Pembahasan mengenai aliansi Kerajaan Sunda Pajajaran dan Portugis bertujuan untuk mengkaji lebih lanjut mengenai bentuk jalinan kerjasama yang dilakukan antara Kerajaan Sunda Pajajaran dengan Portugis. Adanya aliansi ini dilatar belakangi karena kekhawatiran Raja Sunda Pajajaran atas kekuatan politik Islam yang wilayah otoritasnya di Kesultanan Demak. Untuk mengantisipasi melemahnya eksistensi Kerajaan Sunda Pajajaran, maka dibuatlah kesepakatan antara Kerajaan Sunda Pajajaran dengan Portugis yang salah satu tujuannya yaitu ingin melemahkan kekuatan politik Islam di Kesultanan Demak. Aliansi antara Kerajaan Sunda Pajajaran dengan Portugis terjadi pada tanggal 21 Agustus tahun 1522 M. Perjanjian ini diresmikan dengan dibuatnya perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Selain perjanjian tertulis, dari pihak Portugis juga memancangkan sebuah batu besar yang disebut dengan Padrao yang letaknnya berada ditepi sebelah Timur muara Sungai Ciliwung. Adanya Perjanjian antara Kerajaan Sunda Pajajaran dan Portugis mendatangkan reaksi keras dari berbagai pihak kerajaan Islam di Nusantara yang tidak menyukai keberadaan bangsa Portugis. Oleh karena itu dari berbagai pihak kerajaan Islam di Nusantara yang tidak menyukai keberadaan bangsa Portugis membentuk sebuah armada gabungan untuk melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis.