Roos Etty, Christina
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN TERHADAP PERSALINAN DENGAN KEJADIAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM DR.HADRIANUS SINAGA PANGURURAN Roos Etty, Christina; Damanik, Elsarika; Nababan, Ganda Juliana
Jurnal Reproductive Health Vol 8 No 2 (2023): Jurnal Health Reproductive
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jrh.v8i2.4615

Abstract

Sectio caesarea dikenal juga sebagai persalinan buatan di mana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding rahim. Persyaratan untuk persalinan ini adalah menjaga kelengkapan rahim dan bobot janin lebih dari 500 gram. Berdasarkan World Health Organization (WHO) rata-rata operasi Sectio Caesarea sekitar 5-15%. Sekitar 5,8 orang meninggal karena Sectio Caesarea per 100.000 persalinan. Adapun tujuan dilakukan penelitian ini dapat mengidentifikasi variabel yang berkontribusi pada persalinan sectio caesarea di RSUD.DR.Hadrianus Sinaga Pangururan. Penelitian deskriptif ini menggunakan metode cross-sectional.Penelitian ini melibatkan 517 ibu yang telah melahirkan di RSUD.RD.Hadrianus Sinaga Pangururan dari tanggal 1 Juli hingga 31 Desember 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur, paritas, kadar haemoglobin, dan kunjungan perawatan antenatal berkorelasi dengan persalinan sectio caesarea. Umur P=0,06<0,05,05, Paritas P=0,00<0,05, kadar haemoglobin P=0,037<0,05, Kunjungan antenatal P=0,00<0,05. Sedangkan faktor P=0,00<0,0 lain yang berhubungan dengan persalinan sectio caesarea adalah riwayat SC, Preeklamsia, Ketuban Pecah Dini (KPD),Partus lama,dan gawat janin. Sehingga dari hubungan antara umur, paritas, kadar haemoglobin dan jumlah kunjungan antenatal care dengan persalinan sectio caesarea di RSUD DR.Hadrianus Sinaga Pangururan.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KESIAPAN IBU NIFAS TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUHIT Roos Etty, Christina; Damanik , Elsarika; Sembiring, Rinawati; Br Bukit , Bernadetta
Jurnal Reproductive Health Vol 9 No 1 (2024): Jurnal Health Reproductive
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jrh.v9i1.5014

Abstract

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) merupakan keputusan terbaik bagi kesehatan bayi, dengan rekomendasi dari World Health Organization (WHO) untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama tanpa makanan tambahan. ASI eksklusif tidak hanya memberikan manfaat kesehatan bagi bayi dan ibu, tetapi juga dapat mencegah berbagai masalah seperti obesitas pada bayi dan risiko kanker payudara pada ibu. Namun, kurangnya pengetahuan dan kesiapan ibu dapat mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif, sehingga pengetahuan yang baik tentang manfaat ASI eksklusif sangat penting untuk mendukung praktik menyusui yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kesiapan ibu nifas terhadap pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Buhit tahun 2024. Penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 42 orang, dengan pengambilan sampel menggunakan total sampling, dan data dianalisis dengan uji chi square pada taraf α = 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif (p-value = 0,012), dan ada hubungan kesiapan ibu nifas dengan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Buhit (p-value = 0,019). Penelitian ini merekomendasikan supaya ibu hamil dapat meningkatkan pengetahuan tentang ASI eksklusif, dengan mencari tahu dari internet, petugas kesehatan, serta ikut dalam kelas ibu hamil.
PELATIHAN PENGUKURAN TANDA-TANDA VITAL DAN IMT KEPADA KADER POSYANDU REMAJA LAPAS TJ.GUSTA Damanik, Elsarika; Roos Etty, Christina; Barus, Ernawati
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 3 No. 1 (2022): JURNAL ABDIMAS MUTIARA (In Press)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lembaga Permasyarakatan Tanjung Gusta atau biasa disebut Lapas Tanjung Gusta di Jalan Lembaga Permasyarakat No. 27, Tj Gusta Kec. Medan Helvetia Kota Medan Sumatera Utara adalah Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan yang merupakan tempat untuk melakukan pembinaan dan pengamanan narapidana dan anak didik pemasyarakatan. Lembaga ini berdiri berdasarkan peraturan Mentri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor : M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2011Hasil penepitian di Lapas Kelas II A Banceuy Bandung pelayanan kesehatan yang ada adalah kepada manula, yaitu pada penghuni yang berusia usia diatas 45 tahun, adapun pelayanan yang diberikan berupa pemeriksaan kesehatan bagi yang mempunyai keluhan. Pelayanan pada manula ini belum dilaksanakan secara rutin, dan maksimal, prasarana dan sarana yang masih kurang. Pada usia manula seharusnya dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk melakukan deteksi dini masalah kesehatan karena manula tersebut memiliki resiko mengalami penyakit degeneratif seperti : hipertensi, penyakit saluran pencernaan, pernapasan, penyakit endokrin, dan perkemihan. Di LKPA TJ Gusta masa tahanan bervariasi mulai dari 6 bulan sampai dengan 8 tahun sesuai dengan masalah dan kasusnya. Selama masa ini, anak remaja mengalami perubahan fisik dan perubahan psikologis, lingkungan LKPA anak remaja terbatas sehingga beresiko mengalami masalah kesehatan diantaranya penyakit: ISPA, Pencernaan dan kulit. Terbatasnya petugas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi masalah kesehatan yang dialami perlu adanya inovasi dari pihak LKPA untuk memberdayakkan anak untuk menjadi Kader posyandu remaja. Adanya kader posyandu remaja di LKPA memfasilitasi teman-teman (pear group) dalam melakukan deteksi dini masalah kesehatan yang dialami. Kegiatan pelatihan Kader Posyandu remaja di LKPA Tg Gusta dilakukan kepada 15 calon kader remaja yang telah mendapatkan pelatihan baik teori maupun praktik. Seluruh calon kader posyandu remaja yang telah dilatih memiliki kompetensi yang baik. Sehingga kedepannya kader tersebut mampu melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan IMT sebagai tindakan promotif yaitu melakukan deteksi dini masalah kesehatan remaja di LKPA, kedepannya setelah menyelesaikan masa tahanan dapat menjadi kader kesehatan di lingkungan keluarga/masyarakat bahkan mungkin akan mengikuti pendidikan kesehatan secara formal melalui pendidikan : kedokteran, Tehnik Laboraturium Medik, Keperawatan, Farmasi dan dan k kesehatan masyarakatan.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KESIAPAN MENARCHE PADA SISWI DI SMP NEGERI 1 NAINGGOLAN KABUPATEN SAMOSIR Roos Etty, Christina; Damanik, Elsarika; Siahaan, Julia Mahdalena; Sinurat, Ervina Helen
Jurnal Reproductive Health Vol 9 No 2 (2024): Jurnal Health Reproductive
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jrh.v9i2.5538

Abstract

Latar belakang: Kejadian menarche pada remaja putri menunjukkan adanya perubahan usia yang signifikan dari tahun ke tahun baik secara global maupun di Indonesia. Di Indonesia sendiri tahun 1970-an usia rata-rata remaja yang mengalami menarche berkisar 14-15 tahun, 1980-1990an turun menjadi 13-14 tahun, memasuki tahun 2000-an usia rata-rata menarche berkisar 12 tahun dan hingga kini menjadi 11-13 tahun. Perbedaan usia merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan dan pemahaman seseorang akan sesuatu hal. Tujuan: untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dengan Kesiapan Menarche pada Siswi di SMP Negeri 1 Nainggolan Kabupaten Samosir. Populasi dan sampel penelitian ini yaitu semua siswi kelas 7 SMP N 1 Nainggolan berjumlah 42 orang. Metode: Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan pengelolahan data dengan Chi Square diperoleh p-value = 0,003I yang berarti adanya hubungan pengetahuan dengan kesiapan menghadapi menarche pada siswi kelas 7 di SMP N 1 Nainggolan kabupaten Samosir. Hasil: diharapkan ibu mampu melakukan pendekatan dan memberikan kebutuhan saat anak menghadapi menarche, juga guru sekolah kiranya dapat memberikan ilmu pengetahuan dan pendidikan kesehatan untuk mempersiapkan remaja perempuan dalam menghadapi menarche. Kesimpulan hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan kesiapan remaja perempuan menghadapi menarche. Semakin baik pengetahuan terhadap menstruasi maka semakin siap mereka menghadapi menarche dan menstuasi.