Hernani Hernani
Program Studi Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

ANALISIS NATURE OF SCIENCE (NOS) PADA MATERI IKATAN KIMIA DALAM BUKU TEKS PELAJARAN KIMIA SMA KELAS X DI KOTA BANDUNG Dewi Hernawati; Hernani Hernani; Ahmad Mudzakir
Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jrppk.v10i2.52241

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyampaian dan persentase tujuh dimensi NOS pada materi ikatan kimia dalam buku teks kimia SMA kelas X. yang paling dominan digunakan di Kota Bandung. Pada penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif-kuantitatif dengan metode analisis konten (content analysis) terhadap dua buku yang dominan digunakan siswa di kota Bandung Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Buku teks pelajaran kimia SMA kelas X yang dominan digunakan di Kota Bandung belum menyampaikan semua dimensi NOS secara lengkap dan eksplisit. Penyampaian dimensi berbasis model (model-based) dan instrumentasi termasuk dalam kategori sangat baik, dimensi tentatif dan inferensial termasuk dalam kategori baik, dimensi empiris termasuk dalam kategori cukup, dimensi sosial dan kemasyarakatan termasuk dalam kategori buruk, serta dimensi produk teknologi termasuk dalam kategori sangat buruk serta (2) Persentase kemunculan tujuh dimensi NOS memiliki selisih yang cukup signifikan antara satu dimensi dengan dimensi lainnya. Dimensi berbasis model merupakan dimensi yang persentase kemunculannya paling tinggi (55,6%); dimensi inferensial 24,7%, dimensi empiris 15,2%, dimensi tentatif 2,3%, dimensi instrumentasi 1,1%, dimensi sosial kemasyarakatan 1,1%, dan dimensi produk teknologi 0%.
ANALISIS MUATAN LITERASI SAINS PADA BUKU TEKS KIMIA SMA DI KOTA BANDUNG Annisa Mustika Pertiwi; Hernani Hernani; Ahmad Mudzakir
Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jrppk.v8i2.52291

Abstract

Salah satu faktor yang menjadi penyebab rendahnya literasi sains peserta didik diantaranya karena kurangnya muatan aspek-aspek literasi sains dalam buku teks pembelajaran yang digunakan oleh siswa. Buku teks sains yang baik setidaknya memuat setiap aspek literasi sains secara seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan informasi terkait muatan literasi sains yang terdapat dalam buku teks kimia SMA kelas X yang paling dominan digunakan oleh guru dan peserta didik SMA Negeri di Kota Bandung. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif secara kuantitatif menggunakan prosedur penelitian Chiapetta et al (1991) berdasarkan empat aspek literasi sains. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku teks yang dianalisis memuat 76% tema sains sebagai kerangka pengetahuan, 13% sains sebagai penyelidikan, 8% sains sebagai cara berpikir dan 3% interaksi antara sains, teknologi dan masyarakat. Konten dalam buku teks yang dianalisis didominasi oleh sains sebagai kerangka pengetahuan dan belum menunjukkan keseimbangan aspek-aspek literasi sains dalam isinya.
PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA DI KOTA BANDUNG PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT BERBASIS PIKTORIAL Syifa Ainun Nuraisyah; Nahadi Nahadi; Hernani Hernani; Triannisa Rahmawati
Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jrppk.v10i1.52232

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil miskonsepsi siswa SMA kelas XI di KotaBandung dan faktor yang mempengaruhinya pada materi hidrolisis garam. Desain penelitianyang digunakan adalah desain penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di tigaSMA Negeri dengan jumlah partisipan sebanyak 151 siswa yang telah mempelajari materihidrolisis garam. Penentuan partisipan dalam penelitian ini dilakukan secara purposive. Teknikpengumpulan data dilakukan dengan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat berbasis piktorialpada materi hidrolisis garam yang merupakan hasil modifikasi peneliti dari hasil pengembanganoleh peneliti sebelumnya yang terdiri dari 13 butir soal serta telah dinyatakan valid dan reliabel,dilanjutkan dengan pengisian angket. Temuan dari penelitian ini adalah siswa teridentifikasimengalami 11 macam miskonsepsi yang signifikan dari 10 konsep pada materi hidrolisis garam.Miskonsepsi terbanyak terjadi pada konsep hidrolisis parsial dengan persentase 49,67%. Secaraumum miskonsepsi
UJI KELAYAKAN MODUL ASAM-BASA BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES DAN BERORIENTASI LITERASI SAINS Agita Nurul Agnia; Anna Permanasari; Hernani Hernani
Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jrppk.v9i2.52246

Abstract

Modul asam-basa berbasis SSI dan berorientasi literasi sains telah dikembangkan sebagai sumberbelajar alternatif yang sangat diperlukan dalam pembelajaran kimia pada masa pandemik. Kajianlebih lanjut telah dilakukan untuk memastikan keterujian dan kelayakan modul tersebut untukdigunakan, sebagai bagian dari penelitian Educational Design Research dengan modelpengembangan Plomp. Uji kelayakan modul dilakukan di salah satu SMA Negeri di KabupatenBandung dengan melibatkan 20 orang siswa sebagai partisipan dan 5 orang guru kimia serta 2orang dosen ahli sebagai validator. Penelitian dilaksanakan dengan tahapan: (1) penelitianpendahuluan; (2) perencanaan dan pengembangan produk; (3) uji kelayakan; serta (4) uji cobaterbatas untuk mengetahui tingkat keterbacaan. Modul yang dikembangkan memiliki beberapakarakteristik yaitu berbasis pembelajaran SSI, penyajian materi diawali oleh konteks, contoh danlatihan soal berkonteks serta dilengkapi dengan daftar bacaan tambahan. Hasil validasi danpenilaian terhadap modul menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan memiliki kriteriasangat baik sehingga layak dan memenuhi syarat untuk digunakan dalam proses pembelajarankimia di kelas XI. Hasil uji keterbacaan menunjukkan bahwa modul yang dikembangkanmemiliki tingkat keterbacaan yang tinggi dengan kategori independen yang artinya siswa tidakmengalami kesulitan dalam memahami modul ini. Siswa memberikan tanggapan positif terhadapmodul yang dikembangkan baik dari segi tampilan, penyajian, kebahasaan, dan konteks yangdigunakan.Kata kunci: Socioscientific
ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS XI MIPA SMAN 17 GARUT PADA MATERI PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA Sri Haryati; Hernani Hernani
Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jrppk.v10i2.52238

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa pada materi pergeseran kesetimbangan kimia, untuk mencapai tujuan ini digunakan metode deskriptif kualitatif. Partisipan pada penelitian ini 137 orang siswa yang berasal dari 4 kelas yang dikelompokkan menjadi 23 kelompok. Instrumen yang digunakan adalah Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) eksperimen yang memuat sembilan soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akar permasalahan kesulitan pada materi praktikum ini terkait dengan penulisan reaksi ionisasi sebagai konsep prasyarat untuk memahami pergeseran kesetimbangan. Selain itu, siswa belum bisa menghubungkan aspek makroskopis dari data hasil observasi ke penjelasan aspek submikroskopis terkait partikel ionis yang terlibat dalam sistem kesetimbangan dan cara penulisan simboliknya yang sesuai aturan.
STUDI PRA-KONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS BERDASARKAN ASPEK SAINS, TEKNOLOGI, DAN REKAYASA PADA KONTEKS CAIRAN IONIK Iqbal Ibnu Fakhri; Asep Supriatna; Hernani Hernani
Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jrppk.v10i2.52233

Abstract

Pendidikan abad 21 menuntut siswa untuk menjadikan aspek sains, teknologi, dan rekayasa penting disampaikan secara utuh dalam upaya mengembangkan kemampuan berpikir siswa sehingga menjadikannya masyarakat yang lebih baik. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap prakonsepsi siswa terhadap aspek sains, teknologi dan rekayasa pada konteks cairan ionik, sebagai dasar untuk mengembangkan desain didaktisnya. Penelitian kualitatif ini menggunakan instrumen wawancara klinis kognitif serta tes uraian untuk mengungkap prakonsepsi siswa. Adapun prakonsepsi siswa yang diungkap berkaitan dengan pemahaman siswa terhadap konten kimia mengenai senyawa ionik, konteks cairan ionik, serta aspek sains, teknologi, dan rekayasa. Partisipan penelitian berjumlah 15 siswa dari tiga sekolah di Kota Bandung. Dengan metode penelitian analisis konten, diungkap hasil penelitian yaitu siswa sudah memiliki pemahaman yang cukup baik mengenai konten kimia mengenai senyawa ionik meskipun terdapat beberapa siswa yang mengalami miskonsepsi. Pada konteks cairan ionik, siswa sudah memiliki pemahaman yang cukup baik. Pada aspek sains, teknologi, dan rekayasa, siswa memiliki pemahaman yang kurang baik. Secara khusus siswa memiliki pemahaman yang baik hanya pada aspek teknologi saja.
STUDI PRAKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MENGENAI ASPEK SAINS, TEKNOLOGI DAN REKAYASA PADA KONTEKS DIODA PEMANCAR CAHAYA ORGANIK Rifa Aang Diyastuti; Asep Supriatna; Hernani Hernani
Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jrppk.v9i1.52285

Abstract

Prakonsepsi dibutuhkan sebagai langkah awal untuk mengembangkan desain didaktis, sehingga konteks Dioda Pemancar Cahaya Organik (DPCO) dapat menjadi salah satu materi untuk pembelajaran berbasis konteks di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prakonsepsi yang dimiliki siswa SMA mengenai konteks DPCO, konten kimia terkait konteks DPCO, serta aspek sains, teknologi, dan rekayasa. Penelitian ini menggunakan metode analisis konten. Instrumen yang digunakan, yaitu pedoman wawancara klinis kognitif dan instrumen tes tertulis. Partisipan pada penelitian ini sebanyak 15 siswa dari dua SMA Negeri yang ada di Kota Bandung. Secara umum hasil analisis prakonsepsi siswa SMA mengenai konteks DPCO, konten kimia terkait DPCO, aspek sains dan teknologi sudah baik, hanya saja perlu bimbingan guru agar siswa dapat benar-benar memahami konteks DPCO, konten kimia terkait konteks DPCO, aspek sains dan teknologi. Namun, siswa masih belum memahami aspek rekayasa. Hasil dari analisis pada penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk membuat desain didaktis mengenai DPCO.
PRAKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MENGENAI ASPEK NATURE OF SCIENCE (NOS) PADA KONTEKS PELARUTAN SELULOSA MENGGUNAKAN CAIRAN IONIK Nada Camelia Al-Sefy; Hernani Hernani; Ahmad Mudzakir
Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jrppk.v10i1.52137

Abstract

Literasi sains merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki siswa sebagai tuntutan pasarabad-21. Dalam membangun kemampuan literasi sains siswa, hakikat sains (Nature of Science,NOS) hadir sebagai komponen penting utama yang dapat membantu siswa dalam mempelajarikonten sains yang dapat diajarkan melalui pembelajaran berbasis kontekstual. Penelitiankualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan informasi terkait prakonsepsi siswa mengenai aspekNOS pada konteks pelarutan selulosa menggunakan cairan ionik sebagai dasar dalammengembangkan desain didaktis. Prakonsepsi siswa diperoleh melalui tes tertulis dan wawancaraklinis dengan melibatkan 15 siswa SMA kelas XI dari salah satu sekolah di Kabupaten BandungBarat. Dengan menggunakan metode penelitian analisis konten, diperoleh hasil penelitian bahwasiswa memiliki pemahaman yang kurang baik pada konteks pelarutan selulosa menggunakancairan ionik. Siswa kesulitan dalam menjelaskan mekanisme pelarutan selulosa dan terdapatbeberapa miskonsepsi yang ditemukan. Berkaitan dengan pemahaman mengenai aspek NOS,siswa berada pada kategori Informed pada aspek tentatif, Transform pada aspek subjektivitas, sertaNaive pada aspek empiris, kreativitas dan imajinasi, serta sosial dan budaya. Hasil inimenunjukkan bahwa pada kebanyakan aspek NOS yang diteliti, siswa memiliki pandangan Naive,yang mana pandangan ini kurang baik karena tidak selaras dengan aspek NOS yang ditargetkanoleh ahli.
STUDI PRAKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MENGENAI ASPEK SAINS, TEKNOLOGI DAN REKAYASA PADA KONTEKS SEL SURYA TERSENSITASI PEWARNA ORGANIK Andi Muhammad Hafizh; Hernani Hernani; Ahmad Mudzakir
Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jrppk.v9i1.52287

Abstract

Pembelajaran sains yang terhubungkan dengan aspek teknologi dan rekayasa dipandang dapat memberikan pembelajaran yang lebih luas, lebih dalam dan sangat bersifat kontekstual untuk siswa. Kecakapan atau kemampuan literasi teknologi dan rekayasa merupakan salah satu aspek literasi yang dibutuhkan pada abad 21. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari prakonsepsi siswa terkait aspek sains, teknologi dan rekayasa pada konteks Sel Surya Tersensitasi Pewarna (Dye Sensitized Solar Cells, DSSC). Prakonsepsi siswa diperoleh dengan melakukan wawancara klinis kognitif dan tes tertulis berbentuk uraian singkat untuk mengetahui pemahaman siswa pada konteks DSSC, konten kimia SMA yang berkaitan dengan DSSC, dan pemahaman siswa dalam aspek sains, teknologi dan rekayasa. Metode penelitian yang digunakan adalah analisi konten. Partisipan penelitian berjumlah 15 siswa SMA kelas dua dari tiga sekolah di kota Bandung. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa sudah mengetahui keberadaan sel surya sebagai alat penghasil energi listrik dari sinar matahari namun belum pernah mendengar DSSC dan bagaimana mekanisme kerjanya. Siswa sudah menguasai konten kimia SMA yang terkait konteks DSSC, yang meliputi konten redoks, senyawa ionik dan kovalen namun masih kurang menguasai dalam konten sel volta. Siswa sudah mampu menjelaskan bahwa sains dan teknologi saling berhubungan, tetapi siswa belum dapat menjelaskan hakikat sains dan bagaimana penelitian saintifik dalam eksperimen. Terkait aspek rekayasa, siswa sudah mampu menganalisis kebutuhan teknologi berdasarkan harga, keamanan dan faktor lingkungan, tetapi siswa belum dapat menjelaskan contoh dari proses yang serupa dengan DSSC.