Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

ESTIMASI PARAMATER ANISOTROPI ATENUASI SEISMIK DI DAERAH GUNUNG API DENGAN PENDEKATAN NONPARAMETRIK GENERALIZED INVERSION TECHNIQUE Syuhada, Syuhada
Telaah Vol 32, No 2 (2014)
Publisher : Research Center for Physics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/tel.32.2.182

Abstract

Kami mempelajari mekanisme anisotropi atenuasi di kawasan gunung api Ruapehu, Selandia Baru, dengan memperhitungkan variasi faktor atenuasi dari gelombang S dengan arah penjalarannya (komponen east west dan north south). Faktor kualitas Q dari gelombang SE−W dan SN−S diestimasi dengan menggunakan pendekatan nonparametrik generalized inversion technique (GIT) dari data gempa yang direkam oleh GeoNet. Data gempa yang digunakan mempunyai besaran 2 < M < 3.8 dengan jarak hiposenter antara 5-55 km. Untuk frekuensi yang dianalisis, Q frequency dependence dapat dihitung sebagai QE−W(f) = (6.15±1.22)f1.73±0.12 dan QN−S(f) = (4.14±1.26)f2.06±0.14. Nilai QN−S yang didapat pada frekuensi tinggi (f > 6 Hz) mempunyai harga lebih tinggi dari nilai QE−W yang menunjukan bahwa gelombang S bersifat anisotropik. Nilai Q yang rendah dengan frequency dependence yang tinggi dan atenuasi anisotropi yang terjadi pada frekuensi tinggi mungkin disebabkan oleh efek hamburan akibat heterogenitas medium di kawasan gunung api.
NILAI DALAM CERITA RAKYAT SUKU DAYAK TUNJUNG TULUR AJI JANGKAT DI KUTAI BARAT: KAJIAN FOLKLOR Syuhada, Syuhada; Murtadlo, Akhmad; Rokhmansyah, Alfian
Ilmu Budaya (Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya) Vol 2, No 2 (2018): Edisi April 2018
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.776 KB) | DOI: 10.30872/ilmubudaya.v2i2.1093

Abstract

ABSTRAK             Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur-unsur dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita Tulur Aji Jangkat. Peneliti tertarik mengkaji cerita Tulur Aji Jangkat, karena cerita ini menggambarkan tentang pemimpin pertama yang memimpin kerajaan Suku Dayak  di Kutai Barat. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif (kualitatif). Peneliti berusaha menggambarkan dan menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita Tulur Aji Jangkat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, catat, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fakta cerita Tulur Aji Jangkat, terdiri atas tema, alur, tokoh penokohan, latar. Peranan tokoh dalam cerita ini adalah tokoh utama dan tokoh tambahan. Latar berada di Bengkalakng, Lunukng, dan Sendawar dengan suasana perkampungan Dayak dan hutan belantara. Cerita ini menggunakan alur maju. Nilai yang ditemukan dalam cerita Tulur Aji Jangkat berupa nilai budaya, nilai religius, dan nilai moral. Masing-masing nilai diperoleh berdasarkan sikap dan perbuatan tokoh dan kelompok dalam cerita seperti keberanian, bergotong royong, kasih sayang, saling berbagi dan penghambaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kata kunci: Tulur Aji Jangkat, cerita rakyat, nilai  ABSTRACT The purpose of this study described the elements and values which contained in the story Tulur Aji Jangkat. The researcher interested with the story of Tulur Aji Jangkat, because this story described the first leader who led the Dayak tribal kingdom in Kutai Barat. This research used descriptive method (qualitative). Researcher tried to describe and explain the values which contained in the story Tulur Aji Jangkat. The data collection of this research are observation, interview, record, and documentation. Data analysis used the data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The finding of this research showed that the fact of Tulur Aji Jangkats story, consisted of theme, plot, characterization, background. The role of the characters in this story are the main character and additional characters. The setting of this story was in Bengkalakng, Lunukng, and Sendawar with the atmosphere of Dayak village and jungle. This story used a forward flow. The values found in the Tulur Aji Jangkat story were cultural values, religious values, and moral values. Each value derived based on the attitude and actions of characters and groups in stories such as courage, mutual cooperation, compassion, sharing and servitude to Almighty God. Keywords: Tulur Aji Jangkat, folklore, value
TITIK TEMU ASPEK NAFS DENGAN KESADARAN HUKUM (Sebuah Pengantar dan Upaya Menggagas Fikih Kesadaran Hukum) Syuhada, syuhada
LEGITIMASI: Jurnal Hukum Pidana dan Politik Islam Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Criminal Islamic Law, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/legitimasi.v8i2.5847

Abstract

Abstrakupaya membangun kesadaran hukum secara kognitif berupa pendidikan, pelembagaan, pelatihan dan sosialisasi hukum harus disinergikan dengan upaya membangun kesadaran hukum secara afektif dalam bentuk memberikan pencerahan mental & spiritual pada dimensi jiwa (al-nafs) manusia dengan kedudukannya sebagai subjek dan ohjek hukum supaya memperoleh hasil yang optimal yaitu hukum yang berlaku menjadi sikap dan prilaku individu sehari-hari. Kata kunci : Nafs, Kesadaran Hukum
Perbandingan Nilai Parameter Hematologi Hemoglobin Pada Sampel Darah Pasien Gagal Ginjal Kronis Multitransfusi Dengan Masa Simpan 1, 2, Dan 3 Hari Di Unit Transfusi Darah Rsud. Dr. H. Abdul Moelok Bandar Lampung Natasabila, Natasabila; Syuhada, Syuhada; Jhonet, Aswan; Nur, Muhammad
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 6 (2024): Volume 11 Nomor 6
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i6.15033

Abstract

Pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa mengalami penurunan kadar hemoglobin sehingga memerlukan transfusi berulang.  Hal tersebut mengharuskan pasien melakukan pengambilan sampel darah untuk dilakukan Crossmatch dan pemeriksaan laboratorium lainnya, untuk melihat apakah pasien dapat ditransfusikan sehingga kebutuhan sampel darah untuk seorang yang melakukan hemodialisa cukup banyak. Penelitian ini ditujukan agar sampel yang diambil pada hari pertama dapat dipakai kembali pada hari kedua dan ketiga sesuai kebijakan tentang darah titip. Jika pasien memerlukan transfusi tambahan tanpa harus dilakukan pengambilan darah kembali untuk uji silang serasi darah donor. Diketahui perbandingan nilai parameter hematologi hemoglobin pada sampel darah pasien gagal ginjal kronis multitransfusi dengan masa simpan 1, 2, dan 3 hari di UTD RSUD Dr. H. Abdul Moelok. Jenis Penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan desain Analitik Observasional dengan pendekatan cross sectional melalui pemeriksaan hematologi menggunakan alat Hematology Analyzer dengan 45 sampel pasien gagal ginjal kronis. Hasil penelitian pada 45 sampel diketahui rerata kadar hemoglobin pada sampel darah pasien gagal ginjal kronis pada masa simpan 1 hari, dengan rerata 7,04 gr/dl, masa simpan 2 hari dengan rerata 6,91 gr/dl, dan masa simpan 3 hari dengan rerata kadar 6,80 gr/dl. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pemeriksaan hematologi jumlah hemoglobin pada sampel darah pasien gagal ginjal kronis multitransfusi dengan masa simpan 1, 2, dan 3 hari di RSUD. DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dengan p-value = 0.388
PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN HEMATOLOGI LEUKOSIT PADA SAMPEL DARAH PASIEN TALASEMIA DENGAN ANTIKOAGULAN K2EDTA SEGERA DAN SETELAH DITUNDA 4 JAM POST SAMPLING DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG Syuhada, Syuhada; Fitriyani, Dita; Marsanda, Widi
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 8 (2023): Volume 10 Nomor 8
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i8.11474

Abstract

Abstrak : PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN HEMATOLOGI LEUKOSIT PADA SAMPEL DARAH PASIEN TALASEMIA DENGAN ANTIKOAGULAN K2EDTA SEGERA DAN SETELAH DITUNDA 4 JAM POST SAMPLING DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG. Talasemia adalah penyakit kelainan darah yang diturunkan. Penumpukan zat besi sering terjadi pada pasien talasemia. Hasil pemeriksaan hematologi leukosit dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti zat besi dan sitokin. Pemeriksaan terkadang terdapat penundaan sehingga diperlukan pengetahuan berapa lama waktu penundaan yang diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan jumlah leukosit pasien talasemia dengan antikoagulan K₂EDTA segera dan setelah ditunda 4 jam post sampling. Penelitian menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan cross sectional melalui pemeriksaan hematologi menggunakan alat hematology analyzer dengan 52 sampel menggunakan uji paired sample t-test. Diketahui rata-rata jumlah leukosit pasien talasemia yang segera diperiksa adalah 6.4154 mm3 dan pada yang ditunda 4 jam post sampling adalah 6.0288 mm3. Hasil uji paired sample t-test didapatkan p>0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan bermakna dan tidak terdapat perbedaan jumlah leukosit yang signifikan antara  sampel darah pasien talasemia segera dan ditunda 4 jam post sampling.
HUBUNGAN KADAR HBA1C ≥7% DENGAN KADAR LDL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG Ayu, Lis Awang Sega; Zulfian, Zulfian; Hatta, Muhammad; Syuhada, Syuhada
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 10 (2023): volume 10 Nomor 10
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i10.10226

Abstract

Abstrak: Hubungan Kadar HbA1c ≥7% Dengan Kadar LDL Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Tahun. Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena adanya kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Salah satu indikator pemeriksaan DM tipe-2 yaitu pemeriksaan HbA1c. Pada penderita diabetes melitus diperlukan kontrol glikemik yang baik. Kontrol glikemik yang buruk memicu timbulnya berbagai komplikasi, salah satunya nefropati diabetikum yang dapat didiagnosis dini dengan mengukur kadar ureum dan kreatinin. Untuk mengetahui hubungan kadar HbA1c ≥ 7% dengan kadar LDL pada penderita diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Tahun 2023. Penelitian menggunakan metode analitik korelatif dengan rancangan cross sectional menggunakan uji korelasi spearman. Data yang digunakan adalah data primer menggunakan teknik total sampling berjumlah 30 sampel, yang diperiksa langsung melalui pemeriksaan hematologi dan kimia darah. Diketahui uji korelasi HbA1c ≥7%  dengan kadar LDL, nilai koefisien korelasi Spearman sebesar 0,122  dan nilai P-Value sebesar 0,521. Tidak terdapat hubungan antara kadar HbA1c ≥7% dengan kadar LDL pada penderita diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung.
HUBUNGAN KADAR HBA1C ≥ 7% DENGAN KADAR KOLESTEROL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG Septiani, Nabila Diandra; Zulfian, Zulfian; Syuhada, Syuhada; Purwaningrum, Ratna
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 11 (2023): Volume 10 Nomor 11
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i11.10154

Abstract

Abstrak: Hubungan Kadar Hba1c ≥ 7% Dengan Kadar Kolesterol Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan gula darah. Diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh tubuh tidak menerima cukup insulin. Akibat dari kekurangan insulin ini adalah peningkatan kadar gula darah dalam tubuh. Komplikasinya meliputi penyakit jantung, gagal ginjal, dan kerusakan sistem saraf. Dalam pengobatan Diabetes Mellitus Tipe 2 akan dilakukan tes HbA1C. Tes Hemoglobin A1c (HbA1c), yang merupakan komponen integral pengobatan Diabetes Mellitus (DM), menunjukkan indeks rata-rata kadar glukosa darah pasien selama tiga bulan sebelumnya. Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks yang diproduksi tubuh di hati. Jumlah kolesterol yang berlebihan dapat menyebabkan hiperkolesterolemia yang memicu penyakit jantung koroner. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol. Untuk mengetahui hubungan kadar HbA1c 7% dengan kolesterol pada pasien DM tipe 2 di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. Jenis penelitian ini adalah analitik korelatif dengan metode penelitian cross sectional dan purposive sampling, data yang digunakan adalah data primer yaitu 30 sampel pasien Diabetes Melitus Tipe 2 yang melakukan pemeriksaan laboratorium langsung. Sampel yang diperoleh adalah pasien DM tipe 2 dengan kadar HbA1c <7% (0%) dan kadar HbA1c ≥7% (100%). Untuk kadar kolesterol diperoleh nilai <200 mg/dl (0%) dan ≥200mg/dl (100%). Hasil uji spearman diperoleh nilai p = 0,031 dan nilai r= 0,395 < 0,05 sehingga dapat dinyatakan terdapat hubungan antara kedua variabel yang diteliti, artinya ada hubungan antara kedua variabel yang diteliti. hubungan kadar HbA1c dengan kadar kolesterol pada pasien DM tipe 2 di RS Pertamina Bintang Amin.
The Influence of Principal Leadership, Rewards and Punishment from Principals on Teacher Discipline in Elementary Schools Syuhada, Syuhada
Journal of Educational Sciences Vol 6, No 1: January 2022
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.202 KB) | DOI: 10.31258/jes.6.1.p.128-142

Abstract

This research is a quantitative research with the Expost Facto method which aims to analyze and describe the influence of Principal Leadership, Rewards and Punishment from Principals on Teacher Discipline either partially or simultaneously. Data were collected using an instrument in the form of a closed questionnaire which was distributed to 93 respondents consisting of public elementary school teachers in the Dumai city after being tested for validity and reliability first. The results of the study show that partially Principal Leadership has a significant and positive effect on Teacher Discipline by 24.25% and it was the most dominant factor in influencing teacher discipline in this study. Reward from the Principal has a significant and positive effect on Teacher Discipline by 4.41%. Whilst, punishment from the Principal has a significant and positive effect on Teacher Discipline by 20.46%. Meanwhile, simultaneously the Principal's Leadership, Reward from Principal, and Punishment from Principal have a significant and positive effect on Teacher Discipline by 49.1%, while the remaining 50.9% is influenced by other variables outside of this study. This indicates that the principal’s leadership, reward and punishments from the principal do have an influence toward teacher discipline.
The Validity of Reconciliation Without Witnesses at The Religious Affairs Office: Keabsahan Rujuk Tanpa Saksi Di Kantor Urusan Agama Mukdin, Khairani; Izzati, Rahmil; Syuhada, Syuhada
El-Hadhanah : Indonesian Journal Of Family Law And Islamic Law Vol. 3 No. 1 (2023): El-Hadhanah: Indonesian Journal of Family Law and Islamic Law
Publisher : Prodi Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/hadhanah.v3i1.2725

Abstract

Some factors in establishing a family can result in divorce. Islam permits a husband and wife to reconcile during the iddah period (a specified period of time that must elapse before a Muslim widow or divorcee may legitimately remarry). In accordance with this requirement, a husband who wishes to reconcile with his ex-wife must go through the Religious Affairs Office (KUA) and adhere to the established protocols. However, the practice is different, as happened in the KUA of Syiah Kuala Subdistrict, Banda Aceh, which carried out the reconciliation process without witnessing. Contrarily, it is explicitly stated in The Compilation of Islamic Law (KHI) articles 163–169 that witnesses are necessary in cases involving reconciliation. According to the KUA, the process for reconciliation is that the husband who wants to get his wife back comes to the marriage registrar who oversees the neighborhood where the husband and wife reside by bringing a stipulation about the possibility of divorce and the required certificate, which is followed by reconciliation in front of the registrar and witnesses. It is not necessary for witnesses to be present. The most important aspect is that the community be aware of their reconciliation, whether or not they are present. Upon that, a reconciliation certificate is created and delivered to the religious court where the divorce occurred. They view reconciliation as a continuation of the marriage, not a new marriage contract, which explains why there are no witnesses in the process of reconciliation cases. Therefore, in the process of reconciliation, witnesses are not as crucial. KHI, however, demands a witness to the reconciliation for the purpose of benefit. The reconciliation is deemed unlawful without a witness because permanent law cannot be established. Even without witnesses, the KUA can issue a certificate of reconciliation, which is accepted by the court to consider the reconciliation valid.
Hubungan Kejadian Tuberkulosis Dengan Viral Load Pada Pasien HIV Dengan Terapi Dolutegravir Badjiser, Dinda Nazla; Hasbie, Neno Fitriyani; Hutasuhut, Arti Febriyani; Syuhada, Syuhada
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 11 (2024): Volume 11 Nomor 11
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i11.16253

Abstract

HIV ialah virus yang menargetkan sistem kekebalan tubuh, yang mana dapat berkembang menjadi AIDS. AIDS ialah kondisi yang ditandai oleh serangkaian gejala dan tanda-tanda infeksi yang berkaitan dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat infeksi HIV. Viral Load tinggi mampu mengakibatkan imunosupresi pada inang dan memperkuat virulensi patogen tuberkulosis. Fungsi terapi antiretroviral (ARV) yaitu untuk menekan viral load hingga tingkat tidak terdeteksi. Dolutegravir merupakan obat antiretroviral (ARV) yang biasa digunakan dalam terapi obat penyakit HIV. Ketika terinfeksi HIV, Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) HIV berikatan dengan DNA sel induk. DNA HIV dan DNA sel induk yang didukung oleh enzim integrase. Obat dolutegravir bertindak sebagai penghambat integrase, menghalangi proses penyatuan antara DNA HIV dan sel induk. Tujuan akhirnya adalah untuk mengidentifikasi hubungan Tuberkulosis dengan Viral Load pada pasien HIV dengan terapi Dolutegravir. Penelitian menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pelaksanaan penelitian ini pada bulan April di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek. Subjek penelitian dikumpulkan dari data rekam medik yang terdiagnosa HIV dengan terapi Dolutegravir sebanyak 85 orang dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini didapatkan hasil pasien dengan Tuberkulosis sebanyak 25 sampel pada 9 sampel (36.0%) dengan Viral Load buruk dan 16 sampel (64.0%) dengan Viral Load baik. Pada pasien tidak Tuberkulosis sebanyak 60 sampel pada 7 sampel (11.7%) dengan Viral Load buruk dan 53 sampel (88.3%) dengan Viral Load baik, pengujian Chi-Square mendapatkan hasil tuberkulosis berhubungan secara bermakna dengan Viral Load pada pasien HIV di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek.