Natasha Lousiana Tamba
Universitas Negeri Medan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peran Bimbingan Konseling pada Pengembangan Potensi Anak Gifted Rafael Lisinus Ginting; Ira Amanda Br Munthe; Syahidah Maghfirah; Mutyah Hafit; Afifah Amalia Zahrah; Fretty Simanjuntak; Vebiola Br Simanjorang; Natasha Lousiana Tamba; Ibrena Amabel Egita Barus; Ruth Sara Panto Uli Hutasoit
Bima Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2023): Bima Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, Edisi Juli - Desember 2023
Publisher : Yayasan Pendidikan Bima Berilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53299/bajpm.v3i2.347

Abstract

Penelitan ini bertujuan untuk mengkaji peran bimbingan konseling pada pengembangan potensi anak gifted. Penelitian ini menggunakan metode tinjauan literatur dengan penelitian terdahulu yang dilakukan di bidang tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan konseling memiliki peran penting dalam pengembangan potensi anak gifted. Bimbingan konseling dapat membantu anak gifted dalam mengatasi berbagai isu yang mereka hadapi, seperti kebingungan tentang makna keberbakatan, perasaan akan perbedaan, perasaan akan ketidaktepatan, kritik terhadap diri sendiri, tingkat konflik internal yang meningkat, kurangnya pemahaman diri dari orang lain, harapan dari orang lain yang tidak realistik, dan hostility orang lain terhadap kemampuan anak berbakat. Bimbingan konseling dapat dilakukan melalui berbagai model dan strategi, antara lain konseling akademik, konseling terapi, dan konseling perkembangan. Konseling akademik dapat membantu anak gifted dalam mengembangkan kemampuan akademik mereka. Konseling terapi dapat membantu anak gifted dalam mengatasi masalah-masalah emosional dan sosial mereka. Konseling perkembangan dapat membantu anak gifted dalam mengembangkan potensi mereka secara optimal dan baik.
ANALISIS HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL PADA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 35 MEDAN DARI PERSPEKTIF GENDER Carenina Z Y T; Elviani Van Gracella Sinaga; Maria Chyntia Panjaitan; Natasha Lousiana Tamba; Syairal Fahmy Dalimunthe
Afeksi: Jurnal Psikologi Vol. 3 No. 2 (2024): Afeksi: Jurnal Psikologi
Publisher : Afeksi: Jurnal Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/afeksi.v3i2.1830

Abstract

Dari sudut pandang teoritis, konsep interaksi sosial berakar pada konstruktivisme sosial, yang menyatakan bahwa individu membangun pemahamannya sendiri tentang realitas melalui interaksi sosial. Teori gender menyatakan bahwa peran dan harapan gender dapat mempengaruhi perilaku dan interaksi sosial. Gender merupakan faktor penting yang membentuk interaksi dan hubungan sosial. Penelitian tentang ``hubungan interaksi sosial di kalangan pelajar'' ini bertujuan untuk memperdalam analisis fenomena ini dari perspektif gender. Studi ini mengkaji bagaimana perbedaan gender mempengaruhi kualitas dan kuantitas interaksi sosial antar siswa, apakah terdapat perbedaan sifat interaksi antara siswa laki-laki dan perempuan, dan apakah interaksi tersebut berdampak pada akademik dan akademik. Mereka menginginkan jawaban atas pertanyaan seperti bagaimana dampaknya pengalaman sekolah mereka? Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode kausal komparatif yang dapat mendukung adanya hubungan sebab akibat antara kedua variabel dalam penelitian. Penelitian ini mengkaji dua variabel penelitian yaitu variabel gender sebagai variabel independen dan variabel interaksi sosial sebagai variabel dependen. Peneliti menggunakan kuesioner sosiometri. Survei sosiometri nominasi adalah jenis survei yang menggunakan serangkaian pertanyaan yang menanyakan siswa tentang teman favorit dan tidak disukai selama kegiatan sekolah, dimulai dari yang paling populer. Analisis data menggunakan angket sosiometri bernama menunjukkan bahwa siswa dengan nomor absensi 3, 4, dan 19 adalah yang paling populer. Dan ketiganya adalah siswa laki-laki. Siswa yang dikarantina saat ini adalah siswa dengan nomor absensi 2, 18, 20, 26, 28, dan 29 Ini termasuk empat pria dan dua wanita. Hal ini terjadi dengan munculnya teori hukum feminis atau feminist legal theory. Teori ini menegaskan bahwa undang-undang yang dibuat didasarkan pada nilai-nilai maskulin dan hukum yang ditegakkan didasarkan pada nilai-nilai sosial yang menindas.