Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Hubungan Trauma Psikologis Dan Depresi Pada Mahasiswa Praklinik Terhadap Anhedonia Di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Ayu Baitul Muhsinin; Lusiana Wahyu Ratna Wijayanti; M. A. Kahfi Mathar; Danang Nur Adiwibawa
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 5 (2022): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Guna Menunjang Pencapaian Sustainable Developm
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Gangguan mental emosional merupakan suatu keadaan atau kondisi seseorang yang mengalami distress psikologik, terjadi perubahan psikologis pada keadaan tertentu tetapi bisa kembali pulih seperti semula. Di Indonesia menunjukkan sekitar 10% penderita gangguan mental emosional ada di rentang usia 15 – 24 tahun. Dalam mendiagnosis gangguan mood dan Personality Disorders (trauma dan depresi) memiliki kesamaan gejala klinis yang dimiliki yaitu, Anhedonia.Gejala tersebut telah lama ditemukan pada seseorang dengan gangguan jiwa termasuk depresi berat, skizofrenia, dan gangguan penyalahgunaan obat-obatan. Anhedonia merupakan penurunan atau kekurangan dalam kemampuan untuk merasakan pengaruh positif atau emosi terutama yangberhubungan dengan pendalaman perasaan, seksualitas, dan kesenangan dalam situasi yang biasanya disukai atau digemari. Metode penelitian: Penelitian ini meurpakan penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah Mahasiswa yang sedang menjalankan Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) tahap pre-klinik di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar (FK UNIZAR) tahun ajar 2021/2022. Sampel berjumlah 197 responden yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Data penelitiandianalisis dengan menggunakan uji Rank Spearman. Hasil Penelitian: Hasil analisis uji Rank Spearman pada anhedonia dengan depresi didapatkan P-Value 0,00 (P-Value ≤ 0,05) yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara anhedonia dengan depresi. Sedangkan uji analisis RankSpearman antara anhedonia dengan PTSD didapatkan P-Value 0,000 (P-Value ≤ 0,05) yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara anhedonia dengan PTSD. Kesimpulan penelitian: Terdapat hubungan antara anhedonia dengan depresi, begitu juga antara anhedonia dengan PTSDterdapat hubungan yang signifikan.Kata kunci: Anhedonia, Depresi, PTSD
HUBUNGAN STRES DAN BODY IMAGE PADA POLA MAKAN MAHASISWA PREKLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM Ainaya Miftia Asy'arista; Danang Nur Adiwibawa; Alfian Muhajir; Lusiana Wahyu Ratna Wijayanti
Cakrawala Medika: Journal of Health Sciences Vol. 2 No. 2 (2024): Cakrawala Medika: Journal of Health Sciences
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Medika Suherman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59981/a1enan60

Abstract

Remaja rentan mengalami gangguan pola makan akibat perubahan fisik dan psikis. Sebanyak 32,5% remaja putri dan 18,4% remaja putra mengalami gangguan ini, yang berkaitan dengan identitas dan konsep diri, dipengaruhi oleh stres dan body image. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan stres dan body image terhadap pola makan mahasiswa preklinik FK Universitas Islam Al-Azhar Mataram. Penelitian analitik observasional cross sectional dengan 176 responden dari mahasiswa preklinik FK Universitas Islam Al-Azhar tahun ajar 2022/2023, menggunakan stratified random sampling. Data dikumpulkan dengan Skala Pola Makan, DASS-42 untuk stres, dan MBSRQ-AS untuk body image, dianalisis dengan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara stres (p-value 0,006) dan body image (p-value 0,004) dengan pola makan. Stres dan body image terbukti berkontibusi terhadap pola makan pada mahasiswa preklinik FK Universitas Islam Al-Azhar Mataram.
HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA SISWA SMAN 2 MATARAM Baiq Inggit Citasari; Yolly Dahlia; Ronanarasafa; Lusiana Wahyu Ratna Wijayanti
Indonesian Journal of Health Research Innovation Vol. 2 No. 3 (2025): Indonesian Journal of Health Research Innovation
Publisher : Yayasan Menawan Cerdas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64094/6jvewb62

Abstract

Stres dan kecemasan merupakan dua respons psikofisiologis yang sering muncul ketika individu menghadapi perubahan atau situasi yang menimbulkan tekanan; stres merujuk pada reaksi fisik dan emosional terhadap tuntutan lingkungan yang membutuhkan adaptasi, sedangkan kecemasan adalah respons normal tubuh terhadap kondisi yang dipersepsikan mengancam kesejahteraan. Bila keduanya berlangsung kronis pada kalangan pelajar, fungsi tidur berpotensi terganggu sehingga kualitas tidur menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara tingkat stres dan kecemasan dengan kualitas tidur pada siswa SMAN 2 Mataram. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif analitik observasional dengan desain potong lintang (cross-sectional), di mana pengukuran variabel independen (tingkat stres dan kecemasan) dan variabel dependen (kualitas tidur) dilakukan secara serentak pada satu waktu pengamatan. Sampel dipilih melalui stratified random sampling, yakni populasi dibagi menjadi strata kemudian sampel diambil secara acak dari masing-masing strata untuk memperoleh representasi yang proporsional. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square untuk menilai adanya hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara tingkat kecemasan dan kualitas tidur, dengan nilai signifikansi asimptotik p = 0,000 (p < 0,05), yang mengindikasikan bahwa perbedaan yang diamati tidak mungkin terjadi akibat kebetulan semata. Temuan ini mendukung adanya keterkaitan bermakna antara tingkat stres dan kecemasan dengan kualitas tidur pada populasi siswa yang diteliti, sehingga menegaskan pentingnya upaya identifikasi dan intervensi dini terhadap faktor-faktor psikologis di lingkungan sekolah untuk mencegah gangguan tidur dan konsekuensi negatifnya terhadap kesehatan serta prestasi akademik. Penelitian lanjutan direkomendasikan untuk mengeksplorasi faktor perantara dan mekanisme kausalitas menggunakan desain longitudinal atau intervensional.
HUBUNGAN JENIS KELAMIN, KESIAPAN UJIAN DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN OSCE PADA MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL - AZHAR MATARAM Lisma Tania Putri; Yolly Dahlia; Ronanarasafa; Lusiana Wahyu Ratna Wijayanti
Indonesian Journal of Health Research Innovation Vol. 2 No. 4 (2025): Indonesian Journal of Health Research Innovation
Publisher : Yayasan Menawan Cerdas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64094/kbzjvf15

Abstract

Kecemasan saat menghadapi Objective Structured Clinical Examination (OSCE) merupakan masalah umum pada mahasiswa kedokteran dan dapat memengaruhi performa akademik serta kesiapan klinis. Berbagai faktor seperti jenis kelamin, kesiapan ujian, dan tipe kepribadian diketahui berperan dalam munculnya kecemasan, namun temuan penelitian sebelumnya masih bervariasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara jenis kelamin, kesiapan ujian, dan tipe kepribadian dengan tingkat kecemasan mahasiswa kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram dalam menghadapi OSCE. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan jumlah sampel 88 mahasiswa yang dipilih melalui simple random sampling. Tingkat kecemasan, jenis kelamin, kesiapan ujian, dan tipe kepribadian diukur menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel memiliki hubungan bermakna dengan tingkat kecemasan (p < 0,05). Jenis kelamin berhubungan signifikan dengan kecemasan (p = 0,004; rs = 0,307; korelasi lemah), dengan kecenderungan mahasiswa perempuan mengalami kecemasan lebih tinggi. Kesiapan ujian menunjukkan hubungan negatif yang bermakna (p = 0,000; rs = –0,518; korelasi sedang), menandakan bahwa semakin tinggi kesiapan ujian, semakin rendah tingkat kecemasan. Tipe kepribadian juga berhubungan signifikan dengan kecemasan (p = 0,000; rs = 0,407; korelasi sedang), di mana mahasiswa dengan tipe kepribadian introvert lebih berisiko mengalami kecemasan dibandingkan ekstrovert.Dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin, kesiapan ujian, dan tipe kepribadian berhubungan signifikan dengan tingkat kecemasan menghadapi OSCE. Temuan ini menegaskan perlunya intervensi berbasis kesiapan belajar dan pendampingan psikologis yang mempertimbangkan perbedaan karakteristik mahasiswa