Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Classification of Slope for Coffee Plantation in Ngajum District, Indonesia Alifah Noraini; Martinus Edwin Tjahjadi; Jasmani Jasmani
Poltanesa Vol 25 No 1 (2024): June 2024
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/tanesa.v25i1.2227

Abstract

Slope classification activity aims to provide information to coffee farmers about the slope, especially in Ngajum District, Malang Regency. Ngajum is one of the sub-districts located on the slopes of Mount Kawi. The people of Ngajum generally work as cattle and goat breeders as well as coffee plantations. Information on the slope (altitude) affects the classification of the quality of the coffee produced. In addition, the varieties of coffee planted also depend on the slope of the mountain slopes. Making a slope map utilizes satellite imagery which has altitude information, namely in the form of Digital Elevation Model (DEM) satellite imagery. Administrative boundary data are used according to the sub-district so that the slope classification can be focused. The method used in this activity is the analysis of spatial data from the results of slope classification. Slope class is divided into 7 (seven) slope classes, i.e. flat, wavy, wavy-bumpy, bumpy-hilly, hilly-mountainous, steep mountain, and mountainous. The results of slope classification show that 2377.171 Ha or 35.971% of the Ngajum area is undulating class. The slope of the wavy slope is a suitable class for coffee cultivation but must be accompanied by the suitability of other parameters so that the productivity of coffee plants increases. The drawback of the results of this activity is that it has not been able to determine which varieties of coffee plants are suitable for planting with the slope of the area, so further research is needed.  
UJI AKURASI SLOPE GRADIENT DIGITAL TERRAIN MODEL HASIL PEMOTRETAN FOTO UDARA (STUDI KASUS : KECAMATAN LOWOKWARU, KOTA MALANG) Agustina, Fransisca Dwi; Tjahjadi, Martinus Edwin; Zulham, Imam
Jurnal Geosaintek Vol. 10 No. 1 (2024)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji terkait uji akurasi slope gradient pada Digital Terrain Model (DTM) yang dihasilkan dari pemotretan foto udara, khususnya dengan menggunakan teknologi drone. Pemotretan foto udara dengan drone telah menjadi metode yang umum digunakan untuk tujuan pemetaan. Metode pemotretan teknologi drone memungkinkan pengambilan data fotogrametri dengan resolusi tinggi dan detail yang signifikan, namun penting untuk memvalidasi akurasi hasil pemodelan DTM, terutama terkait dengan parameter slope gradient. Slope gradient memiliki implikasi penting dalam pemodelan kemiringan lereng, analisis kestabilan lereng, dan perencanaan tata guna lahan. Penelitian ini melibatkan uji akurasi DTM dengan membandingkan nilai slope gradient dari model dengan nilai slope yang diukur secara langsung di lapangan. Metode yang digunakan yaitu pemrosesan data dari foto udara dan ekstraksi informasi dari kemiringan tanah. Data lapangan tersebut mencakup pengukuran kemiringan secara langsung pada titik-titik tertentu. Analisis statistik digunakan untuk membandingkan hasil dari DTM dengan data lapangan guna menguji tingkat akurasi. Berdasarkan hasil persentase kemiringan lereng memiliki pengaruh terhadap kestabilan lereng. Pemanfaatan data DTM dari foto udara melalui proses filtering dapat digunakan dalam melakukan analisa slope gradient atau kemiringan lereng. Hal tersebut dinyatakan dalam nilai Root Mean Square Error (RMSE) dari uji validasi kelayakan sampel area, bahwa keseluruhan area sampel memiliki selisih X < 8%, dimana dalam standar 8% masih di anggap datar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang sejauh mana akurasi slope gradient dari DTM hasil pemotretan foto udara dan memiliki implikasi penting pada penggunaan foto udara dan teknologi pemetaan untuk analisis topografi dan perencanaan wilayah.
PERBANDINGAN LUASAN PERSIL ORTOFOTO DAN DIRECT TRIANGULASI DARI PEMOTRETAN FOTO UDARA MENGGUNAKAN DRONE (STUDI KASUS : KECAMATAN LOWOKWARU, KOTA MALANG, PROVINSI JAWA TIMUR) Tjahjadi, Martinus Edwin; Agustina, Fransisca Dwi; Adhiatama, Wahdianaldy
Jurnal Geosaintek Vol. 10 No. 1 (2024)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemetaan dengan menggunakan drone dapat memberikan kemudahan dalam memperoleh data spasial yang akurat. Dengan menggunakan dua metode umum dalam pemrosesan data foto udara teknologi drone yaitu ortorektifikasi untuk dapat menghasilkan ortofoto dan direct triangulasi menggunakan data langsung dari drone. Perbandingan luasan persil antara ortofoto dan direct triangulasi menjadi hal yang relevan pada bidang ini, karena dapat memberikan pemahaman lebih tentang keakuratan kedua metode tersebut dalam mempresentasikan luasan sebenarnya pada suatu area. Metodologi penelitian ini melibatkan akuisisi data, pemrosesan, dan analisis untuk mengevaluasi perbedaan luasan persil antara kedua metode. Untuk mengetahui akurasi spasial yang dihasilkan dari perkembangan teknologi pengolahan data foto udara dengan metode pemetaan bidang tanah menggunakan drone, maka dilakukan pengujian ketelitian yang mengacu pada Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN). Berdasarkan hasil dari ketelitian geometri nilai RMSE pada ortofoto teknik foto tegak 0,063 m dan ortofoto dengan teknik foto konvergen 0.53 m. Hasil RMSE metode direct triangulasi dengan teknik foto konvergen 0.066 m. Rata-rata selisih luasan ortofoto pada foto tegak 0.831 m², ortofoto pada foto konvergen 3.119 m² dan pada foto konvergen dengan metode direct triangulasi 0.936 m². Dengan melihat hasil dari perbandingan luasan persil antara ortofoto dan direct triangulasi nantinya dapat memberikan informasi pada pengembangan teknik pemetaan dengan drone dan pengguna di bidang pemetaan dan survei tanah.