Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Pengaruh penambahan arang sekam dan jumlah cabang produksi terhadap pertumbuhan tanaman, hasil dan kualitas buah tomat kultivar doufu hasil sambung batang pada Inceptisol Jatinangor Nasrulloh, Nasrulloh; Mutiarawati, Tino; Sutari, Wawan
Kultivasi Vol 15, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.534 KB)

Abstract

Tomat beef merupakan salah satu jenis tomat yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Salah satu teknik budidaya yang dapat diguna-kan untuk meningkatkan produksi tanaman tomat yaitu perbaikan media tanam dengan penambahan arang sekam dan mengatur jumlah cabang produksi. Percobaan bertujuan untuk mempelajari berbagai dosis arang sekam dan jumlah cabang produksi yang baik untuk pertumbuhan, hasil dan kualitas tomat. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Terkendali, Fakultas Pertanian, Univer-sitas Padjadjaran di Jatinangor. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan tiga ulangan. Petak utama adalah penambahan arang sekam dengan empat taraf : 0%, 10%, 20%, 30%  dan anak petak adalah jumlah cabang produksi dengan dua taraf : satu cabang dan dua cabang produksi. Hasil pengamatan menunjukkan tidak terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara penambahan arang sekam dan jumlah cabang produksi pada semua variabel pengamatan. Perlakuan penambahan 0% dan 20% arang sekam tanaman lebih tinggi dibanding perlakuan 30% arang sekam, namun jumlah daun, ukuran daun dan diameter batang sama, sehingga tidak berpengaruh terhadap hasil. Penggunaan dua cabang produksi menghasilkan jumlah daun lebih banyak tapi ukuran daun lebih kecil dibanding dengan satu cabang produksi, sehingga hasilnya sama. Kata kunci : Tomat beef ∙ Pertumbuhan ∙ Hasil ∙ Kualitas 
Pemanfaatan jenis-jenis pisang (banana dan plantain) lokal Jawa Barat berbasis produk sale dan tepung Putri, T. K.; Veronika, D.; Ismail, Ade; Karuniawan, Agung; Maxiselly, Yudithia; Irwan, Aep Wawan; Sutari, Wawan
Kultivasi Vol 14, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (948.199 KB)

Abstract

Pisang merupakan komoditas hortikultura (buah) yang dapat dimakan langsung atau diolah. Pisang merupakan buah yang tidak tahan lama, oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk menjadikannya lebih tahan lama adalah diolah menjadi sale dan tepung.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pemanfaatan beberapa jenis pisang untuk sale atau tepung. Pengujian dilakukan secara organoleptik (uji deskripsi dan uji hedonik) beberapa sampel sale dan tepung pisang. Jumlah panelis yaitu lima orang yang diambil secara acak. Hasil yang diperoleh adalah sale yang terbuah dari pisang Siem/Kepok pada sampel 2 memiliki rasa manis, aroma khas, dan tekstur yang disukai oleh panelis yang berjumlah 5 orang.Kata kunci : Olahan pisang ∙ Sale ∙ Tepung
Pengaruh konsentrasi pupuk organik cair (POC) dan dosis pupuk N, P, K terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays L. var Rugosa Bonaf) kultivar talenta Puspadewi, S.; Sutari, Wawan; Kusumiyati, Kusumiyati
Kultivasi Vol 15, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.944 KB)

Abstract

Percobaan bertujuan untuk mencari konsentrasi pupuk organik cair dan pupuk N, P, K yang terbaik  terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis kultivar Talenta. Percobaan dilaksanakan dari bulan Maret hingga Mei 2014 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang dengan ketinggian tempat ± 750 m di atas permukaan laut. Percobaan dilakukan menggunakan metode percobaan di lapangan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari tujuh perlakuan dan diulang empat kali yaitu: 1 dosis rekomendasi pupuk N, P, K ; 1 kali konsentrasi  pupuk organik cair ; 2 kali konsentrasi pupuk organik cair ; 1 kali konsentrasi pupuk organik cair + ½ dosis pupuk N, P, K ; 1 kali konsentrasi pupuk organik cair + 1 dosis pupuk N, P, K ; 2 kali konsentrasi pupuk organik cair + ½ dosis pupuk N, P, K dan 2 kali konsentrasi pupuk organik cair + 1 dosis pupuk N, P, K. Hasil percobaan menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik cair dengan dosis pupuk N, P, K berpengaruh terhadap tinggi tanaman, diameter batang, luas daun, panjang tongkol, diameter tongkol, berat tongkol, hasil tanaman, indeks panen dan total padatan terlarut. Berdasarkan pertimbangan dari segi ekologis dan ekonomis, kombinasi 1 kali konsentrasi pupuk organik cair dengan ½ dosis pupuk N, P, K mampu memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis.Kata kunci: jagung manis, pupuk organik cair, pupuk N, P, K
Respons pertumbuhan, hasil, dan kualitas hasil buncis tegak terhadap pemberian berbagai dosis kompos dan interval panen pada inceptisols jatinangor Kusumiyati, Kusumiyati; Sutari, Wawan; Raniska, N.
Kultivasi Vol 15, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.382 KB)

Abstract

Produksi buncis yang menurun mengakibatkan tidak terpenuhinya permintaan. Penurunan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, seperti kondisi lahan suboptimal dan kualitas hasil yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis kompos dan interval panen yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan, hasil, dan kualitas hasil buncis tegak pada Inceptisols Jatinangor. Percobaan dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, di Ciparanje Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang pada ketinggian ±750 meter di atas permukaan laut (m dpl), selama bulan Februari – April 2016. Tipe iklim kawasan Jatinangor berdasarkan Oldeman adalah C3. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 12 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Kombinasi perlakuan terdiri dari 4 dosis kompos sebanyak 0 kg, 2.5 kg, 5 kg, dan 7.5 kg per petak serta interval panen setiap 1 hari, 2 hari, dan 3 hari sekali. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan pada persentase polong layak pasar dan tidak layak pasar, dimana pemberian kompos 0 kg dengan interval panen 1, 2, dan 3 hari sekali, serta pemberian kompos 5 kg dan 7.5 kg dengan interval panen 1 hari menghasilkan polong dengan persentase layak pasar tertinggi. Kombinasi terbaik adalah dosis kompos dengan dosis 100% dan interval panen 1 hari.Kata kunci: Buncis tegak, Inceptisols, interval panen, kompos.
Efektivitas 1-Methylcyclopropene (1-MCP) terhadap ketahanan simpan bunga potong mawar (Rosa hybrida Hort.) Afiifah, Dinnur; Sutari, Wawan; Kusumiyati, Kusumiyati; Suminar, Erni; Mubarok, Syariful
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.892 KB)

Abstract

Mawar (Rosa hybrida Hort.) merupakan salah satu tanaman hias yang populer dan banyak diminati di kalangan masyarakat. Namun, salah satu permasalahan yang sering dialami oleh produsen dan konsumen mawar adalah daya simpan nya yang cukup singkat. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi 1-MCP serta lama aplikasi yang tepat dalam mempertahankan kesegaran bunga mawar potong. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura Universitas Padjadjaran pada bulan Desember 2016 dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola Sederhana dari tujuh perlakuan yaitu kontrol, pemberian 1-MCP 0.1, 0.5, dan 1 μL L-1  yang diberikan selama  6 jam, serta 0.1, 0.5, dan 1 μL L-1 yang diberikan selama 24 jam. Hasil percobaan menunjukkan bahwa aplikasi 1 μL L-1 1-MCP selama 24 jam memberikan hasil terbaik dengan mempertahankan lama segar bunga potong mawar cv Avalance putih selama 9.67 hari.Kata kunci: Lama kesegaran, bunga potong mawar cv. Avalance putih, 1-MCP 
Faktor yang mempengaruhi pembungaan pada mangga (Mangifera indica L.) Fauzi, Ardika Albi; Sutari, Wawan; Nursuhud, Nursuhud; Mubarok, Syariful
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.465 KB) | DOI: 10.24198/kltv.v16i3.14340

Abstract

Pada kegiatan produksi mangga, tahap pembungaan pada mangga menjadi salah satu penentu dalam produksi buah mangga. Sehingga tahap pembungaan merupakan bagian penting dalam kegiatan produksi. Pembungaan merupakan tahapan pertama dalam kegiatan produksi buah mangga (Mangifera indica L.) di setiap tahun. Perkembangan tanaman khususnya pembungaan bergantung pada beberapa faktor lingkungan dan internal dari tanaman mangga yang diusahakan. Pada daerah subtropis, faktor lingkungan yang mempengaruhi pembungaan ada faktor suhu. Suhu 18°C di siang hari dan 10°C di malam hari memicu perkembangan bunga di daerah tropis. Untuk daerah tropis, faktor suhu tidak sangat mempengaruhi terhadap pembungaan karena perubahan suhu tiap musimnya tidak terlalu tegas. Cekaman kekeringan umumnya dapat memicu pembungaan di daerah tropis. Dalam pembungaan mangga, terdapat adanya rangsangan yang disebut florigenic promoter (FP). Adapun pertumbuhan vegetatif dikendalikan oleh rangsangan induksi berupa vegetative promoter (VP). Fitohormon pun memiliki peran dalam pembungaan mangga. Fitohormon yang berperan dalam pembungaan antara lain auksin, sitokinin, etilen, dan giberelin. Adapun C/N rasio yang meningkat menyebabkan terjadinya peningkatan karbohidrat yang tinggi dan mendukung inisiasi bunga. Adanya akumulasi karbohidrat pada bagian tajuk pada masa vegetatif akhir dapat memicu pembungaan.
Respon beberapa klon bibit kina (Chinchona sp) asal setek sambung dua spesies di berbagai media tanam Maxiselly, Yudithia; Shohibboniawan, Ahmad; Sutari, Wawan; Wicaksana, Noladhi; Syahrian, Heri
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.878 KB) | DOI: 10.24198/kltv.v16i3.14450

Abstract

Kina merupakan tanaman yang selama ini dimanfaatkan sebagai obat berbagai penyakit, seperti malaria dan jantung karena memiliki kandungan alkaloid yang beragam. Peningkatan produktifitas tanaman kina dibutuhkan untuk menunjang kuantitas dan kualitas obat bahan alam. Salah satu factor penting dalam kualitas tanaman kina adalah bahan tanam yang baik. Bahan tanam juga didukung dengan kecocokan media tanam. Media tanam yang selama ini digunakan pada pembibitan kina memiliki kendala di bobot media sehingga sulit untuk pendistribusian bibit. Penelitian ini bertujuan mencari media baru yang cocok untuk bahan tanam kina. Bahan tanam menggunakan 6 klon kina succi yang disambung dengan 1 jenis kina ledger pada 5 media tanam. Metode experiment menggunakan RAK sederhana yang diulang 2 kali. Pengamatan meliputi persentasi hidup, tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan jumlah tunas yang diamati saat bibit kina berumur 3 bulan. Hasil pengamatan menunjukkanterdapat pengaruh pada presentasi hidup dan diameter batang. Klon 1, 4, dan 5 menunjukkan respon baik diberbagai media tanam pada variable tersebut Hasil penelitian ini menunjukkan adanya potensi media yang dapat menggantikan media tanam kina yang selama ini digunakan. Kata Kunci : C.ledgeriana, C.succirubra, Fluff, Topsoil,
Respon pertumbuhan dan hasil panen rebung periode pertama lima kultivar asparagus pada berbagai konsentrasi larutan garam Sanchenia, Zalora; Onggo, Tino Mutiarawati; Sutari, Wawan
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (891.075 KB) | DOI: 10.24198/kltv.v16i3.14440

Abstract

Rebung asparagus (Asparagus officionalis L.) termasuk salah satu sayuran yang bernilai ekonomi tinggi di dunia juga di Indonesia. Kultivar asparagus yang ditanam di Indonesia umumnya merupakan kultivar introduksi dari daerah subtropis, sehingga pertumbuhan dan produksinya di Indonesia kurang optimal. Indonesia memiliki suhu dan kelembaban yang cukup tinggi sehingga dapat menyebabkan serangan berbagai penyakit pada tanaman asparagus. Aplikasi larutan garam pada media tanam mampu mengendalikan penyakit akar sehingga asparagus akan tumbuh dengan baik. Percobaan bertujuan mengetahui pengaruh konsentrasi larutan garam dan kultivar asparagus yang cocok untuk dataran medium Jatinangor supaya diperoleh pertumbuhan dan hasil rebung asparagus yang baik. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Terkendali Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jatinangor Kabupaten Sumedang pada ketinggian tempat sekitar 730 mdpl, sejak bulan Januari sampai Juli 2016. Penanaman dilakukan di bawah naungan plastik transparan. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) atau Split-Plot Design dengan dua ulangan. Petak utama adalah kultivar asparagus yang terdiri dari lima taraf yaitu kultivar Atlas F1, De Paoli F1, Jing Green F1, San Knight F1 dan Jaleo. Anak petak adalah konsentrasi larutan garam yang terdiri dari tiga taraf yaitu 1 g/L, 2 g/L dan 3 g/L. Hasil percobaan menunjukkan tidak terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara lima kultivar asparagus dan konsentrasi larutan garam terhadap pertumbuhan, hasil dan kualitas rebung. Pertumbuhan dan kualitas rebung asparagus dari lima kultivar yang di uji tidak berbeda nyata. Kultivar Atlas dan Jaleo mampu  menghasilkan persentase jumlah dan bobot rebung layak pasar lebih tinggi dibandingkan kultivar De Paoli. Perbedaan konsentrasi larutan garam tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan, hasil panen dan kualitas rebung. Kata kunci: tinggi tanaman, jumlah batang, bobot brangkasan, bobot rebung, jumlah rebung
Mutu buah sawo selama periode simpan berbeda Kusumiyati, Kusumiyati; Farida, Farida; Sutari, Wawan; Mubarok, Syariful
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (960.912 KB) | DOI: 10.24198/kltv.v16i3.14385

Abstract

Buah sawo adalah salah satu buah tropik yang dipanen sebelum matang fisiologis, sehingga membutuhkan masa penyimpanan. Proses penyimpanan dilakukan saat proses distribusi. Selama masa penyimpanan terjadi perubahan mutu buah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan mutu buah sawo yang terjadi selama masa simpan terhadap kekerasan buah, kadar air dan total padatan terlarut (TPT). Penelitian ini dilaksanakan pada Maret sampai Juli 2017 di Laboratorium Tekno-logi Produksi Tanaman Divisi Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah penyimpanan 0 hari (P0), penyimpanan 5 hari (P5) dan penyimpanan 10 hari (P10). Hasil penelitian menunjukkan bahwa periode simpan yang berbeda berpengaruh terhadap berbagai parameter mutu buah sawo, seperti kekerasan buah, kadar air dan TPT. Kata Kunci: Buah Klimaterik, Kadar Air, Kekerasan Buah, Penyimpanan, Total Padatan Terlarut
Kualitas buah mangga selama penyimpanan pada keranjang anyaman bambu dengan identifikasi ruang warna L*,a* dan b* Kusumiyati, Kusumiyati; Farida, Farida; Sutari, Wawan; Mubarok, Syariful
Kultivasi Vol 17, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.109 KB) | DOI: 10.24198/kltv.v17i2.17023

Abstract

Sari Penanganan pascapanen pada produk hortikultura sangat penting. Pengemasan yang tepat akan membantu produk hortikultura seperti buah mangga arumanis dapat mempertahankan kualitasnya selama proses distribusi. Salah satu jenis pengemasan buah mangga yang umum digunakan adalah dengan mengunakan keranjang anyaman bambu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui  perubahan nilai kualitatif warna kulit buah mangga arumanis selama masa penyimpanan dalam kemasan keranjang anyaman bambu. Penelitian ini dilakukan pada Maret sampai Mei 2018 bertempat di Laboratorium Hortikultura Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 9 ulangan. Perlakuan terdari dari 0 hari (S0), 7 hari (S7) dan 14 hari (S14) masa simpan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama masa simpan berpengaruh terhadap berbagai parameter nilai warna kulit buah mangga arumanis yang meliputi nilai L*, a* dan b*.Kata kunci: Klimakterik, keranjang anyaman bambu, penyimpanan, warna kulit buahAbstract Postharvest handling of horticultural product is important. Proper packaging ensures the horticultural product such as mangoes cv.arumanis to maintain the quality during the distribution. One of common mango packings is the use of bamboo wicker basket pack. The purpose of this research was to investigate the change of qualitative value of mango cv.arumanis skin color during storage using bamboo wicker basket pack. This research was conducted from March to May 2018 at Horticulture Laboratory of Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, Jatinangor. The experimental design used in this study was Completely Randomized Design (CRD) with 3 treatments and 9 replications. The treatments consisted of0 day (S0), 7 days (S7) and 14 days (S14) storage duration. The results revealed that the storage durationaffected various parameters of skin color values of mango cv.arumanis fruit including L*, a* and b* values. Keywords: Bamboo wicker basket, climacteric, fruit skin color, storageÂ