Milan Sabekti
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Upaya Menghadapi Bullying dalam Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar Milan Sabekti; Muhammad Ryan Ikhsanudin; Bambang Sumardjoko; Endang Fauzi Ati
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 13 No. 2 (2024): Didaktika Mei 2024
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.638

Abstract

Tindakan perundungan/bullying merupakan tindakan yang memiliki dampak negatif yang bermacam. Begitu besar timbakan dari bullying tersebut maka Mendikbudristek Nadiem Makarim menyatakan bahwa tindakan bullying termasuk dalam tiga dosa besar pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya tindakan pencegahan ataupun penanganan khusus apabila terjadi tindakan bullying terkhusus di sekolah. Berdasarkan hal di atas maka dalam penelitian ini peneliti melakukan eksplorasi analisis terhadap upaya-upaya yang dilakukan oleh SDN Kedungupit 4, Sragen dalam mencegah maupun menghadapi tindakan perundungan/bullying tersebut. Di mana sekolah ini telah menerapkan kurikulum merdeka. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara maupun dokumen. Data yang didapat dilakukan analisis dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini yaitu diketahui bahwa di SDN Kedungupit 4 telah berfokus dalam pencegahan dalam menghadapi tindakan bullying/perundungan hal ini diketahui dari beberapa kegiatan maupun program yang dilaksanakan di sekolah tersebut. Program atau kegiatannya di antaranya yaitu kegiatan pembiasaan bercerita/berkisah, adanya tim anti bullying, program sekolah ramah anak, dan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bertema Bhineka Tunggal Ika
Kepemimpinan Berbasis Trilogi Pendidikan Ki Hajar Dewantara “Ing Ngarso Sun Tuladha Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani” Untuk Menunjang Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Dasar Indah Kusuma Wardani; Aviandri Cahya Nugroho; Milan Sabekti; Anam Sutopo; Sofyan Anif
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 13 No. 2 (2024): Didaktika Mei 2024
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.645

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui kepemimpinan berbasis trilogy penidikan Kihajar Dewantara dalam pelaksanaan kurikulum merdeka saat ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Implementasi trilogi kepemimpinan Ki Hajar Dewantara di SD Negeri Gabugan I sudah berjalan sesuai dengan asas kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara, yakni Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani. Implementasi trilogi kepemimpinan tersebut tercermin dari kepala sekolah membuat visi misi sekolah dan guru dilakukan pembimbingan secara rutin yang diselenggarakan sebulan sekolah, serta kepala sekolah dan guru yang sudah melaksanakan serta memberikan contoh langsung kepada peserta didik. Secara tidak langsung siswa dapat melatih kepemimpinannya di dalam kelompoknya sendiri, siswa terlihat aktif di dalam kelompoknya, walaupun tidak semua aktif dalam kegiatan pembelajaran secara kelompok tersebut. Dengan demikian kepala sekolah, guru dan siswa dapat menerapkan asas kepemimpinan ini. Penelitian ini menyediakan sebuah perspektif tentang Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif yaitu Semboyan “ing ngarsa sung tulada” Dalam perannya sebagai pemimpin dan pendidik, kepala sekolah dan guru menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Semboyan “ing madya mangun karsa” memiliki arti ditengah membangkitkan kehendak, memberikan motivasi. Guru sebagai orang tua kedua bagi peserta didik harus dapat memberi motivasi dan kesempatan kepada peserta didik. Semboyan “tut wuri handayani”,sebagai seorang pendidik, dari belakang seorang kepala sekolah dan guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan. Berdasarkan hal tersebut, peserta didik diberi kebebasan untuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Apabila dalam prosesnya peserta didik melakukan tindakan yang menyimpang, guru memiliki kewajiban untuk mengarahkan dan menasehati peserta didik tersebut agar tidak menyimpang dari norma-norma yang berlaku.