Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gambaran Faktor Saturasi Oksigen Pada Pekerja Batu Bata Di Kabupaten Pringsewu Lampung Asri, Ella Purlia Maya; Oktobiannobel, Jordy; Damhuri, Fajriani; Soemarwoto, Retno Ariza Soeprihatini
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 8 (2024): Volume 11 Nomor 8
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i8.15055

Abstract

Saturasi oksigen adalah kemampuan hemoglobin mengikat oksigen. Ditujukan sebagai derajat kejenuhan atau saturasi oksigen (SpO2). Salah satu parameter untuk mengukur saturasi oksigen yaitu menggunakan pulse oximetry. Tingkat saturasi oksigen dipengaruhi oleh tekanan oksigen (PO2), tekanan karbon dioksida (PCO2), pH, suhu, hemoglobin, merokok, aktivitas fisik, kadar karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), kebiasaan merokok dengan SO2, Usia dengan SO2 dan riwayat penyakit paru dengan SO2, latihan fisik akut, penggunaan APD, masa bekerja, jenis kelamin, dan status gizi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi saturasi oksigen pada pekerja batu bata di Desa Saribumi, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung. Rancangan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja pabrik batu bata yang berada di Desa Saribumi, Pekon Saribumi Selatan, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung. Sampel pada penelitian ini berjumlah 30 prang dengan menggunakan tekhnik total sampling. Dimana pekerja yang memiliki riwayat PPOK, asma dan TB, yang tidak dapat dilakukan pemeriksaan saturasi oksigen, memakai cat kuku, diekslusi dari penelitian. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan Kruskal Wallis dan Mann Whitney.
PERBANDINGAN NILAI PARAMETER INDEKS ERITROSIT PADA SAMPEL PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS MULTITRANSFUSI DENGAN MASA SIMPAN 1, 2, DAN 3 HARI Asnita, Julia; Syuhada, Syuhada; Damhuri, Fajriani; Nur, Muhammad
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i2.15999

Abstract

Chronic kidney failure patients can experience a decrease in hemoglobin levels during blood sampling for laboratory examination or hemodialysis which results in anemia in the patient. Chronic kidney failure patients who experience anemia can be treated with blood transfusions before and after hemodialysis. Giving blood transfusions to patients with chronic renal failure in stages to increase Hb as needed by the patient to prevent overload. Before a transfusion is carried out, there is a pre-transfusion examination, which is a series of examination procedures. One of the pre-transfusion checks is to carry out a crossmatch, to match the blood of the patient who wants to be transfused with the blood of the donor required before the patient is given blood. If there is no significant difference in the erythrocyte content, erythrocyte index MCV, MCH, MCHC, HB and hematocrit then it can be carried out one blood draw from a patient with kidney failure for 3 days for transfusion.