuk Mikroplastik pada Sedimen Pantai Mangrove di Kalimantan Barat Febriyanti, Shafira Viana; Utomo, Kiki Prio; Sulastri, Aini
Journal of Marine Research Vol 13, No 2 (2024): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v13i2.36714

Abstract

Persebaran sampah plastik yang berasal dari kegiatan manusia akan berakhir pada pesisir laut. Sebesar 80% sampah plastik yang memberikan kontribusi negatif terhadap lingkungan akan mengalami pengendapan dan terdegradasi menjadi partikel mikroplastik. Ukuran partikel mikroplastik antara 0,3 - ≤5 mm berpotensi terendap dalam sedimen pantai, salah satunya jenis lingkungan bervegetasi mangrove. Penumpukan partikel mikroplastik di akar dan batang mangrove akan berdampak bagi pertumbuhan ekosistem serta biota air, oleh karena itu dilakukan perhitungan jumlah mikroplastik dengan analisis laboratorium berdasarkan identifikasi bentuk partikel. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan alat hand coring serta sekop sebagai pembanding jumlah mikroplastik di setiap titik. Tahapan analisis laboratorium terdiri dari pengeringan sampel, degradasi bahan organik, pemisahan densitas, filtrasi dan identifikasi visual mikroskop. Terdapat lima bentuk mikroplastik yang diperoleh yaitu fiber, fragmen, pellet, foam dan film. Pengambilan sampel menggunakan hand coring diperoleh hasil terbanyak partikel mikroplastik di setiap titik secara berurutan Titik C1, C2 dan C3 yaitu 85 fragmen, 67 fiber dan 133 fragmen. Sedangkan menggunakan alat sekop jumlah partikel terbanyak secara berurutan titik C1, C2 dan C3 yaitu 42 fiber, 76 fragmen dan 82 partikel fragmen. Perbedaan jumlah partikel di setiap titik dikarenakan banyak sumber pencemar secara alami, manusia dan existing lingkungan. Penelitian ini akan menjadi dasar penanggulangan dan minimalisir pengurangan sampah plastik untuk mengurangi dampak pencemaran mikroplastik dan konservasi di sedimen pantai Kalimantan Barat.  The spread of plastic waste originating from human activities will end up on sea coasts. As much as 80% of plastic waste which makes a negative contribution to the environment will experience deposition and be degraded into microplastic particles. Microplastic particle sizes between 0.3 - ≤5 mm have the potential to be deposited in coastal sediments, one type of mangrove vegetated environment. The buildup of microplastic particles in the roots and stems of mangroves will have an impact on the growth of the ecosystem and aquatic biota, therefore the amount of microplastics is calculated using laboratory analysis based on identification of the particle shape. Sampling was carried out using a hand coring tool and a shovel to compare the number of microplastics at each point. The laboratory analysis stages consist of sample drying, organic material degradation, density separation, filtration and microscope visual identification. There are five forms of microplastics obtained, namely fiber, fragments, pellets, foam and film. Sampling using hand coring resulted in the highest number of microplastic particles at each point, respectively Points C1, C2 and C3, namely 85 fragments, 67 fibers and 133 fragments. Meanwhile, using a shovel tool, the highest number of particles were at points C1, C2 and C3, namely 42 fibers, 76 fragments and 82 fragment particles. The difference in the number of particles at each point is due to the many sources of natural, human and environmental pollution. This research will be the basis for handling and minimizing the reduction of plastic waste to reduce the impact of microplastic pollution and conservation in West Kalimantan coastal sediments.