Anindita SHM Kusuma
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Etnobotani Tradisi Bebubus Suku Sasak: Kajian Etnografi Harmonisasi Manusia-Alam untuk Mewujudkan SDGs di Pulau Lombok Hestiani Putri; Luh Putu Sasmita Sridewi Putri; Laelatun Hadawiyah; Ananda Desiani Fitri; Anindita SHM Kusuma
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 3 (2024): Juli - September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i3.8575

Abstract

The Bebubus tradition is a traditional medicine practice practiced by the Sasak tribe on Lombok Island that is still maintained to this day. This practice involves the use of various types of medicinal plants that have been passed down from generation to generation. This study aims to analyze the ethnobotanical perspective of the Bebubus tradition of the Sasak people on Lombok Island and determine the role of the Bebubus tradition in the harmonization of humans and nature to realize SDGs on Lombok Island. This research uses an ethnographic approach with the methods of in-depth interviews, participatory observation, and literature analysis. Information was collected from Bebubus practitioners, community leaders, and local residents in several villages on Lombok Island. The data obtained were analyzed qualitatively to identify the types of plants used, treatment methods, and cultural values associated with the practice of Bebubus. The results showed that the Bebubus tradition uses more than 11 types of medicinal plants that have various healing properties. This practice is not only beneficial for physical health, but also has deep spiritual and social values for the Sasak people. In addition, Bebubus contributes to the conservation of local biodiversity and supports the community's economy through the sustainable use of natural resources. The Bebubus tradition of the Sasak Tribe has great potential in supporting the achievement of SDGs, especially in terms of health and well-being (SDGs goal 3), especially in goal 3.9 reducing disease and death from hazardous chemicals and pollution. The preservation and development of Bebubus practices can be a model of sustainable harmonization between humans and nature, and enrich ethnobotanical knowledge in Indonesia.
Pelatihan Dan Pendampingan Publikasi Artikel Ilmiah Di Jurnal Terakreditasi Untuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru-Guru SMPN 17 Mataram Anindita SHM Kusuma; I Putu Artayasa; Mohammad Liwa Ilhamdi; Heru Setiawan; Rubiyatna Sakaroni; Jannatul Aini
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 3 (2024): Juli - September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i3.9045

Abstract

Penyebaran gagasan atau kontribusi intelektual seseorang atau sekelompok orang dapat dilakukan melalui suatu proses yang disebut publikasi dan untuk guru, karya tulis ilmiah mereka dapat diungkapkan melalui publikasi dalam bentuk artikel penelitian. Kegiatan PkM dilatarbelakangi permasalahan mitra yang meliputi kurangnya akses sumber informasi untuk menemukan jurnal terakreditasi dan jurnal yang sesuai dengan bidang keilmuan penelitian yang telah dilakukan, kurangnya informasi terkait cara mengkases jurnal yang tepat dan cara membuat akun di jurnal, guru masih kesulitan dalam melakukan submit artikel di jurnal. Metode yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Hasil dari pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu 1) pengetahuan guru tentang jurnal terakreditasi dan tidak terakreditasi nasional pada saat pretest adalah hanya 28% guru yang memahami tentang jurnal terakreditasi dan tidak terakreditasi nasional dan saat posttest naik menjadi 100%, 2) pengetahuan guru tentang jurnal yang sesuai dengan keilmuan masing-masing pada saat pretest hanya 42% guru yang mengetahui tentang jurnal yang sesuai bidang kelimuan masing-masing dan pada saat posttest naik menjadi 100%, 3) pengetahuan guru tentang cara mengakses jurnal yang sesuai dengan keilmuan masing-masing pada saat pretest hanya 42% guru yang mengetahui tentang cara mengakses jurnal yang sesuai dengan keilmuan masing-masing dan pada saat posttest naik menjadi 100%, 4) pengetahuan guru tentang cara membuat akun di jurnal pada saat pretest hanya 23% guru yang mengetahui tentang cara membuat akun di jurnal dan pada saat posttest naik menjadi 100%, 5) pengetahuan guru tentang cara submit artikel ke jurnal pada saat pretest hanya 9% guru yang mengetahui tentang cara submit artikel ke jurnal dan pada saat posttest naik menjadi 85%. Saran rekomendasi yakni berdasarkan kegiatan pengabdian yang telah dilakukan adalah bahwa perlu adanya pendampingan yang lebih intens berkaitan publikasi artikel dan karya ilmiah lain, dan kegiatan pengabdian ini perlu dilanjutkan secara berkesinambungan.
Experiential Learning dan Kemampuan 4C Mahasiswa: Studi Pada Pendampingan Kampus Mengajar Angkatan 5 di SDN 42 Mataram Nurmawanti, Iva; Anindita SHM Kusuma
BADA'A: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 5 No. 2 (2023): :Badaa: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
Publisher : Fakultas Tarbiah Institut Agama Islam (IAI) Hamzanwadi Pancor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37216/badaa.v5i2.1240

Abstract

Kemampuan 4C (kritis, kreatif, komunikasi, dan kolaborasi) ditujukan dapat berkembang pada mahasiswa dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka khususnya pada program Kampus Mengajar. Berdasarkan hal tersebut maka digunakan metode experiential learning dalam pendampingan mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan 5 di SDN 42 Mataram. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis fenomenologi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menggali fenomena experiential learning yang diterapkan di SDN 42 Mataram dan relevansinya terhadap kemampuan 4C mahasiswa. Adapun subjek dalam penelitian ini yaitu 5 mahasiswa dan 1 DLP yang terlibat dalam program Kampus Mengajar di SDN 42 Mataram. Adapun hasil yang diperoleh yaitu pada masing-masing tahapan experiential learning yang meliputi concrete experience, reflektif observation, abstract conceptualization, dan active experimentation mahasiswa menggunakan kemampuan komunikasi yang baik, kolaborasi dengan pihak guru maupun dengan DPL dengan baik, menggunakan kreativitas dan berpikir kritis untuk merencakan program dan melaksanakannya dengan baik. Sehingga program peningkatan literasi dan numerasi dapat berjalan dengan baik