Bulliying masuk kedalam kategori tiga dosa besar pendidikan di samping kekerasan dan intoleransi. Data yang ada menunjuukan bahwa kasus bulliying masing sering terjadi di sekolah. Maka peran guru BK dalam pelayanan preventif terhadap korban bulliying khususnya dalam meningkatkan resiliensi sosial siswa korban sangat dibutuhkan. Melalui penerapan BK inovatif dalam merdeka belajar menjadi salah cara yang bisa digunakan dalam meningkatkan resiliensi sosial siswa yang mana bisa dikaji berdasarkan perspektif aliran rasionalisme dan empirisme. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui implementasi program BK yang inovatif dalam kurikulum merdeka belajar dalam meningkatkan resiliensi sosial siswa korban bulliying dalam hal ini ditinjau dari perspektif aliran rasionalisme dan empirisme. Penelitian ini menggunakan pendekaan kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode kajian pustaka (library research), maka ketika melihat pengimplementasian BK inovatif untuk meningkatkan resiliensi sosial siswa korban bulliying berdasarkan perspektif rasionalisme dan empirisme ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang konselor atau guru BK, yakni perencanaan yang matang, kreativitas dan inovasi konselor, pengembangan kualitas siswa, pengalaman secara langsung, metode pengujian dan adanya evaluasi, dan yang terakhir adalah penenuan tujuan yang jelas agar hasil sesuai dengan yang diharapkan.