Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengukuran Pembelajaran Mandiri Berbasis Masalah pada Mahasiswa S1 PGSD UPBJJ UT Semarang: Confirmatory Factor Analysis Ismartoyo Ismartoyo; Nurmawati Nurmawati; Abdul Karim
Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI Vol 4, No 2 (2017): Published Online: Oktober 2017
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/al.ibtida.snj.v4i2.1816

Abstract

AbstrakBelajar mandiri menjelaskan proses di mana setiap individu mengambil inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar, merumuskan tujuan pembelajaran, mengidentifikasi manusia dan sumber daya materi untuk belajar, memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat, dan mengevaluasi hasil belajar. Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui hubungan indikator-indikator yang membentuk masing-masing dimensi dari Belajar Mandiri melalui pembelajaran berbasis masalah pada mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Terbuka (UT) Kota Semarang semester 3 masa registrasi 2016/2017. Responden yang digunakan dalam penelitia ini sebanyak 79 mahasiswa. Data dianalisis secara deskriptif melalui reliabilitas (nilai Cronbach Alpha) untuk mengukur konsistensi variabel dan Confirmatory Factor Analysis (CFA) digunakan untuk menguji hubungan antara keterkaitan faktor yang membentuk variabel laten Belajar Mandiri. Hasilnya menunjukkan bahwa pengukuran Belajar Mandiri pada mahasiswa program studi S1 PGSD UPBJJ UT Semarang direpresentasikan oleh awareness, learning strategies, learning activities, evaluation, dan interpersonal skills. Hasil ini menyajikan bagaimana perspektif pembelajaran mandiri dalam kaitannya dengan pengalaman belajar mandiri. Artinya peserta didik diharapkan memiliki pengalaman dalam hal apa, bagaimana, dan mengapa mereka ingin belajar. Oleh karena itu, kajian kami dapat memberikan informasi dan motivasi serta preferensi sebagai pertimbangan dan pada akhirnya menghasilkan kualitas pembelajaran yang efektif.Kata kunci: belajar mandiri, pembelajaran berbasis masalah, confirmatory factor analysisAbstractSelf-directed learning explains the process by which individuals take learning, with or without the help of others, in identifying learning needs, formulating learning objectives, identifying human and material resources for learning, selecting and applying appropriate learning strategies, and evaluating learning outcomes.The main purpose of this research is to know the correlation between the indicators that make up each dimension of Self Learning through the program based learning on the undergraduate students of PGSD Universitas Terbuka (UT) Semarang semester 3rdof registration period 2016 / 2017. Data were analyzed descriptively for reliability (Cronbach Alpha values) and Factor Confirmation Analysis (CFA) is used to examine the relationship between the factors that make up Self-Directed. The results show that the Self-Directed measurement of undergraduate students of PGSD UPBJJ UT Semarang is represented by awareness, learning strategies, learning activities, evaluation, and interpersonal skills. This result presents how the independent learning perspective in relation to the self-learning experience.This means that learners are expected to have experience in what matters, how, and why they want to learn. Therefore, our study can provide effective and effective information and motivation and preferences.Keywords: self-directed, problem based learning, confirmatory factor analysis
VERTIKULTUR MEDIA PRALON SEBAGAI UPAYA MEMENUHI KEMANDIRIAN PANGAN DI WILAYAH PERI URBAN KOTA SEMARANG Nurmawati Nurmawati
JURNAL PENDIDIKAN SAINS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG Vol 4, No 2 (2016): JURNAL PENDIDIKAN SAINS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
Publisher : Pendidikan Kimia Unimus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jps.4.2.2016.19-25

Abstract

Keterbatasan lahan pekarangan di pemukiman wilayah urban maupun peri urban menjadi hambatan untuk kemandirian pangan (food self sufficiency) karena luas lahan yang tidak memungkinkan untuk bercocok tanam. Realita ini dijumpai di salah satu wilayah peri urban yaitu Kelurahan Wonosari, Ngaliyan, Semarang. Walaupun berlokasi di pinggiran kota, namun Ngaliyan mendapat pengaruh aktivitas perkotaan yang cukup pesat. Salah satu pengaruhnya adalah semakin banyaknya perumahan berciri perkotaan dengan luas lahan sempit, seperti pada perumahan Beringin Lestari RT 05, RW XV Wonosari.Berdasarkan kondisi keterbatasan lahan pekarangan tersebut, TimAbdimas UPBJJ-UT Semarang menginisiasi pembuatan vertikultur sebagai upaya memenuhi kemandirian pangan terutama sayuran.Penanaman aneka ragam sayuran produktif menjadi fokus utama dengan alasan mudah perawatannya. Adapun tujuan pembuatan vertikultur adalah: 1. memotivasi masyarakat dalam mengoptimalkan pekarangan sempit di rumah tinggalnya untuk menciptakan ketahanan pangan; 2. pembuatan media untuk tempat menanam aneka ragam sayuran menggunakan pralon;dan 3. penanaman, pemeliharaan, dan pengembangan budidaya aneka ragam sayuran yang dibutuhkan sehari-hari. Hasil yang dicapai adalah semua keluarga di lingkungan RT 05, RW XV Wonosari sudah menikmati hasil panen sayuran secara bervariasi, seperti: bayam, kangkung, cabai, terong, sawi, dan tomat. Selain itu, juga diperoleh hasil bahwa terjadi persaingan yang sehat antara warga masyarakat, yaitu warga yang hasil panennya kurang baik bertanya pada warga yang hasil panennya baik, dan muncul minat warga untuk selalu memperbaharui bibit tanaman yang diusahakan secara swadaya melalui pembibitan berkelanjutan. Penanaman secara vertikultur dapat menciptakan lingkungan rumah yang produktif sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga di wilayah peri urban kota Semarang.
The Development of Project-Based Learning Method to Increase Students' HOTS in Mathematics Nurmawati Nurmawati; Sri Kadarwati; Eko Andy Purnomo; Agung Setiawan
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 14, No 4 (2022): AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35445/alishlah.v14i4.2338

Abstract

The highest level of the cognitive process hierarchy is Higher-Order Thinking Skill (HOTS). HOTS allows students to solve challenges, but time for processing is limited. Based on the findings in the field, many students do not have the skills related to HOTS. Based on these findings, developing a learning model that can increase HOTS in students is necessary. One of the learning models that can improve HOTS is the project-based learning model (PjBL). This study aimed to produce a project-based learning model for improving HOTS. This type of research is on developing a 4-D model developed by Thiagarajan, Semmel, and Semmel with modifications. The subject of this research is a project-based learning model. The instruments used were a needs analysis sheet, material analysis and PjBL model validation sheets. Methods of data collection by observation, questionnaires and interviews. The research results show that the project-based learning model has met the valid criteria for increasing HOTS.
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TURNAMEN BELAJAR DALAM PENINGKATAN KEMAHIRAN BERPROSES MATEMATIKA PADA SISWA SMA Suparman Suparman Suparman; Nurmawati Nurmawati; Khoirul Anwar
SEUNEUBOK LADA: Jurnal ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan Vol 6 No 1 (2019): SEUNEUBOK LADA VOL 6 NOMOR 1 2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah - Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.849 KB)

Abstract

Pembelajaran memerlukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang baik. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan berorientasi model turnamen belajar. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dijadikan panduan dalam proses pembelajaran dan bahan evaluasi keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan tujuan untuk memperoleh perangkat pembelajaran model turnamen belajar yang valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan kemahiran berproses siswa. Model pengembangan menggunakan modifikasi 4-D dari model Thiagarajan, Semmel dan Semmel yang meliputi empat tahap yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan dan penyebaran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Dempet tahun 2018/2019 yang terdiri dari 12 kelas, dengan subyek uji coba 3 kelas (dua kelas eksperimen dan satu kelas control). Perangkat yang dikembangkan meliputi RPP, LAPD, BPD, BPG, dan Tes Prestasi Belajar. Perangkat tersebut divalidasi oleh para ahli. Pengambilan data melalui pemberian tes dan observasi. Kegiatan observasi meliputi pengamatan terhadap kemampuan guru dalam melaksakan RPP. Data tes yang diolah dengan uji ketuntasan belajar. Pengembangan perangkat pembelajaran turnamen belajar menghasilkan perangkat pembelajaran lebih praktis dan valid dengan analisis keterlaksanaan RPP, respon guru, serta respon siswa. Kevalidan perangkat pembelajaran dilakukan dalam dua tahap yaitu validasi ahli atau pakar dan uji coba lapangan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:1)mendeskripsikan proses pengembangan perangkat pembelajaran model turnamen belajar materi trigonometri kelas XI yang valid, praktis, dan efektif. 2) memperoleh perangkat pembelajaran model turnamen belajar materi trigonometri kelas XI yang valid, praktis, dan efektif. 3) menentukan efektifitas implementasi perangkat pembelajaran model turnamen belajar materi trigonometri kelas XI. 4) menentukan kepraktisan model turnamen belajar materi trigonometri kelas XI. Hasil penelitian dapat disimpulkan 1) proses pengembangan perangkat pembelajaran model turnamen belajar materi trigonometri kelas XI berjalan sesuai model 4D. 2) perangkat pembelajaran model turnamen belajar materi trigonometri kelas XI yang dihasilkan valid dengan rata-rata validitas 93,65% (sangat baik). 3) implementasi perangkat pembelajaran model turnamen belajar materi trigonometri kelas XI berjalan efektif, dengan rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 78,80 dan tingkat ketuntasan sebesar 86,11%. Melalui uji – t diperoleh t hitung = 1,858 > ttabel = 1,684, artinya hasil belajar lebih dari 75,00 atau telah mencapai ketuntasan belajar 4) perangkat pembelajaran model turnamen belajar materi trigonometri kelas XI yang dihasilkan praktis, dengan keterlaksanaan RPP sebesar 3,91 (sangat baik), respon guru sebesar 3,67 (sangat baik) dan respon siswa sebesar 73,02% (respon positif).
PELATIHAN KETERAMPILAN PENGOLAHAN ANEKA KUE BERBAHAN PANGAN LABU KUNING UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT Binti Muflikah; Djoko Sri Bimo; Nurmawati; Sri Kadarwati; Maria Yustina Rensi Dartani; Enny Dwi Lestariningsih
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti Vol. 4 No. 4 (2023)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jailcb.v4i4.2185

Abstract

Kelurahan Sidorejo Lor merupakan daerah penghasil labu kuning terbanyak di Salatiga. Meskipun daerah tersebut memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun warga masyarakat tidak memiliki pengetahuan dalam mengolah dan memanfaatkan keunggulan itu secara maksimal dengan cara optimalisasi dan inovasi olahan produk. Terkait hal demikian itu, maka perlu adanya sebuah pelatihan dan bimbingan untuk meningkatkan nilai jual tinggi pada produk tersebut sehingga mampu bersaing di pasar. Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan optimalisasi olahan produk berbahan dasar labu kuning kepada mitra warga kelompok ibu-ibu PKK RW X Kelurahan. Sidorejo Lor, Salatiga agar mitra lebih produktif dan mampu memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar mereka. Kegiatan ini menggunakan metode penelitian tindakan partisipatif atau Participatory Action Research (PAR) dengan melibatkan kelompok masyarakat. PAR dilaksanakan secara parsipatif dalam kelompok masyarakat bertujuan mendapatkan pengetahuan praktis untuk perubahan hidup yang lebih baik. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah produksi makanan olahan berbahan dasar labu kuning. Dari evaluasi kemampuan yang dilakukan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan kemampuan mitra dalam mengoptimalkan sumber daya alam yang melimpah menjadi sebuah inovasi produk. Respon masyarakat terhadap pelatihan keterampilan pengolahan aneka kue dari labu kuning adalah baik dan menyatakan bahwa produk tersebut layak untuk dikembangkan, bukan saja karena bahannya mudah diperoleh, akan tetapi juga mudah proses pembuatannya. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat karena memiliki kemampuan untuk mengolah labu kuning menjadi olahan aneka kue yang cantik, sekaligus mendorong jiwa wirausaha mitra agar lebih produktif sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.