Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Faktor yang mempengaruhi pembungaan pada mangga (Mangifera indica L.) Fauzi, Ardika Albi; Sutari, Wawan; Nursuhud, Nursuhud; Mubarok, Syariful
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.465 KB) | DOI: 10.24198/kltv.v16i3.14340

Abstract

Pada kegiatan produksi mangga, tahap pembungaan pada mangga menjadi salah satu penentu dalam produksi buah mangga. Sehingga tahap pembungaan merupakan bagian penting dalam kegiatan produksi. Pembungaan merupakan tahapan pertama dalam kegiatan produksi buah mangga (Mangifera indica L.) di setiap tahun. Perkembangan tanaman khususnya pembungaan bergantung pada beberapa faktor lingkungan dan internal dari tanaman mangga yang diusahakan. Pada daerah subtropis, faktor lingkungan yang mempengaruhi pembungaan ada faktor suhu. Suhu 18°C di siang hari dan 10°C di malam hari memicu perkembangan bunga di daerah tropis. Untuk daerah tropis, faktor suhu tidak sangat mempengaruhi terhadap pembungaan karena perubahan suhu tiap musimnya tidak terlalu tegas. Cekaman kekeringan umumnya dapat memicu pembungaan di daerah tropis. Dalam pembungaan mangga, terdapat adanya rangsangan yang disebut florigenic promoter (FP). Adapun pertumbuhan vegetatif dikendalikan oleh rangsangan induksi berupa vegetative promoter (VP). Fitohormon pun memiliki peran dalam pembungaan mangga. Fitohormon yang berperan dalam pembungaan antara lain auksin, sitokinin, etilen, dan giberelin. Adapun C/N rasio yang meningkat menyebabkan terjadinya peningkatan karbohidrat yang tinggi dan mendukung inisiasi bunga. Adanya akumulasi karbohidrat pada bagian tajuk pada masa vegetatif akhir dapat memicu pembungaan.
Peningkatan Pemahaman dan Ketertarikan Masyarakat Arjasari terhadap Teknik Budidaya Tanaman Tomat melalui Metode NFT (Nutrient Film Technique) Mubarok, Syariful; Fauzi, Ardika Albi; Anas, Anas; Nursuhud, Nursuhud
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol 2 No 1 (2018): JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Forum Dosen Indonesia JATIM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.193 KB) | DOI: 10.36339/je.v2i1.102

Abstract

The development of plant cultivation technology is now growing rapidly. One of the new technologies is thetechnology of cultivation of plants without soil or by using hydroponic system. Many types of hydroponics as we know, one ofwhich is Nutrient Film Technique (NFT). The purpose of this activity is to introduce the renewable technol ogy of tomato cultivation to the community, so that people's knowledge about the new technology of tomato cultivation will increase. Thisactivity was conducted in Arjasari Village, Arjasari, Bandung City, with the method are survey and socialization of theintroduction of tomato cultivation technology through the NFT system to the community. The results showed that prior to thesocialization of NFT, the knowledge of the community in Arjasari about NFT technology for cultivation is still low, almost70% of respondents do not know the cultivation of plants in NFT or cultivation of plants without soil. They only know thecultivation of plants on the soil. With this socialization, there has an increased of knowledge and interest of the community todo cultivation of plants in NFT. 100% of respondents showed a desire to try cultivation of plants in NFT
Faktor yang mempengaruhi pembungaan pada mangga (Mangifera indica L.) Ardika Albi Fauzi; Wawan Sutari; Nursuhud Nursuhud; Syariful Mubarok
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.465 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.14340

Abstract

Pada kegiatan produksi mangga, tahap pembungaan pada mangga menjadi salah satu penentu dalam produksi buah mangga. Sehingga tahap pembungaan merupakan bagian penting dalam kegiatan produksi. Pembungaan merupakan tahapan pertama dalam kegiatan produksi buah mangga (Mangifera indica L.) di setiap tahun. Perkembangan tanaman khususnya pembungaan bergantung pada beberapa faktor lingkungan dan internal dari tanaman mangga yang diusahakan. Pada daerah subtropis, faktor lingkungan yang mempengaruhi pembungaan ada faktor suhu. Suhu 18°C di siang hari dan 10°C di malam hari memicu perkembangan bunga di daerah tropis. Untuk daerah tropis, faktor suhu tidak sangat mempengaruhi terhadap pembungaan karena perubahan suhu tiap musimnya tidak terlalu tegas. Cekaman kekeringan umumnya dapat memicu pembungaan di daerah tropis. Dalam pembungaan mangga, terdapat adanya rangsangan yang disebut florigenic promoter (FP). Adapun pertumbuhan vegetatif dikendalikan oleh rangsangan induksi berupa vegetative promoter (VP). Fitohormon pun memiliki peran dalam pembungaan mangga. Fitohormon yang berperan dalam pembungaan antara lain auksin, sitokinin, etilen, dan giberelin. Adapun C/N rasio yang meningkat menyebabkan terjadinya peningkatan karbohidrat yang tinggi dan mendukung inisiasi bunga. Adanya akumulasi karbohidrat pada bagian tajuk pada masa vegetatif akhir dapat memicu pembungaan.
Penghambatan Respons Etilen pada Mawar Potong Melalui Modifikasi Larutan Perendam, 1-MCP, dan Sitokinin Syariful Mubarok; . Nursuhud; Erni Suminar; Venny Revia Viola
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 23 No. 1 (2018): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.816 KB) | DOI: 10.18343/jipi.23.1.60

Abstract

Roses (Rosa hybrida Hort.) are the popular flowering plants in Indonesia, however, some problems on postharvest cut roses are faced, such as short of flower longevities. The freshness or longevity of cut flowers can be maintained for a longer time by using vase solution, inhibition of ethylene responses ie with the use of 1-Methylcyclopropene (1-MCP) and cytokinin. The objective of this study is to determine the effect of 1-MCP and cytokinin combined with in a vase solution on the flower longevity dan quality of cut roses. The experiment was conducted using a Completely Randomized Design consisting of nine treatments, cinsisting of: control; combination of sucrose + NaOCl + cytokines (1% + 0.01% + 20 ppm; 2% + 0.01% + 20 ppm; 1% + 0.05% + 20 ppm; and 2% + 0.05% + 20 ppm) and combination of sucrose + NaOCl + cytokinin (1% + 0.01% + 1 ppm; 2% + 0.01% + 1 ppm; 1% + 0.05% + 1 ppm; and 2% + 0.05% + 1 ppm). The results showed that the composition of 1% sucrose + 0.05% NaCl + cytokinin solution 20 ppm gave the best results in maintaining the angle of petals, reducing the increase of flower diameters, retaining flower petal colors, and making flower longevities up to 11.56 days.
RESPONSE OF TURMERIC EXPLANT ON CYTOKININ AND AUXIN IN MURASHIGE AND SKOOG Mita Indriani; Erni Suminar; Noladhi Wicaksana; Denny Sobardini; Sulistyaningsih Sulistyaningsih; Anne Nuraini; Nursuhud Nursuhud; Syariful Mubarok
Jurnal Penelitian Saintek Vol 24, No 1: April 2019
Publisher : Institute of Research and Community Services, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.683 KB) | DOI: 10.21831/jps.v24i1.19784

Abstract

This study was aimed at determining the concentration of several types of cytokinins and auxin for the induction of turmeric shoots in vitro. The research was conducted at the Tissue Culture Seed Technology Laboratory, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, Jatinangor. The study was conducted from October 2017 to February 2018. The source of planting material is in the form of shoots from the turmeric rhizome. The source of explants or planting material came from the field collected at the Tissue Culture Seed Technology Laboratory, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University. Explants were taken from rhizome buds with a size of 0.6-2.0 cm. The experiment used a Completely Randomized Design which was analyzed using the Student’s T-test method. The number of experimental and control groups in this study were seven groups. Variation in treatment with different BAP, thidiazuron, zeatin, and NAA concentrations in each group. The results show that Thidiazuron 1 mgL-1 + NAA 1 mgL-1 gives better results on the percentage of live explants and number of shoots on turmeric plants (Curcuma domestica Val.) Clones 41 at the age of 14 weeks after planting.RESPONS EKSPLAN KUNYIT PADA SITOKININ DAN AUKSIN DALAM MEDIA MURASHIGE DAN SKOOGPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan salah satu konsentrasi dari beberapa jenis sitokinin dan auksin untuk induksi tunas kunyit secara in vitro. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada awal bulan Oktober 2017 sampai bulan Februari 2018. Sumber bahan tanam berupa tunas dari rimpang tanaman kunyit. Sumber eksplan atau bahan tanam berasal dari lapangan yang dikoleksi di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Eksplan diambil dari mata tunas rimpang dengan ukuran 0,6-2,0 cm. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang dianalisis menggunakan metode Student’s T-test. Jumlah kelompok eksperimen dan kontrol dalam penelitian ini adalah tujuh kelompok. Variasi perlakuan dengan penambahan konsentrasi BAP, thidiazuron, zeatin, dan NAA yang berbeda pada setiap kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Thidiazuron 1 mgL-1 + NAA 1 mgL-1 memberikan hasil yang lebih baik pada persentase eksplan hidup dan jumlah tunas pada tanaman kunyit (Curcuma domestica Val.) klon 41 pada umur 14 MST (Minggu Setelah Tanam).
PEMAHAMAN PETANI DALAM BUDIDAYA BUAH MANGGIS DI DESA PARAKANMANGGU PANGANDARAN UNTUK PENINGKATAN KUALITAS HASIL PANEN Nursuhud, Nursuhud; Oktariani, Anisa; Jhoni, I Made; Mardianingrum, Richa; Napitupulu, Gloria; Wirantono, Sebastian Nathanoel; Gramita, Widya Siva; Muchtaridi, Muchtaridi
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 3 (2024): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v7i3.56424

Abstract

Pangandaran Regency has not optimally produced mangosteen, therefore it is not in the top 10 regencies producing mangosteen in West Java. Parakanmanggu Village is the largest mangosteen producer in Pangandaran Regency and has the potential to increase its production and has promising potential. This is due to the suitable agro climatic conditions in the area. The aim of this survey is to identify the conditions and issues in mangosteen cultivation and other commodities. The method used in this survey will be direct interviews, with the measurement of community understanding evaluated through assessments by farmers regarding their satisfaction with harvest results and the selling price of their harvest products. Based on this study, the results concluded that the majority of mangosteen farmers already know or understand how to plant and care for the mangosteen trees they grow themselves. However, there are some farmers who do not know how to control pests properly thus it carried out outreach regarding pest control procedures.Kabupaten Pangandaran belum optimal memproduksi manggis sehingga berada di atas 10 besar di Jawa Barat. Desa Parakanmanggu merupakan penghasil manggis terbesar di Kabupaten Pangandaran, sehingga memiliki potensi yang menjanjikan untuk meningkatkan produksinya. Hal ini disebabkan oleh cocoknya kondisi agroklimatik di daerah tersebut. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi dan permasalahan yang terjadi dalam budidaya manggis dan komoditas lainnya. Metode yang digunakan dalam survei ini adalah survei langsung, dengan pengukuran tingkat pemahaman masyarakat yang di evaluasi melalui penilaian dari para petani mengenai tingkat kepuasan mereka terhadap hasil panen dan nilai jual produk panen mereka. Berdasarkan studi ini, hasilnya menyimpulkan bahwa mayoritas petani manggis sudah mengetahui atau memahami cara menanam dan merawat pohon manggis yang mereka tanam sendiri. Namun, terdapat beberapa petani yang belum mengetahui cara mengendalikan hama dengan benar, sehingga dilakukan penyuluhan mengenai prosedur pengendalian hama.
Citrus is a Multivitamin Treasure Trove: A Review Budiarto, Rahmat; Mubarok, Syariful; Nursuhud, Nursuhud; Rahmat, Bayu Pradana Nur
Journal of Tropical Crop Science Vol. 10 No. 01 (2023): Journal of Tropical Crop Science
Publisher : Department of Agronomy and Horticulture, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jtcs.10.1.57-70

Abstract

Citrus is popularly known as the source of beneficial and essential nutrients for human health, including vitamins. The current review revealed the content of multivitamins, not only vitamin C but also vitamins A, B, and E that are not widely acknowledged within Citrus. Numerous Citrus genotypes contain vitamin C, with the grapefruit (Citrus paradisi) being the richest, and citron (C. medica) the poorest. Vitamin A in the form of β-carotene, α-carotene, and β-cryptoxanthin is commonly found within Citrus, especially in several colored flesh species such as grapefruit, mandarin (C. reticulate), and orange (C. sinensis). In terms of vitamin B, orange and grapefruit are proven to contain B-complex, including thiamine (B1), riboflavin (B2), niacin (B3), pantothenic acid (B5), pyridoxine (B6), biotin (B7), inositol (B8) and folate (B9). Vitamin E in the form of α-tocopherol was detected in leaf kaffir lime (C. hystrix) and orange (C. sinensis), lemon (C. limon), mandarin (C. reticulate), and tangerine (C. nobilis) fruit. This review summarizes the nutritional content of Citrus; Citrus contains not only vitamin C but also other vitamins beneficial to human health, therefore Citrus consumption is highly recommended.
Sosialisasi Budidaya Tanaman Tomat melalui Metode NFT (Nutrient Film Technique) di Desa Cileunyi Kulon, Kabupaten Bandung Mubarok, Syariful; Anas, Anas; Nursuhud, Nursuhud; Qonit, Muhammad Abdilah Hasan; Rufaidah, Fathi
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 11, No 2 (2020): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v11i2.3355

Abstract

Perkembangan teknologi budidaya tanaman saat ini sudah berkembang dengan cepat. Salah satu teknologi yang sedang dikembangkan adalah teknologi budidaya tanaman tanpa tanah atau dengan menggunakan system hidroponik. Banyak jenis hidroponik yang salah satunya adalah metode Nutrient Film Technique (NFT). Tujuan dilakukanya kegiatan ini adalah untuk mengenalkan teknologi terbarukan budidaya tanaman tomat ke masyarakat, sehingga pengetahuan masyarakat akan meningkat. Kegiatan ini dilakukan di Desa Cileunyi Kulon, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, dengan metode survey dan sosialisasi pengenalan teknologi budidaya tomat melalui sistem NFT kepada masyarakat.Program ini berhasil menginformasikan kepada masyarakat desa mengenai teknik budidaya tanaman tomat menggunakan teknologi NFT dengan hasil yang memuaskan. Respon peserta penyuluhan yang antusian dan merasa tertarik dengan teknologi tersebut mendorong peserta untuk bersedia untuk melakukan budidaya tanaman tomat dengan teknologi NFT serta bekerja sama untuk dapat menghasilkan produk tomat dengan teknologi tersebut secara berkelanjutan.