Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

GAMBARAN KADAR ELEKTROLIT NATRIUM, KALIUM DAN KLORIDA PADA PASIEN HIPERTENSI EMERGENSI DI RSUD MEURAXA BANDA ACEH Dahily, Thifany Rizky Putri; Mursyida, Mursyida; Auliani, Fia Dewi
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 4 (2024): Volume 11 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i4.12123

Abstract

Hipertensi merupakan suatu masalah penyakit yang sangat sering dan cukup    tinggi di dunia. Hipertensi terjadi ketika volume darah meningkat sehingga menyebabkan jantung bekerja untuk memompa darah lebih kuat. Salah satupenyebab terjadinya hipertensi karena adanya peningkatan kadar elektrolit natrium dan klorida serta penurunankadar elektrolit kalium. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui gambaran kadar elektrolit natrium, kalium dan klorida pada pasien hipertensi emergensi di RSUD Meuraxa Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif secara retrospektif dengan melihat data rekam medik dan menggunakan pendekatan secara cross sectional. Hasil penelitian menunjukan Kadar natrium pada pasien hipertensi emergensi menunjukkan lebih banyak hasil yang normal dengan frekuensi 70% (35 orang),  sedangkan jumlah kadar natrium pasien hipertensi yang tidak normal 30% (15 orang), Kadar kalium pada pasien hipertensi emergensi menunjukkan lebih banyak hasil yang normal dengan frekuensi 72% (36 orang), sedangkan jumlah kadar kalium pasien hipertensi yang tidak normal 14% (28 orang), Kadar klorida pada pasien hipertensi emergensi menunjukkan lebih banyak hasil yang normal dengan frekuensi 68% (34 orang), sedangkan jumlah kadar klorida pasien hipertensi yang tidak normal 32% (16 orang), dengan banyak nya kadar natrium, kalium, dan klorida yang normal dibandingkan dengan yang tidak normal, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada nya hubungan yang signifikan antara kadar natrium, kalium, dan klorida pada pasien hipertensi emergensi di RSUD Meuraxa Banda Aceh.
FENOMENA KEKERASAN SEKSUAL DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN ISLAM DI KOTA LANGSA Bakry, Askia Ul Haq; Arizqia, Putri Ghina; Dahily, Thifany Rizky Putri; Hasna, Raini; Yanti, Risma; Herawati, Netty
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.43286

Abstract

Kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan merupakan kasus yang perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang sangat serius dari berbagai pihak, karena kasus kekerasan seksual hingga saat ini masih menjadi fenomena gunung es yang hanya tampak puncaknya saja. Provinsi Aceh yang dikenal sebagai “Serambi Mekkah” karena kuatnya identitas keislaman, menghadapi ironi berupa tingginya angka kekerasan seksual, termasuk yang terjadi di lembaga pendidikan seperti pesantren. Kasus kekerasan seksual yang terjadi di pesantren menjadi ramai sorotan publik dan semakin banyak terungkap. Menurut Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPA), kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Aceh menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Penelitian ini merupakan jenis laporan kasus di bagian Forensik dan Medikolegal RSUD Langsa pada bulan Oktober 2023. Subjek kasus mencakup dua orang pasien berusia 21 dan 17 tahun dengan kekerasan seksual oleh pemuka agama di sebuah pesantren di kota Langsa. Laporan kasus ini memberikan rincian kasus seperti deskripsi pasien, skenario klinis, hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan anogenital dan kaitannya dengan medikolegal. Pada kedua korban ditemukan adanya luka robek pada selaput dara dan terkesan luka lama. Berdasarkan kasus kekerasan seksual ini kedua korban hanya adanya robekan selaput dara. Meskipun robekan selaput dara tampak luka lama namun dapat dijadikan sebagai bukti kasus sebagai bukti kasus pelecehan seksual. Pernyataan kedua korban juga dapat memperkuat bukti adanya kejadian pelecehan seksual. Sesuai Aspek Medikolegal yang berlaku di Aceh, pelaku dapat terkena pidana pelecehan seksual yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023 dan Qanun Jinayat yang diatur pada Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014.