Articles
Identifikasi Kekeringan Lahan Kabupaten Lamongan Berdasarkan Citra Satelit
Alifah Noraini;
Martinus Edwin Tjahjadi;
I Nyoman Sudiasa
Poltanesa Vol 23 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (492.709 KB)
|
DOI: 10.51967/tanesa.v23i1.958
Kekeringan lahan merupakan salah satu permasalahan masyarakat Indonesia yang terjadi pada musim kemarau. Kekeringan lahan mengakibatkan aktivitas pertanian terganggu karena pasokan air terhambat. Salah satu kabupaten yang mengalami kekeringan lahan adalah Kabupaten Lamongan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi wilayah yang mengalami kekeringan lahan di Kabupaten Lamongan agar dampak kekeringan dapat diminimalisir. Metode identifikasi kekeringan lahan yang digunakan berdasarkan pengolahan data penginderaan jauh, yaitu memanfaatkan data citra satelit Landsat 8 saluran 4 (merah), saluran 5 (Near InfraRed/ NIR), dan saluran 6 (Short Wavelength InfraRed/ SWIR). Sebelum proses pengolahan citra, dilakukan proses penggabungan antar scene (mosaicking). Citra Landsat 8 dipotong sesuai batas administrasi wilayah kabupaten dan diolah berdasarkan algoritma NDDI untuk mengidentifikasi kekeringan lahan. Algoritma yang digunakan terdiri dari parameter tingkat kebasahan air dan tingkat kehijauan vegetasi yang menutupi wilayah Kabupaten Lamongan. Tingkat kebasahan diperoleh dari pengolahan citra menggunakan algoritma NDWI, sedangkan tingkat kerapatan vegetasi diperoleh berdasarkan pengolahan citra menggunakan algoritma NDVI. Hasil pengolahan citra satelit Landsat 8 menunjukkan bahwa Kabupaten Lamongan didominasi oleh tingkat kebasahan kelas rendah sebesar 893,236 Km2 dan kerapatan vegetasi kelas sedang sebesar 691,012 Km2. Adapun hasil identifikasi kekeringan lahan di Kabupaten Lamongan didominasi oleh kelas klasifikasi kekeringan berat sebesar 62,14% atau 1.097,087 Km2 dari total luas area.
Komparasi Model 3D Jembatan dari Pemotretan Konvergen dan Normal Menggunakan Drone
Nicolas Alnando;
Martinus Edwin Tjahjadi;
Ketut Tomy Suhari
Jambura Geoscience Review Vol 4, No 2 (2022): Jambura Geoscience Review (JGEOSREV)
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.34312/jgeosrev.v4i2.13437
CRP (Close Range Photogrammetry) is a measurement technique that can extract 3D points from an image. This study aims to compare convergent, normal, and combined shooting using drones with close-range photogrammetry methods. In the CRP technique, shooting is carried out using the DJI Phantom 4 Pro Drone with convergent and normal shooting techniques and a combination of both shots. Convergent shooting is done by positioning the drone centered on one point by forming a cone against the bridge object with an angle ranging from 40-90 degrees. While shooting normally is done by positioning the drone by facing a straight line against the object. A comparison of concurrent and normal shooting was carried out to find out better 3D Modeling results. The final result of this research is the visualization of a 3D model object that has a complete texture and resembles its original state in the field, as evidenced by the RMSE value of the 3D convergent model being 0.0940 m, for the RMSE value of the normal 3D model is 0.0882 m. The RMSE 3D value of the combination model is 0.0907 m. From each RMSE value above, a good 3D model visualization is produced using normal shooting because the resulting RMSE value is smaller than other shooting techniques.
Penggunaan DTM Presisi dari Fotogrametri UAV untuk Analisa Bencana Longsor Menggunakan Sistem Informasi Geografis
Vikanisa Rahmadany;
Martinus Edwin Tjahjadi;
Fransisca Dwi Agustina
Jambura Geoscience Review Vol 4, No 2 (2022): Jambura Geoscience Review (JGEOSREV)
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.34312/jgeosrev.v4i2.12908
The morphologies of the Pandansari Village (Ngantang District, Malang Regency, Indonesia) are vulnerable to landslide disasters that may damage human properties, infrastructures, and even fatalities. Landslide disaster mitigation can be carried out by conducting disaster-prone mapping utilizing Unmanned Aerial Vehicle (UAV) photogrammetry along with geographic information systems (GIS) to produce precise Digital Elevation Model/Digital Terrain Model (DEM/DTM). The purpose of this study is to analyze areas prone to landslides using precision DTM data from UAV technology integrated with geospatial data. DEM is widely used for disaster mapping applications in the form of DTM, representing the ground surface. DTM can be generated from UAV images with photogrammetric processing and additional procedures for removing non-ground objects. This study utilizes PCI Geomatics software to remove vegetation and human-made objects off the ground surfaces semi-automatically. The evaluation revealed that LE 90% of the DTM has only deviated at approximately 0.81 m. This value follows the introductory map geometric accuracy provisions according to BIG No.15 of 2014 for a scale of 1:2500 in class 2. The landslide hazard map classifications using the landslide estimation Puslittanak are dominated by a high classification landslide hazard level with an area of 20.1 ha (48%). In addition, the validation of the landslide-prone map using the accuracy assessment method obtained a percentage of 83%.
UJI LENDUT DEFORMASI JEMBATAN DENGAN TEKNIK PEMOTRETAN KONVERGEN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DRONE
Fransisca Dwi Agustina;
Martinus Edwin Tjahjadi;
Muhammad Zhorif Nasri
Jurnal Geosaintek Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.12962/j25023659.v8i1.12514
Pada umumnya objek jembatan merupakan infrastruktur transportasi yang memiliki konstruksi untuk dipantau secara periodik, salah satunya melalui monitoring deformasi. Dengan melihat beberapa teknologi yang berkembang untuk monitoring deformasi, diantaranya teknologi di bidang survei terestris seperti GPS, total station, dan waterpass yang pada dasarnya memiliki kelemahan tersendiri dari segi biaya dan waktu monitoring. Di bidang fotogrametri berkembang teknologi drone drone DJI Phantom 4 Pro yang dapat digunakan untuk monitoring deformasi. Penelitian ini berfokus untuk melakukan pengujian kemampuan pada teknologi drone DJI Phantom 4 Pro untuk pemantauan deformasi jembatan. Studi kasus deformasi berupa uji lendut jembatan dalam kondisi terbebani. Pengujian dilakukan dengan memanfaatkan teknik pemotretan konvergen pada akuisisi foto tanpa beban dan dengan beban. Proses data uji deformasi jembatan menggunakan metode bundle adjustment multi foto. Berdasarkan hasil pengujian teknologi drone untuk deformasi jembatan maka dapat mendeteksi lendutan dan pergeseran ke arah z positif yang relatif kecil (tidak terjadi kerusakan struktur) pada Jembatan Sambong dengan kisaran antara ±0,025 mm - 1,281 mm serta ketelitian antara ±0,181 mm - 0,773 mm. Berdasarkan tingkat ketelitian pergeseran tersebut, maka teknologi drone DJI Phantom 4 Pro mampu mendeteksi lendutan pada konstruksi jembatan hingga di bawah 1 mm.
UJI AKURASI SLOPE GRADIENT DIGITAL TERRAIN MODEL HASIL PEMOTRETAN FOTO UDARA (STUDI KASUS : KECAMATAN LOWOKWARU, KOTA MALANG)
Fransisca Dwi Agustina;
Martinus Edwin Tjahjadi;
Imam Zulhan
Jurnal Geosaintek Vol 10, No 1 (2024)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.12962/j25023659.v10i1.19469
Penelitian ini mengkaji terkait uji akurasi slope gradient pada Digital Terrain Model (DTM) yang dihasilkan dari pemotretan foto udara, khususnya dengan menggunakan teknologi drone. Pemotretan foto udara dengan drone telah menjadi metode yang umum digunakan untuk tujuan pemetaan. Metode pemotretan teknologi drone memungkinkan pengambilan data fotogrametri dengan resolusi tinggi dan detail yang signifikan, namun penting untuk memvalidasi akurasi hasil pemodelan DTM, terutama terkait dengan parameter slope gradient. Slope gradient memiliki implikasi penting dalam pemodelan kemiringan lereng, analisis kestabilan lereng, dan perencanaan tata guna lahan. Penelitian ini melibatkan uji akurasi DTM dengan membandingkan nilai slope gradient dari model dengan nilai slope yang diukur secara langsung di lapangan. Metode yang digunakan yaitu pemrosesan data dari foto udara dan ekstraksi informasi dari kemiringan tanah. Data lapangan tersebut mencakup pengukuran kemiringan secara langsung pada titik-titik tertentu. Analisis statistik digunakan untuk membandingkan hasil dari DTM dengan data lapangan guna menguji tingkat akurasi. Berdasarkan hasil persentase kemiringan lereng memiliki pengaruh terhadap kestabilan lereng. Pemanfaatan data DTM dari foto udara melalui proses filtering dapat digunakan dalam melakukan analisa slope gradient atau kemiringan lereng. Hal tersebut dinyatakan dalam nilai Root Mean Square Error (RMSE) dari uji validasi kelayakan sampel area, bahwa keseluruhan area sampel memiliki selisih X < 8%, dimana dalam standar 8% masih di anggap datar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang sejauh mana akurasi slope gradient dari DTM hasil pemotretan foto udara dan memiliki implikasi penting pada penggunaan foto udara dan teknologi pemetaan untuk analisis topografi dan perencanaan wilayah.
PERBANDINGAN LUASAN PERSIL ORTOFOTO DAN DIRECT TRIANGULASI DARI PEMOTRETAN FOTO UDARA MENGGUNAKAN DRONE (STUDI KASUS : KECAMATAN LOWOKWARU, KOTA MALANG, PROVINSI JAWA TIMUR)
Martinus Edwin Tjahjadi;
Fransisca Dwi Agustina;
Wahdianaldy Adhiatama
Jurnal Geosaintek Vol 10, No 1 (2024)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.12962/j25023659.v10i1.19470
Pemetaan dengan menggunakan drone dapat memberikan kemudahan dalam memperoleh data spasial yang akurat. Dengan menggunakan dua metode umum dalam pemrosesan data foto udara teknologi drone yaitu ortorektifikasi untuk dapat menghasilkan ortofoto dan direct triangulasi menggunakan data langsung dari drone. Perbandingan luasan persil antara ortofoto dan direct triangulasi menjadi hal yang relevan pada bidang ini, karena dapat memberikan pemahaman lebih tentang keakuratan kedua metode tersebut dalam mempresentasikan luasan sebenarnya pada suatu area. Metodologi penelitian ini melibatkan akuisisi data, pemrosesan, dan analisis untuk mengevaluasi perbedaan luasan persil antara kedua metode. Untuk mengetahui akurasi spasial yang dihasilkan dari perkembangan teknologi pengolahan data foto udara dengan metode pemetaan bidang tanah menggunakan drone, maka dilakukan pengujian ketelitian yang mengacu pada Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN). Berdasarkan hasil dari ketelitian geometri nilai RMSE pada ortofoto teknik foto tegak 0,063 m dan ortofoto dengan teknik foto konvergen 0.53 m. Hasil RMSE metode direct triangulasi dengan teknik foto konvergen 0.066 m. Rata-rata selisih luasan ortofoto pada foto tegak 0.831 m², ortofoto pada foto konvergen 3.119 m² dan pada foto konvergen dengan metode direct triangulasi 0.936 m². Dengan melihat hasil dari perbandingan luasan persil antara ortofoto dan direct triangulasi nantinya dapat memberikan informasi pada pengembangan teknik pemetaan dengan drone dan pengguna di bidang pemetaan dan survei tanah.
PEMBUATAN DESAIN DAN IMPLEMENTASI WEBSITE SEKOLAH SMK PGRI SUMBERPUCUNG KABUPATEN MALANG
Sisca, Fransisca Dwi Agustina;
Edwin Tjahjadi, Martinus Edwin Tjahjadi;
F.X Ari Wibisono;
Deddy Rudhistiar
PROFICIO Vol. 5 No. 1 (2024): PROFICIO: Jurnal Abdimas FKIP UTP
Publisher : FKIP UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36728/jpf.v5i1.3155
Kegiatan Abdimas dalam bentuk Iptek bagi Masyarakat (IbM) ini merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yang mencerminkan upaya dalam pengembangan dan penerapan teknologi informasi dalam pendidikan melalui projek pembuatan Website Profil Sekolah SMK PGRI Sumberpucung. Penelitian ini nantinya bertujuan untuk dapat meningkatkan visibilitas sekolah, memperkuat hubungan antara sekolah, siswa, dan orang tua, serta dapat meningkatkan aksesibilitas informasi terkait kegiatan sekolah. Pada masa ini SMK PGRI Sumberpucung masih belum memiliki website yang berisi profil sekolah, kepengurusan, nomer kontak sekolah dan semua kegiatan yang terkait dengan aktivitas proses belajar mengajar siswa SMK PGRI Sumberpucung, dimana informasi mengenai SMK PGRI Sumberpucung tersebut saat ini masih dilakukan secara manual (hanya melalui brosur atau mouth by mouth) sehingga informasi mengenai sekolah tersebut hanya sebatas di lingkungan masyarakat sekitar lokasi SMK PGRI Sumberpucung. Mitra merupakan salah satu pusat pendidikan jurusan kejuruan di wilayah sumberpucung Kabupaten Malang, untuk itu guna membantu penyebaran informasi kepada lingkungan sekitar diperlukan pembuatan website profil sekolah. Website dibangun menggunakan teknologi Model View Controller (MVC) dengan framework Codeigniter, kemudian dilakukan pelatihan dan pendampingan pengoperasian website profil tersebut pada pengurus. Kontribusi mendasar pada mitra yaitu dapat membawa dampak positif terhadap efisiensi dan efektivitas komunikasi internal dan eksternal sekolah. Program yang diusulkan juga berfungsi sebagai media informasi dalam bentuk digital/elektronik yang bermanfaat terhadap keberlangsungan masyarakat yang telah menggunakan teknologi informasi di lingkungan sekitar. Selain itu melalui kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh penerapan inovasi di bidang pendidikan melalui teknologi informasi, khususnya dalam meningkatkan transparansi dan keterlibatan semua pihak terkait dengan lingkup sekolah.
Dampak Ukuran Sensor Kamera Dijital Dalam Kemampuan Untuk Mendeteksi Pergeseran Deformasi Struktur
Tjahjadi, Martinus Edwin
The Indonesian Journal of Computer Science Vol. 13 No. 6 (2024): The Indonesian Journal of Computer Science (IJCS)
Publisher : AI Society & STMIK Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33022/ijcs.v13i6.4385
Digital camera sensors such as CCD (Charge Coupled Device) or CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) are semiconductor devices for converting a captured light passing through the lens into digital photos. Their size and dimension are varyied among camera’s brands and types available on the market. This article reviews whether their size differences could affect on the camera's ability to detect the smallest possible shifts in structural deformation. Two different types of sensor sizes, namely full frame type and APSC (Advanced Photo System type C) from two different camera brands are evaluated on the sensor's ability to detect deformation. Close range photogrammetry (CRP) technique is used to observe on bridge pillar structures that were suspected of experiencing vertical movement. results show that sensor differences affect the camera's ability to distinguish smallest possible deformation. The larger the camera sensor size, the more detailed the deformation or structural shift that can be discerned.
Pemodelan Simulasi Aliran Udara terhadap Bangunan 3d Berbasis CityGML dan Computational Fluid Dynamics
Utami, Aprillia Rahmi;
Suhari, Ketut Tomy;
Ujang, Muhammad Uznir;
Tjahjadi, Martinus Edwin
The Indonesian Journal of Computer Science Vol. 12 No. 6 (2023): The Indonesian Journal of Computer Science (IJCS)
Publisher : AI Society & STMIK Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33022/ijcs.v12i6.3486
Lingkungan di wilayah kota Malang mengalami pertumbuhan permukiman yang semakin padat serta tata kota semakin tak teratur, sehingga menyebabkan suhu menjadi panas dan warga menjadi tidak nyaman. Angin adalah pergerakan udara yang terjadi karena adanya tekanan udara dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Untuk mengetahui pergerakan aliran udara tersebut, pada penelitian ini dibuat suatu bentuk pemodelan simulasi aliran udara CFD dengan menggunakan Ansys dan bentuk pemodelan 3D CityGML pada LoD 2. Pembuatan simulasi aliran udara ini menggunakan data angin yang diperoleh dari BMKG dan dianalisa untuk membandingkan nilai RMSE dengan data observasi lapangan yang didapatkan dengan menggunakan 2 alat hand anemometer digital. Hasil simulasi aliran udara menunjukkan pengaruh model 3D LOD2 terhadap aliran angin berupa perubahan arah dan kecepatan.
Identifikasi Kekeringan Lahan Kabupaten Lamongan Berdasarkan Citra Satelit
Alifah Noraini;
Martinus Edwin Tjahjadi;
I Nyoman Sudiasa
Poltanesa Vol 23 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.51967/tanesa.v23i1.958
Kekeringan lahan merupakan salah satu permasalahan masyarakat Indonesia yang terjadi pada musim kemarau. Kekeringan lahan mengakibatkan aktivitas pertanian terganggu karena pasokan air terhambat. Salah satu kabupaten yang mengalami kekeringan lahan adalah Kabupaten Lamongan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi wilayah yang mengalami kekeringan lahan di Kabupaten Lamongan agar dampak kekeringan dapat diminimalisir. Metode identifikasi kekeringan lahan yang digunakan berdasarkan pengolahan data penginderaan jauh, yaitu memanfaatkan data citra satelit Landsat 8 saluran 4 (merah), saluran 5 (Near InfraRed/ NIR), dan saluran 6 (Short Wavelength InfraRed/ SWIR). Sebelum proses pengolahan citra, dilakukan proses penggabungan antar scene (mosaicking). Citra Landsat 8 dipotong sesuai batas administrasi wilayah kabupaten dan diolah berdasarkan algoritma NDDI untuk mengidentifikasi kekeringan lahan. Algoritma yang digunakan terdiri dari parameter tingkat kebasahan air dan tingkat kehijauan vegetasi yang menutupi wilayah Kabupaten Lamongan. Tingkat kebasahan diperoleh dari pengolahan citra menggunakan algoritma NDWI, sedangkan tingkat kerapatan vegetasi diperoleh berdasarkan pengolahan citra menggunakan algoritma NDVI. Hasil pengolahan citra satelit Landsat 8 menunjukkan bahwa Kabupaten Lamongan didominasi oleh tingkat kebasahan kelas rendah sebesar 893,236 Km2 dan kerapatan vegetasi kelas sedang sebesar 691,012 Km2. Adapun hasil identifikasi kekeringan lahan di Kabupaten Lamongan didominasi oleh kelas klasifikasi kekeringan berat sebesar 62,14% atau 1.097,087 Km2 dari total luas area.