Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PERKOTAAN KOTA PALU BERBASIS MITIGASI TEMPERATUR PERMUKAAN LAHAN Andi Chairul Achsan; Rizkhi Rizkhi; Rezky Awalia
Jurnal Belantara Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Forestry Study Program University Of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.837 KB) | DOI: 10.29303/jbl.v2i1.97

Abstract

Urban landscapes have the potential to provide a variety of benefits for urban communities. Urban landscapes can be a public space that can accommodate various kinds of public activities but also can be an ecological space that can provide space or means of protection for the sustainability of natural and environmental resources. The urban area of Palu city in its landscape arrangement tends to not pay attention to climate aspects as one of the factors that influence environmental sustainability and in creating productive public spaces. The main objective of this study is to develop a landscape plan for the urban area of Palu city based on mitigating land surface temperature. The specific objectives of the study include analyzing and determining the surface temperature distribution of urban areas in Palu City, analyzing the vegetation density index of the urban area of Palu City, formulating concepts and developing urban landscape landscape plans based on land surface temperature distribution and index of vegetation density. The approach used in this study uses a landscape planning approach which consists of several stages starting from inventory or data collection, data analysis, synthesis and planning. Based on spatial data on land surface temperature distribution and vegetation density index results obtained showed the highest distribution of temperature distribution in almost all areas of the East Palu Sub District and parts of West Palu Sub District and the lowest temperature distribution was in parts of West Palu Sub District. Based on the results of the spatial analysis of land surface temperature distribution and vegetation density index, the results show that landscape development plans with intensive green arrangement intensity are located in the East Palu Sub District and part of West Palu Sub District and landscape development plans with the intensity of non-intensive green is located on Most of the West Palu Sub District Area.
Evaluasi Kawasan Kumuh Pulau-Pulau Kecil (Studi Kasus: Permukiman Kumuh Padei Laut, Menui Kepulauan, Kabupaten Morowali) Rahmat Aris Pratomo; Khairinrahmat; Rezki Awalia
COMPACT: Spatial Development Journal Vol 1 No 1 (2022): COMPACT
Publisher : Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1914.686 KB) | DOI: 10.35718/compact.v1i1.735

Abstract

Permukiman kumuh menjadi salah satu masalah kompleks dalam penataan ruang. Penanganan kawasan ini juga sekaligus merupakan perwujudan salah satu upaya bersama para pelaku pembangunan dalam mencapai perkembangan kota yang berkelanjutan. Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan upaya penanganan permukiman kumuh yang terintegrasi dan holistik didukung dengan perencanaan penanganan yang terpadu. Pemerintah Indonesia saat ini telah berupaya keras dalam menangani perumahan dan permukiman kumuh dengan salah satu programnya yaitu “zero kumuh”. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan kurang lebih 41% dari keseluruhan pulaunya di huni oleh masyarakat, pembangunan pulau-pulau kecil di Indonesia tentu saja menghadapi tantangan yang sangat besar, termasuk permasalahan permukiman kumuh. Bahkan, masalah kumuh ini tampak telah menjadi masalah laten yang dialami oleh pulau-pulau kecil, tidak terkecuali di Padei laut, Menui Kepulauan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kekumuhan permukiman di pulau-pulau kecil dengan fokus terhadap aspek fisik dan lingkungan. Metode yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan Teknik analisis skoring mengacu pada Permen PUPR No. 14/PRT/M/2018 sebagai standar penilaian tingkat prioritas kekumuhan. Temuan penelitian menunjukan bahwa tingkat kekumuhan permukiman kumuh Padei Laut adalah prioritas 2 yang berarti klasifikasi kumuh sedang. Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya pemahaman terhadap karakteristik permukiman kumuh di wilayah pulau-pulau kecil.
Strategi Mitigasi Bencana Berdasarkan Pemetaan Tingkat Kerentanan Sosial Ekonomi Masyarakat Terdampak Banjir Bandang Di Desa Rogo Agung Dyah Laksmi Devita Devi; Muhammad Najib Najib; Rezki Awalia Eky; Vivi Novianti Vivi
Jurnal Peweka Tadulako Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal PeWeKa Tadulako
Publisher : Prodi PWK Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jpwkt.v1i1.1

Abstract

Banjir bandang terjadi di wilayah Kabupaten Sigi dengan salah satu wilayah terdampak yaitu Desa Rogo yang berada di Kecamatan Dolo Selatan. Terdapat beberapa aspek yang terdampak oleh bencana banjir bandang Desa Rogo namun cukup signifikan pada aspek sosial ekonomi masyarakat oleh karena itu penelitian ini mengarah pada strategi mitigasi berdasarkan pemetaan tingkat kerentanan sosial ekonomi masyarakat terdampak bencana banjir bandang di Desa Rogo. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi mitigasi bencana berdasarkan pemetaan tingkat kerentanan sosial ekonomi masyarakat terdampak banjir bandang di Desa Rogo Kabupaten Sigi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan pendekatan kuantitatif dengan metode scoring analysis, analisis spasial dan analisis SWOT. Variabel yang digunakan dalam kerentanan sosial yaitu kepadatan penduduk, persentase penduduk difabel, persentase penduduk menurut kelompok umur, persentase penduduk perempuan, sistem peringatan tradisional, dan perilaku konservasi dan hukum adat. Variabel kerentanan ekonomi menggunakan luas lahan produktif, ketergantungan pendapatan pada pertanian, jumlah sarana ekonomi, dan persentase tingkat kemiskinan. Terdapat dua dusun yang termasuk kelas kerentanan sosial sedang dan dua dusun termasuk kelas kerentanan sosial tinggi di Desa Rogo sedangkan kelas kerentanan ekonomi untuk semua dusun termasuk kelas kerentanan tinggi. Berdasarkan hasil analisis, strategi mitigasi bencana berdasarkan kerentanan sosial ekonomi yaitu meningkatkan kemampuan tanggap darurat bencana melalui sosialisasi dan pelatihan yang terkait kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana, melakukan program lumbung pangan untuk menampung cadangan makanan, dan pengembangan budaya sadar bencana pada masyarakat setempat.
Strategi Pengembangan Kawasan Minapolitan Di Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai Syafrin; Rezki Awalia; Rusli; Rusmidin
Jurnal Peweka Tadulako Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal PeWeKa Tadulako
Publisher : Prodi PWK Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/peweka.v2i2.24

Abstract

Peraturan daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banggai Tahun 2012 – 2032 di tetapkan sebagai Kawasan Peruntukan Perikanan atau Kawasan Minapolitan di Kecamatan Pagimana. Pada sektor perikanan tangkap dan kelautan di Kabupaten Banggai mempunyai potensi yang sangat besar dikarenakan luas wilayah perairannya ± 20.309 Km², dan berada di Zona II Teluk Tomini dan Zona III Teluk Tolo, serta jumlah perikanan tangkap mencapai ± 48.621,1 Ton. Tujuan penelitian yaitu mengetahui strategi pengembangan Kawasan Minapolitan yang ada di Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif, dengan teknik analisis yang digunakan berupa analisis Skalogram dan analisis SWOT. Berdasarkan hasil analisis Skalogram arahan dari zonasi Kawasan Minapolitan Kecamatan Pagimana ialah : Zona inti/minapolis di arahkan di Kelurahan Pagimana. Namun untuk Strategi Pengembangan Kawasan Minapolitan hanya terfokus pada Zona Inti/Minapolis saja. Hasil analisis SWOT berupa strategi yang di lakukan untuk mengembangkan Kawasan Minapolitan agar terus berkelanjutan dan dapat membawa dampak yang positif baik untuk pemerintah setempat atau pun bagi masyarakat nelayan yang sebagai pelaku ekonomi pada sektor perikanan tangkap