NI WAYAN YUNI ASTUTI
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KAJIAN NILAI PENDIDIKAN SENI TARI KEAGAMAAN HINDU PADA TARI LEKO DI DESA ADAT SIBANGGEDE KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG I MADE SUDARSANA; NI WAYAN YUNI ASTUTI; NI KOMANG TRISNAYANTI
WIDYANATYA Vol 6 No 1 (2024): Widyanatya: Jurnal Pendidikan Agama dan Seni
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tari Leko di Desa Adat Sibanggede merupakan tarian yang unik dan merupakan warisan tari kuno yang terdapat di banjar Parekan Desa Adat Sibanggede. Tarian leko ini mempunyai lima bagian yaitu, Condong Leko, Kupu-Kupu Tarum, Goak Manjus, Onte Leko, dan Paibing-ibingan, namun saat ini tarian ini terancam punah karena jarang dipentaskan. Dari latar belakang tersebut maka tujuan penelitian ini secara umum adalah agar masyarakat Desa Adat Sibanggede mengetahui secara umum tentang kajian nilai pendidikan agama Hindu dalam tari leko, dan secara khusus masyarakat mengetahui fungsi, struktur. gerak dan makna yang terkandung dalam Tari Leko di desa. Tradisi Sibanggede Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan empiris. Lokasi penelitian terletak di Desa Adat Sibanggede. Subjek penelitian ini adalah masyarakat Desa Adat Sibanggede dan objeknya adalah Tari Leko di Desa Adat Sibanggede. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, metode observasi, dan metode pencatatan dokumen. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis analisis dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: (1) Dalam hal ini Tari Leko di Desa Adat Sibanggede berfungsi sebagai tari hiburan dan kadang juga berfungsi sebagai tari pelengkap Yadnya khususnya Manusa Yadnya karena tari ini sering digunakan oleh masyarakat. masyarakat Desa Adat Sibanggede sebagai sarana membayar nazar atau sacangi. (2) Struktur gerak pad tari leko ditentukan oleh bagian tari leko itu sendiri. Tari Leko ini mempunyai 2 bagian yaitu bagian pertama Pelembar dapat dibagi menjadi empat sesi tari yaitu Condong Leko, Kupu-Kupu Tarum, Goak Manjus, Onte Leko, dan bagian kedua tari Paibing-ibingan yang dimana penonton bisa ikut menari di atas panggung. (3) . Tari Leko di Sibanggede mempunyai beberapa nilai pendidikan tari religi Hindu, antara lain nilai pendidikan tattwa, nilai pendidikan sosial, nilai estetika dan nilai keagamaan yang terkandung dalam tari Leko.
INTERNALISASI NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEARIFAN LOKAL NGUPAH WAYANG Kiswara, Komang Agus Triadi; I Nyoman Sudanta; Gede Padma Sumardiana; Ni Wayan Yuni Astuti
Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol. 24 No. 2 (2024): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v24i2.6681

Abstract

Wayang merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang ada di Bali. Sebagai sebuah kesenian wayang tentunya memiliki nilai yang sarat dengan religiusitas. Wayang merupakan kesenian yang dapat dipentaskan sebagai wali, bebali dan balih-balihan. Dalam sejarahnya wayang telah ada sejak jaman dahulu sehingga wayang juga disebut sebagai kesenian klasik. Sebagai sebuah bentuk kesenian wayang juga terkena oleh dampak globalisasi. Hal ini dapat kita lihat dari minimnya masyarakat yang saat ini gemar menonton wayang, terkecuali dalam bentuk wayang sebagai wali. Padahal disisilain wayang juga memiliki nilai yang sangat penting yaitu sebagai media dalam pembentukan karakter bagi generasi muda. Melalui sisipan cerita yang diambil melalui itihasa wayang mencoba menguraikan tentang ajaran-ajaran agama dalam setiap pertunjukannya. Hal inilah yang dilakukan oleh masyarakat di Kec. Banjar Kabupaten Buleleng kendatipun arus globalisasi melanda namun eksistensi pertunjukan wayang yang dibalut dalam tradiisi ngupah wayang masih terjaga. Hal ini dipercayai sebagai bentuk media internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter bagi mereka yang menanggap wayang.Dari latar belakang tersebut rumusan masalah yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah 1) Mengapa tradisi ngupah wayang sebagai media pendidikan karakter masih eksis dilaksanakan di Desa Banjar Kecamatan Banjar? 2) Bagaimana bentuk tradisi ngupah wayang sebagai media pendidikan karakter di Desa Banjar Kec. Banjar Kab. Buleleng? 3) Bagaimana implikasi dari tradisi ngupah wayang sebagai media pendidikan karakter di Desa Banjar Kec. Banjar Kabupaten Buleleng? Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode kualitatif. Teori yang dipergunakan dalam membedah rumusan masalah adalah teori eksistensialisme, teori fungsional structural. Hasil penelitian ini adalah pentingnya kehadiran wayang sebagai media internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter adalah Atma sradha, tradisi, dan juga suah ujar (mesesangi), bentuk pendidikan karakter tertuang dalam lakon cerita, upakara, dan penglukatan.
METODE PEMBELAJARAN SENI TARI PUSPANJALI PADA ANAK DISABILITAS TIPE B DI SLB N 1 TABANAN Ni Nyoman Wahyu Adi Gotama; Ni Wayan Yuni Astuti; Komang Agus Triadi Kiswara
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 25 No 1 (2025): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v25i1.7503

Abstract

Bali terkenal dengan beragam kebudayaan, salah satunya adalah tari Bali. Salah satu fungsi seni tari adalah sebagai media edukasi membentuk kepribadian. Fungsi seni tari Bali sebagai media pembentukan kepribadian juga diterapkan bagi anak disabilitas. Kendalanya saat ini adalah masih sangat minim sekali pengetahuan pendidik tentang metode yang tepat untuk dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran seni tari pada anak disabilitas. Guna menjawab hal tersebut guru pendidikan seni budaya di SLB N 1 Tabanan mengembangkan sebuah metode isyarat gerak tangan untuk pembelajaran seni Tari Puspanjali pada Anak disabilitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pengkajian terhadap landasan penting dalam mengembangkan metode isyarat gerak tangan tersebut, bentuk metode isyarat tangan, serta bagaimana implikasi dalam penerapan metode isyarat gerak tangan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, sehingga data yang dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan landasan pengembangan metode pembelajaran seni tari puspanjali di SLB N 1 Tabanan adalah melihat faktor yang berkaitan dengan proses pendidikan, tujuan yang hendak dicapai, materi pelajaran, peserta didik dan fasilitas. Bentuk dari metode pola tangan tersebut adalah rangkaian simbol yang menggunakan tangan sebagai bahasa isyarat, sedangkan implikasinya adalah keikutsertaan peserta didik dalam pelestarian budaya, efektifitas watu pembelajaran dan meningkatnya kepercayaan diri peserta didik. Kesimpulannya metode pembelajaran seni tari puspanjali dengan isyarat tangan sangat membantu dalam meningkatkan keterampilan.