K Kurniawan
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perbandingan Kadar Total Flavonoid Metode Infusa Dan Rendaman Buah Kurma Ajwa (Phoenix Dactylifera L.) Menggunakan Spektrofotometri Uv-Vis Aural Miftahul Hasanah; K Kurniawan; Amal Fadholah
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 1 No. 1 (2023): JIGF - Mei
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v1i1.2

Abstract

Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder dari polifenol, yang ditemukan secara luas pada tanaman serta makanan dan juga memiliki berbagai efek bioaktif termasuk anti-inflamasi anti virus, kardioprotektif, anti-diabetes, anti penuaan, anti kanker dan antioksidan. Salah satu tanaman yang memiliki kandungan flavonoid adalah buah kurma (Phoenix dactylifera L.). Kandungan kadar total flavonoid kurma ajwa (Phoenix dactylifera L.) diketahui dengan menggunakan metode infusa dan rendaman. Infusa dan rendaman kurma ajwa dilakukan dengan menimbang sampel buah kurma sebanyak 50 gram yang dipisahkan dengan bijinya, lalu ditambahkan aquades sebanyak 200 ml hingga kurma ajwa terendam seluruhnya, pada infusa dipanaskan dalam penangas air selama 15 menit, dihitung ketika suhu dalam panci telah mencapai 90°C dan rendaman didiamkan selama 24 jam. Adanya perbandingan kadar total flavonoid metode infusa dan rendaman buah kurma ajwa (Phoenix dactylifera L.) diketahui dengan analisis kualitatif dengan metode Wilstater dan analisis kuantitatif spektrofotometri Uv-Vis. Perbedaan metode yang digunakan menghasilkan kadar flavonoid yang berbeda. Kadar senyawa flavonoid metode rendaman lebih tinggi (0.1564 % dibandingkan dengan metode infusa (0.0628 %) sesuai dengan hasil uji SPSS dengan nilai sgnifikan < 0.05. Kata kunci: Kadar total flavonoid, infusa ajwa, rendaman ajwa, spektrofotometri Uv-Visible.
Uji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Buah Labu Air (Lagenaria Siceraria (Molina) Standl.) Dan Madu Multiflora Terhadap Salmonella Typhi Secara In Vitro Desta Astarina Saputri Toasa; K Kurniawan; Solikah Ana Estikomah
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 1 No. 1 (2023): JIGF - Mei
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v1i1.3

Abstract

Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak buah labu air (Lagenaria siceraria (Molina) Standl.) dan madu multiflora, serta aktivitas kombinasi keduanya dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi secara in vitro. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan 7 kelompok perlakuan yang terdiri dari 5 kelompok kombinasi ekstrak buah air dan madu multiflora yaitu konsentrasi 100%:0%, 75%:25%, 50%:50%, 25%:75%, 0%:100% v/v dan 2 kelompok kontrol positif dan negatif. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 kali pengulangan. Hasil: Hasil identifikasi senyawa menunjukkan bahwa ekstrak buah labu air mengandung saponin dan polifenol. Sedangkan madu multiflora tidak mengandung satupun senyawa metabolit sekunder baik alkaloid, flavonoid, saponin, steroid, dan polifenol. Hasil uji antibakteri dengan metode difusi cakram menunjukkan bahwa semua konsentrasi kombinasi eksrak buah labu air dan madu multiflora memiliki aktivitas dalam menghambat pertumbuhan Salmonella typhi. Kesimpulan: Konsentrasi teraktif dari kombinasi ekstrak buah labu air dan madu multiflora dalam menghambat pertumbuhan Salmonella typhi adalah konsentrasi 0%:100% v/v dengan diamter zona hambat sebesar 20.13 mm.
Uji Perbandingan Aktifitas Antioksidan Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos Caudatus Kunth) Dan Daun Leunca (Solanum Ningrum L) Dengan Metode Dpph (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil) Ivo Silvani; K Kurniawan; Indah Tri Lestari
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 1 No. 1 (2023): JIGF - Mei
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v1i1.4

Abstract

Kenikir dan leunca seringkali digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai penikmat makanan atau yang biasa disebut dengan lalapan. Kenikir (Cosmos caudatus Kunth) dan Leunca (Solanum ningrum L) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan suatu molekul yang mampu menetralkan efek radikal bebas dalam penstabilan molekul yang berbahaya, dengan cara menerima dan juga mendonasikan elektron untuk mengeliminasi molekul dalam kondisi yang tidak berpasangan. Radikal bebas sering didapatkan dari lingkungan, seperti asap rokok, obat, makanan dalam kemasan, bahan adiktif, dan yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak daun kenikir dan daun leunca dengan metode DPPH. Metode yang digunakan dalam pengujian kali ini adalah dengan menggunakan skrining fitokimia dan uji antioksidan dengan DPPH, DPPH merupakan radikal bebas yang stabil. Parameter yang digunakan dalam mengetahui aktivitas antioksidan adalah IC50. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukkan bahwa estrak daun kenikir dan daun leunca memiliki aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan yang tinggi terdapat pada daun leunca dengan nilai IC50 sebesar 91,43 ppm, dan pada daun kenikir menunjukkan aktivitas antioksidan yang lemah dengan nilai IC50 sebesar 706,49 ppm. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun leunca memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi dari pada ekstrak daun kenikir.