Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

IDENTIFIKASI FLORA DAN FAUNA DI KABUPATEN MOROWALI UTARA PROVINSI SULAWESI TENGAH Rusmidin Rusmidin; Andi Nur Samsi
CELEBES BIODIVERSITAS Vol 4, No 1 (2021): Science, Conservation, and Biology Education
Publisher : STKIP Pembangunan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51336/cb.v4i1.254

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi flora dan fauna di Kabupaten Morowali Utara. Penelitian ini dilakukan pada Bulan September 2015 di Desa Tambayoli dan DesaTomata. Metode penelitian yang digunakan yaitu Cruise Method. Data diolah secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel. Flora yang ditemukan dalam kelompok pohon/semak berdasarkan manfaat, tanaman budidaya, dan tanaman liar yang berpotensi sebagai obat. Fauna darat yang ditemukan seperti sapi, kambing, anjing, kucing, dan ayam. Fauna perairan yang ditemukan Melanoides turricula (Gastropoda) dan ikan Nila Oreochromis niloticus dan ikan GabusChanna striata pada beberapa sungai.Kata Kunci : Flora, Fauna, Morowali Utara
Hubungan Faktor Lingkungan dan Kepadatan Plankton pada Ekosistem Mangrove di Desa Tongke-tongke Rusmidin Rusmidin; Sharifuddin Bin Andy Omar2; Muhammad Natsir Nessa
Lutjanus Vol 24 No 2 (2019): Lutjanus Edisi Desember
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/jlpp.v24i2.81

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis, kepadatan dan pengaruh faktor lingkungan terhadap kepadatan plankton pada tiga tipe ekosistem mangrove di Desa Tongke-tongke, Kabupaten Sinjai. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Faktor lingkungan yang diukur adalah suhu, nitrat dan Total Solid Suspensiuon (TSS). Sampel plankton di ambil berdasarkan letak stasiun yang ditentukan secara purposif. Pengamatan meliputi komposisi jenis dan kepadatan plankton. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis komponen utama (PCA). Hasil penelitian menunjukkan komposisi jenis plankton di dominasi oleh zooplankton. Kepadatan plankton lebih tinggi di daerah ekosistem mangrove yang dipengaruhi aktivitas manusia. Kepadatan plankton pada Substasiun Vegetasi pada umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan. Substasiun Nonvegetasi. Kepadatan zooplankton lebih tinggi dibandingkan dengan fitoplankton. Faktor lingkungan suhu, tidak berpengaruh nyata terhadap kepadatan Plankton di ekosistem mangrove Desa Tongke-tongke. Faktor lingkungan Oksigen terlarut (DO), Nitrat dan TSS tidak berpengaruh nyata terhadap kepadatan plankton di ekosistem mangrove Desa Tongke-tongke.
Distribusi Ukuran Kerang Bakau Isognomon ephippium Linnaeus 1767 pada Ekosistem Mangrove Desa Tongke-Tongke, Kabupaten Sinjai Andi Nur Samsi; Sharifuddin Bin Andy Omar; Andi Niartiningsih; Eddy Soekendarsi; Rusmidin Rusmidin
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 6 (2019): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VI KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.758 KB)

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang kaya akan organisme moluska yaitu salahsatunya kerang bakau Isognomon ephippium Linnaeus, 1767. Penelitian ini bertujuan memaparkandistribusi ukuran cangkang I. ephippium. I. ephippium ditemukan melimpah di ekosistemmangrove di Desa Tongke-tongke, Kabupaten Sinjai. Pengambilan sampel dilakukan secararandom dengan menggunakan plot ukuran 1 meter x 1 meter tiap stasiun penelitian. Pengambilansampel dilakukan saat air laut surut. Data dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi.Panjang cangkang 4,2806 ± 0,6683 cm, lebar cangkang 4,5742 ± 0,7139 cm, tebal cangkang0,6754 ± 0,1997 cm, dan berat 6,1558 ± 2,5470 cm. Panjang cangkang yang dominan yaitu antara4,2271 – 4,7028 cm. Lebar cangkang yang dominan yaitu antara 4,7128 – 5,1585 cm. Tebalcangkang yang dominan yaitu antara 0,6657 – 0,7942 cm. Berat kerang yang dominan yaitu antara3,0485 – 4,5571 gr. Panjang, lebar, tebal cangkang, dan berat kerang saling berkorelasi dengannilai signifikan sama dengan 0,00 dengan taraf signifikan 0,01.Kata kunci : distribusi ukuran, Isognomon ephippium, Tongke-tongke.
Review : Metabolit Sekunder pada Algae Andi Nur Samsi Arafah; Rusmidin
BIOMA: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol 3 No 1 (2021): BIOMA: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.666 KB) | DOI: 10.31605/bioma.v3i1.999

Abstract

All organisms have the ability to defend their lives from environmental threats. this can be seen from the secondary metabolites it contains. Secondary metabolites are compounds produced by organisms. Secondary metabolites are also found in marine life. Algae is a biota that is often explored to obtain secondary metabolites and is a major component in modern pharmacy. The potential of algae includes antiviral, antioxidant, antibacterial, neuromodulatory, antifungal, deworming, anti-inflammatory, anticancer, and others. One of the secondary metabolites produced by Phaeophyceae or brown algae is phlorotannin which functions as an antioxidant. There are several methods of extracting it. Macroalgae has great potential as bioprospecting.
Kepadatan Siput Terebralia palustris (Jantan dan Betina) pada Ekosistem Mangrove Pulau Pannikiang Andi Nur Samsi; Rusmidin Rusmidin
Justek : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 5, No 2 (2022): November
Publisher : Unversitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/justek.v5i2.9726

Abstract

Abstract: The snail Terebralia palustris is a species of snail that lives in the mangrove ecosystem on Pannikiang Island, Barru Regency, South Sulawesi. This snail is known as "Bakoleng" by local residents. This research is critical to know because these snails are consumed by local residents and to find out the location with the highest density. Sampling was conducted once every month from August 2018 to July 2019. The study was conducted for ten months. Due to unfavorable environmental conditions, the research was not conducted in December 2018 and January 2019. Sampling was carried out using a plot size of 1x1 m2 at stations A and B. Data were analyzed and tabulated using Excel. Male snails were 33.47% and females at station A were 66.53%, while at station B the males were 25.91% and females were 74.09%. The ratio of male snails at station A is 31.88% while at station B is 68.12%. The ratio of female snails at station A is 24.54%, while at station B is 75.46%. The number of female snails is always more than the male. The density of male and female snails was higher at station B. This allowed the snail harvest to be can carry out at station B.Abstrak: Siput Terebralia palustris merupakan salah satu spesies siput yang hidup pada ekosistem mangrove di Pulau Pannikiang, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Siput ini dikenal dengan nama “Bakoleng” oleh warga setempat. Penelitian ini penting diketahui karena siput ini dikonsumsi oleh warga setempat dan untuk mengetahui titik lokasi dengan kepadatan tertinggi. Sampling dilakukan sekali setiap bulan mulai bulan Agustus 2018 sampai Juli 2019. Penelitian dilakukan selama sepuluh bulan. Penelitian tidak dilakukan pada bulan Desember 2018 dan Januari 2019 karena kondisi lingkungan tidak mendukung. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan plot ukuran 1x1 m2 pada stasiun A dan B. Data dianalisis dan ditabulasi dengan menggunakan excel. Siput jantan sebesar 33,47% dan betina di stasiun A sebesar 66,53% sedangkan di stasiun B untuk jantan yaitu 25,91% dan betina yaitu 74,09%. Perbandingan siput jantan di stasiun A yaitu 31,88% sedangkan di stasiun B yaitu 68,12%. Perbandingan siput betina di stasiun A yaitu 24,54% sedangkan di stasiun B yaitu 75,46%. Jumlah siput betina selalu lebih banyak dibandingkan jantan. Kepadatan siput jantan dan betina lebih tinggi pada stasiun B. Hal ini memungkinkan panen siput dilakukan di stasiun B.
SOSIALISASI MENGENAI BIODIVERSITAS DAN FAKTOR LINGKUNGANNYA Rusmidin Rusmidin; Ryan Humardani Syam Pratomo; Sri Mukminati; Nova Dwi Pratiwi Sulastri; Fandi Ahmad
-
Publisher : UNIVERSITAS KHAIRUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/pengamas.v5i3.3250

Abstract

Biodiversitas atau keanekaragaman hayati akan selalu dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan dapat berupa suhu, saliitas, kelembaban, pH, kadar logam berat, dan lain-lain. Faktor lingkungan ini akan memengaruhi tumbuh kembang makhluk hidup. Kegiatan ini berupa sosialisasi mengenai biodiversitas dan faktor lingkungannya. Kegiatan ini dilakukan secara daring melalui aplikasi ZOOM dan kanal Youtube. Peserta yang mengikuti kegiatan ini merupakan dosen dan mahasiswa yang berasal dari berbagai dari kampus di Sulawesi Selatan. Kegiatan ini mendapat respon yang baik dari peserta karena sekitar 78,05% yang merasa puas dengan kegiatan ini dan banyak peserta menyarakan kegiatan serupa dengan tema berbeda dapat dilakukan lagi.
Community Perceptions of Swiftlet Cultivation in Wonomulyo District, Polewali Mandar Regency Daud Irundu; Rusmidin Rusmidin; Agus Triwandoyo; Zulkahfi Zulkahfi
Jurnal Penelitian Kehutanan BONITA Vol 5, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Universitas Andi Djemma Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55285/bonita.v5i1.1876

Abstract

Swiftlet bird (Collocalia fuciphaga) is a non-timber forest product that has high economic value. Swiftlet cultivation is ideally done in the lowlands and away from human settlements. Currently, a lot of swiftlet cultivation has been carried out in residential areas. As is the case in Wonomulyo District, Polewali Mandar Regency, West Sulawesi Province. The existence of this cultivation activity has a lot of impact on the socio-economic community. This study aims to determine public perceptions of swiftlet cultivation activities in Wonomulyo District, Polewali Mandar Regency, West Sulawesi Province. The research was conducted by interviewing 100 respondents who were around the swiftlet cultivation site. Data were analyzed descriptively quantitatively. The results showed an average attitude of 78% in the category of intercepting 75%–100%, which means that people feel very disturbed by Swiftlet bird cultivation.
Strategi Pengembangan Kawasan Minapolitan Di Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai Syafrin; Rezki Awalia; Rusli; Rusmidin
Jurnal Peweka Tadulako Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal PeWeKa Tadulako
Publisher : Prodi PWK Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/peweka.v2i2.24

Abstract

Peraturan daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banggai Tahun 2012 – 2032 di tetapkan sebagai Kawasan Peruntukan Perikanan atau Kawasan Minapolitan di Kecamatan Pagimana. Pada sektor perikanan tangkap dan kelautan di Kabupaten Banggai mempunyai potensi yang sangat besar dikarenakan luas wilayah perairannya ± 20.309 Km², dan berada di Zona II Teluk Tomini dan Zona III Teluk Tolo, serta jumlah perikanan tangkap mencapai ± 48.621,1 Ton. Tujuan penelitian yaitu mengetahui strategi pengembangan Kawasan Minapolitan yang ada di Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif, dengan teknik analisis yang digunakan berupa analisis Skalogram dan analisis SWOT. Berdasarkan hasil analisis Skalogram arahan dari zonasi Kawasan Minapolitan Kecamatan Pagimana ialah : Zona inti/minapolis di arahkan di Kelurahan Pagimana. Namun untuk Strategi Pengembangan Kawasan Minapolitan hanya terfokus pada Zona Inti/Minapolis saja. Hasil analisis SWOT berupa strategi yang di lakukan untuk mengembangkan Kawasan Minapolitan agar terus berkelanjutan dan dapat membawa dampak yang positif baik untuk pemerintah setempat atau pun bagi masyarakat nelayan yang sebagai pelaku ekonomi pada sektor perikanan tangkap
Minat Masyarakat dalam Konsumsi Siput Andi Nur Samsi; Rusmidin
Biology and Education Journal Vol. 4 No. 1 (2024): Biology and Education Journal
Publisher : Universitas Islam Riau (UIR) Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/baej.2024.16357

Abstract

Siput adalah salah satu hewan lunak dari kelompok Moluska. Siput dapat ditemukan di daratan, laut, dan bahkan mangrove. Kebutuhan protein masyarakat meningkat setiap tahun dan sejalan dengan pertambahan penduduk sehingga perlu ada pangan alternatif untuk mendukung asupan protein masyarakat. Hal ini mendorong penelitian ini yaitu untuk mengetahui minat masyarakat dalam konsumsi siput. Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai Mei 2021 dengan menggunakan angket (Google Form) yang disebarkan melalui media sosial. Responden yang digunakan yaitu 110 orang. Data dikumpulkan dan ditabulasi dalam excel. Kelompok umur dominan yaitu 15-25 tahun dan dimoninasi oleh siswa dan mahasiswa. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa 55,5% Masyarakat pernah mengonsumsi siput dan lebih dari 90% masyarakat masih menganggap siput layak dikonsumsi. Minat Masyarakat untuk konsumsi siput besar sehingga diperlukan bentuk olahan pangan yang inovatif untuk ketahanan pangan.
Population Assessment of Sulawesi’s Endangered Snoring Rails (Aramidopsis plateni Blasius) in Gandang Dewata National Park Putera, Alexander Kurniawan Sariyanto; Nasir, Yusrianto; Rusmidin, Rusmidin; Nuruliawati, Nuruliawati; Berryman, Alex J.
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 15, No 3 (2023): December 2023
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v15i3.47487

Abstract

This study focuses on assessing the critically endangered mandar dengkur, or snoring rails (Aramidopsis plateni Blasius 1886), within Indonesia's Gandang Dewata National Park. Despite its importance in regional biodiversity, the species remains poorly documented. The primary objectives of this research are to investigate the population and ecological role of the mandar dengkur in Gandang Dewata National Park. It aims to understand their population status, the factors influencing their survival, and the level of global threats facing this species. Field surveys from July to August 2023 employed point counts and interviews with local residents, revealing a population of 20 snoring rails. Tondok Bakaru was identified as the primary subpopulation, with the highest count and probability of occurrence. Tondok Bakaru, characterized by remote and isolated areas, plays a crucial role in snoring rails' survival, mirrored by discoveries of other sensitive species like the Anoa. Environmental variables analysis through Generalized Linear Modeling (GLM) identified the nearest food source and settlement as significant factors influencing snoring rail populations, aligning with their elusive nature. The selected GLM model highlighted the impact of average NDVI, distance to the nearest food source, and distance to the nearest settlement on snoring rail density, guiding conservation efforts. This study underscores the urgency of upgrade the snoring rails' conservation status to Endangered (EN) and implementing global conservation measures by improving data collection with technology.