Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PELAKSANAAN UJIAN MCQ PADA MAHASISWA ANGKATAN 2020 DAN 2021 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL AZHAR MATARAM Mayditya Biman Surya; Lusiana Wahyu Ratna Wiajayanti; Ronanarasafa; Yolly Dahlia
Cakrawala Medika: Journal of Health Sciences Vol. 2 No. 1 (2023): Cakrawala Medika: Journal of Health Sciences
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Medika Suherman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59981/rbwj8685

Abstract

Multiple Choice Question (MCQ) merupakan bentuk ujian di akhir blok di kurikulum kedokteran. Ujian MCQ dianggap sulit oleh sebagian besar mahasiswa karena ujian ini dihadapi pada setiap akhir blok. Kecemasan adalah suatu bentuk emosi negatif yang dapat timbul dalam berbagai keadaan dan situasi, biasanya dicetuskan oleh objek ancaman yang tidak nyata secara fisik. Kecemasan dapat dibedakan menjadi kecemasan ringan sampai kecemasan tingkat tinggi (panik). Kesiapan belajar merupakan kesiapan atau kesediaan seseorang untuk belajar mandiri, yang terdiri dari komponen sikap, kemampuan dan karakteristik personal Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif jenis analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Besar sampel sebanyak 85 sampel penelitian. Tingkat kecemasan yang di miliki mahasiswa FK UNIZAR sebelum menghadapi ujian MCQ yaitu tingkat kecemasan dengan kategori tinggi dengan pelaksanaan MCQ kategori kurang sebanyak 42 orang (44,2 %). Kesiapan belajar yang dimiliki mahasiswa FK UNIZAR sebelum menghadapi ujian MCQ yaitu kesiapan belajar dengan kategori tinggi dengan pelaksanaan MCQ kategori baik sebanyak 32 orang (33,7 %). Tingkat kecemasan dengan pelaksanaan ujian MCQ didapatkan hasil P-Value 0,002 (p-value < 0,05). Terdapat adanya hubungan antara tingkat kecemasan dan Kesiapan Belajar dengan pelaksanaan ujian MCQ pada mahasiswa angkatan 2020 dan 2022 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al - Azhar Mataram dengan P-Value 0,001 dan P-Value 0,002.
HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA SISWA SMAN 2 MATARAM Baiq Inggit Citasari; Yolly Dahlia; Ronanarasafa; Lusiana Wahyu Ratna Wijayanti
Indonesian Journal of Health Research Innovation Vol. 2 No. 3 (2025): Indonesian Journal of Health Research Innovation
Publisher : Yayasan Menawan Cerdas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64094/6jvewb62

Abstract

Stres dan kecemasan merupakan dua respons psikofisiologis yang sering muncul ketika individu menghadapi perubahan atau situasi yang menimbulkan tekanan; stres merujuk pada reaksi fisik dan emosional terhadap tuntutan lingkungan yang membutuhkan adaptasi, sedangkan kecemasan adalah respons normal tubuh terhadap kondisi yang dipersepsikan mengancam kesejahteraan. Bila keduanya berlangsung kronis pada kalangan pelajar, fungsi tidur berpotensi terganggu sehingga kualitas tidur menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara tingkat stres dan kecemasan dengan kualitas tidur pada siswa SMAN 2 Mataram. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif analitik observasional dengan desain potong lintang (cross-sectional), di mana pengukuran variabel independen (tingkat stres dan kecemasan) dan variabel dependen (kualitas tidur) dilakukan secara serentak pada satu waktu pengamatan. Sampel dipilih melalui stratified random sampling, yakni populasi dibagi menjadi strata kemudian sampel diambil secara acak dari masing-masing strata untuk memperoleh representasi yang proporsional. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square untuk menilai adanya hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara tingkat kecemasan dan kualitas tidur, dengan nilai signifikansi asimptotik p = 0,000 (p < 0,05), yang mengindikasikan bahwa perbedaan yang diamati tidak mungkin terjadi akibat kebetulan semata. Temuan ini mendukung adanya keterkaitan bermakna antara tingkat stres dan kecemasan dengan kualitas tidur pada populasi siswa yang diteliti, sehingga menegaskan pentingnya upaya identifikasi dan intervensi dini terhadap faktor-faktor psikologis di lingkungan sekolah untuk mencegah gangguan tidur dan konsekuensi negatifnya terhadap kesehatan serta prestasi akademik. Penelitian lanjutan direkomendasikan untuk mengeksplorasi faktor perantara dan mekanisme kausalitas menggunakan desain longitudinal atau intervensional.
The Relationship Between Procrastination, Self-Efficacy, and Self-Control in Relation to Anxiety Among Medical Students Aflah, Imam Nabil; Adiwibawa, Danang Nur; Ronanarasafa; Mirah, I Gusti Ayu Agung; Chee Kok Yoon
Jurnal Psikiatri Surabaya Vol. 14 No. 2 (2025): November
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jps.v14i2.64861

Abstract

Introduction: Anxiety is a condition characterized by apprehension and the persistent concern that something negative is about to occur, accompanied by physical, cognitive, and behavioral symptoms. There are two main factors influencing anxiety: internal and external factors. However, other contributing factors include procrastination, self-efficacy, and self-control. Methods: This study used an observational analytic design with a cross-sectional approach. A stratified random sampling technique was employed, yielding a sample size of 83 respondents. The data collected were analyzed using the chi-square correlation test. Results: The prevalence of high procrastination levels was observed in 37 respondents (44.6%). Low self-efficacy was reported in 49 respondents (59%), and low self-control in 41 respondents (49.4%). A total of 47 respondents (56.6%) experienced anxiety. There was a significant association between procrastination and anxiety, with a p-value of 0.000 (p < 0.05). Similarly, significant associations were found between self-efficacy and anxiety (p-value = 0.000, p < 0.05) and between self-control and anxiety (p-value = 0.000, p < 0.05). Conclusions: Significant associations were observed between procrastination, self-efficacy, and self-control with anxiety among students of the Faculty of Medicine at Universitas Islam Al-Azhar.
HUBUNGAN PENDIDIKAN, ANEMIA, DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PRAYA, KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2023 Alif Galang Pratama; Adib Ahmad Sammakh; Ida Ayu Made Mahayani; Ronanarasafa
Indonesian Journal of Health Research Innovation Vol. 2 No. 1 (2025): Indonesian Journal of Health Research Innovation
Publisher : Yayasan Menawan Cerdas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64094/m8avdw49

Abstract

Ketuban Pecah Dini (KPD) pada ibu bersalin dapat memicu infeksi dan sepsis yang berkontribusi pada meningkatnya angka kematian ibu. Sebanyak 85% kematian perinatal terkait dengan KPD. Meskipun penyebab utama KPD belum dapat dipastikan, ada beberapa faktor risiko yang diduga berperan, seperti paritas, kelainan pada selaput ketuban, usia ibu, kelemahan serviks, kehamilan kembar, kelebihan cairan ketuban (hidramnion), anemia, serta tingkat pengetahuan atau pendidikan ibu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pendidikan, kejadian anemia, dan paritas ibu hamil dengan kasus KPD di RSUD Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian menggunakan desain case-control dengan total sampel sebanyak 120 kasus dan 120 kontrol yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pendidikan menengah sebanyak 95 orang (39,6%), tidak mengalami anemia sebanyak 133 orang (55,4%), sementara responden dengan anemia sebanyak 107 orang (44,6%), dan 146 responden (60,8%) memiliki paritas berisiko. Terdapat hubungan antara pendidikan ibu hamil dan kejadian KPD dengan nilai p-value = 0,00 dan korelasi 0,209. Hubungan anemia dengan kejadian KPD ditunjukkan dengan nilai p-value = 0,019 dan OR 1,909. Selain itu, terdapat hubungan antara paritas dan kejadian KPD dengan nilai p-value = 0,025 dan OR 1,888. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara tingkat pendidikan, kejadian anemia, dan paritas ibu hamil dengan kasus Ketuban Pecah Dini di RSUD Praya, Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2023.
ANALISIS KORELASIONAL: EFIKASI DIRI, SLEEP QUALITY, LAMA PENGERJAAN KTI, DAN KECEMASAN PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR Dhiya Rahmatiyah; Yolly Dahlia; Ronanarasafa
Indonesian Journal of Health Research Innovation Vol. 2 No. 2 (2025): Indonesian Journal of Health Research Innovation
Publisher : Yayasan Menawan Cerdas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64094/4kngd469

Abstract

Kecemasan adalah istilah yang sangat akrab dengan menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, dan tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik. Kecemasan dapat muncul sendiri atau bergabung dengan gejala lain dari berbagai gangguan emosi (cemas, marah, takut, sedih bahkan senang sekalipun) kondisi ini dipicu oleh reaksi terhadap lingkungan. Kondisi ini menyebabkan masalah yang serius bagi sebagian orang dengan masalah   kecemasan, hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa kasus bunuh diri yang    pada awalnya terjadi masalah kecemasan hingga mengalami depresi yang berat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara efikasi diri, kualitas tidur, dan lama pengerjaan dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun KTI di Fakultas Kedokteran Unizar. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan melibatkan 102 responden, yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Uji statistik yang digunakan dalam analisis data adalah chi-square. Terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri, kualitas tidur, dan lama pengerjaan dengan kecemasan (p-value = 0,000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri, kualitas tidur, dan lama pemgerjaan berhubungan secara signifikan dengan kecemasan. Kata Kunci: Kecemasan, efikasi diri, kualitas tidur, lama pengerjaan
HUBUNGAN JENIS KELAMIN, KESIAPAN UJIAN DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN OSCE PADA MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL - AZHAR MATARAM Lisma Tania Putri; Yolly Dahlia; Ronanarasafa; Lusiana Wahyu Ratna Wijayanti
Indonesian Journal of Health Research Innovation Vol. 2 No. 4 (2025): Indonesian Journal of Health Research Innovation
Publisher : Yayasan Menawan Cerdas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64094/kbzjvf15

Abstract

Kecemasan saat menghadapi Objective Structured Clinical Examination (OSCE) merupakan masalah umum pada mahasiswa kedokteran dan dapat memengaruhi performa akademik serta kesiapan klinis. Berbagai faktor seperti jenis kelamin, kesiapan ujian, dan tipe kepribadian diketahui berperan dalam munculnya kecemasan, namun temuan penelitian sebelumnya masih bervariasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara jenis kelamin, kesiapan ujian, dan tipe kepribadian dengan tingkat kecemasan mahasiswa kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram dalam menghadapi OSCE. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan jumlah sampel 88 mahasiswa yang dipilih melalui simple random sampling. Tingkat kecemasan, jenis kelamin, kesiapan ujian, dan tipe kepribadian diukur menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel memiliki hubungan bermakna dengan tingkat kecemasan (p < 0,05). Jenis kelamin berhubungan signifikan dengan kecemasan (p = 0,004; rs = 0,307; korelasi lemah), dengan kecenderungan mahasiswa perempuan mengalami kecemasan lebih tinggi. Kesiapan ujian menunjukkan hubungan negatif yang bermakna (p = 0,000; rs = –0,518; korelasi sedang), menandakan bahwa semakin tinggi kesiapan ujian, semakin rendah tingkat kecemasan. Tipe kepribadian juga berhubungan signifikan dengan kecemasan (p = 0,000; rs = 0,407; korelasi sedang), di mana mahasiswa dengan tipe kepribadian introvert lebih berisiko mengalami kecemasan dibandingkan ekstrovert.Dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin, kesiapan ujian, dan tipe kepribadian berhubungan signifikan dengan tingkat kecemasan menghadapi OSCE. Temuan ini menegaskan perlunya intervensi berbasis kesiapan belajar dan pendampingan psikologis yang mempertimbangkan perbedaan karakteristik mahasiswa