Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

IMPLIKASI EPISTEMOLOGI: PENGUKURAN GROSS DEATH RATE (GDR) DAN NET DEATH RATE (NDR) DALAM STUDI DEMOGRAFI Harjanti; Ediyono, Suryo; Ismawati, Vira
Indonesian Journal of Health Information Management Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54877/ijhim.v4i1.179

Abstract

Studi Demografi meneliti ukuran, distribusi, komposisi, dan perubahan populasi melalui kelahiran, kematian, migrasi, dan faktor lainnya. Hasil survey menunjukkan nilai Gross Death Rate (GDR) pada tahun 2022 yaitu 104,01‰ dan Net Death Rate (NDR) yaitu 64,20‰, nilai tersebut melebihi batas toleransi yang telah ditetapkan. Tujuan Penelitian struktur Demografi pada pengukuran Gross Death Rate (GDR) dan Net Death Rate (NDR). Rancangan penelitian Deskriptif pendekatan kuantitatif. Sumber data menggunakan indeks kematian. Studi demografi menunjukkan bahwa data kematian berdasarkan diagnosis tertinggi pada Infraction Cerebral, umur tertinggi pada >65 tahun, bangsal ICU. Berdasarkan angka mortalitas yaitu nilai GDR 92,22‰, sedangkan nilai Net Death Rate (NDR) sebesar 47,82‰. Hal tersebut disebabkan karena pasien dengan penyakit penyerta dan tingkat keparahan sudah kritis, merupakan Rumah Sakit Tipe B yang menerima rujukan semua pasien yang datang, Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan edukasi kepada pasien tentang penyakit Cerebral Infraction.
Analysis of Barriers to Electronic Medical Record Implementation at Tasikmadu Health Center: Study Based on 5M Aspects Widiantoro, Reza; Harjanti; Kartika Dewi Mayasari; Isnaini Dewi Anjani
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan Vol. 8 No. 1 (2025): JMIAK
Publisher : Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jmiak.v8i1.6735

Abstract

Peraturan Menteri Kesehatan nomor 24 Tahun 2022 concerning Medical Records through the policy states that Health Service Facilities are required to implement an electronic patient medical history recording system. The transition process will be carried out no later than December 31, 2023. This research method uses qualitative descriptive. The research subjects are health center officers. Instruments and data processing are Interviews and Observations. To identify the causes of the problems, they are grouped into 5M (man, materials, methods, money, machines). The results of the study from the 5 aspects used to identify problems at the Tasikmadu Health Center, found several obstacles in the implementation of manual medical records to electronic medical records based on the man factor, namely, not all medical record officers have a medical record background, training is still needed for doctors, midwives, nurses. Materials factor, namely the need to procure new Hardware. Method factor, there is no SOP for the use of RME for each section at the Health Center. Money and machine factors, which are obstacles that often occur in the maintenance process of the system, due to the absence of IT employees. Based on these problems, there are several strategies that can be used to solve these problems, such as adding IT officers; providing training to doctors, midwives, and nurses who use RME; performing maintenance and updating the network; updating computers with the latest specifications; and creating (SOP) for implementing RME for each section.
FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS SINGLE LIVE BIRTH Riska Rosita; Agusta Pinta Kurnia Rizky; Nike Nur Afifah; Harjanti
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2021: SIKesNas 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.83 KB) | DOI: 10.47701/sikenas.v0i0.1277

Abstract

Setiap rumah sakit wajib menyelenggarakan akreditasi untuk memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Dokumen rekam medis yang tidak lengkap akan memperlambat pelayanan tindakan medis, tentunya hal ini bisa mempengaruhi mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Rumah Sakit Cakra Husada Klaten, capaian kelengkapan dokumen rekam medis sebesar 60%. Tentunya hal ini akan mempengaruhi penurunan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tujuan penelitian untuk menganalisis penyebab dokumen rekam medis tidak lengkap. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Populasi berupa seluruh dokumen rekam medis pasien rawat inap kasus Single Live Birth di Rumah Sakit Cakra Husada Klaten tahun 2019 sebanyak 493. Sampel yang diambil sebanyak 83 dokumen dengan tehnik Simple Random Sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketidaklengkapan dokumen rekam medis disebabkan karena Faktor beban kerja petugas medis, faktor pengetahuan petugas medis tentang kelengkapan dokumen rekam medis, dan faktor kurangnya ketelitian petugas assembling dalam mengecek kelengkapan dokumen rekam medis. Kesimpulan, peran petugas medis dan petugas assembling sangat menentukan kelengkapan dokumen rekam medis.Kata Kunci : ketidaklengkapan dokumen, manajemen mutu, rekam medis.
DECOMPILE MENU NIGHT AUDIT SENSUS HARIAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS) Harjanti; Bayu Sinta, Tunjung; Widiantoro, Reza; Siam Anggi P, Zahra; Rochani, Dyah
Indonesian Journal of Health Information Management Services Vol. 4 No. 2 (2024): Indonesian Journal of Health Information Management Services (IJHIMS)
Publisher : APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/ijhims.v4i2.108

Abstract

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) mengintegrasikan proses pelayanan rumah sakit untuk memperoleh informasi akurat dan mendukung pengambilan keputusan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1171 tahun 2011, rumah sakit wajib membuat laporan periodik guna meningkatkan pengawasan. Kendala dalam implementasi SIMRS termasuk modul yang tidak sesuai dengan kebutuhan user dan informasi yang kurang memadai.Mitra menghadapi masalah pada menu Night Audit Sensus Harian SIMRS yang belum memiliki opsi pasien keluar masuk pada hari yang sama, mempengaruhi perhitungan Hari Perawatan (HP) dan Bed Occupation Rate (BOR). Output pelaporan juga berubah saat opsi refresh digunakan, mengganggu pengambilan keputusan manajemen. Kegiatan Pengabdian bertujuan untuk decompile menu Night Audit Sensus Harian SIMRS dan menyesuaikan rumusnya. Metode melibatkan konsultasi, wawancara, identifikasi masalah, dekompilasi, dan penyesuaian data. Evaluasi program berdasarkan pemanfaatan menu yang sesuai dengan teori. Hasil menunjukkan masalah dalam perhitungan HP dan BOR dapat diatasi dengan dekompilasi, namun masih diperlukan perbaikan bertahap untuk mencapai pelaporan yang efektif, efisien, dan akurat.
IMPLIKASI EPISTEMOLOGI: PENGUKURAN GROSS DEATH RATE (GDR) DAN NET DEATH RATE (NDR) DALAM STUDI DEMOGRAFI Harjanti; Ediyono, Suryo; Ismawati, Vira
Indonesian Journal of Health Information Management Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54877/ijhim.v4i1.179

Abstract

Studi Demografi meneliti ukuran, distribusi, komposisi, dan perubahan populasi melalui kelahiran, kematian, migrasi, dan faktor lainnya. Hasil survey menunjukkan nilai Gross Death Rate (GDR) pada tahun 2022 yaitu 104,01‰ dan Net Death Rate (NDR) yaitu 64,20‰, nilai tersebut melebihi batas toleransi yang telah ditetapkan. Tujuan Penelitian struktur Demografi pada pengukuran Gross Death Rate (GDR) dan Net Death Rate (NDR). Rancangan penelitian Deskriptif pendekatan kuantitatif. Sumber data menggunakan indeks kematian. Studi demografi menunjukkan bahwa data kematian berdasarkan diagnosis tertinggi pada Infraction Cerebral, umur tertinggi pada >65 tahun, bangsal ICU. Berdasarkan angka mortalitas yaitu nilai GDR 92,22‰, sedangkan nilai Net Death Rate (NDR) sebesar 47,82‰. Hal tersebut disebabkan karena pasien dengan penyakit penyerta dan tingkat keparahan sudah kritis, merupakan Rumah Sakit Tipe B yang menerima rujukan semua pasien yang datang, Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan edukasi kepada pasien tentang penyakit Cerebral Infraction.