Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP ROKOK PADA KESEMBUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG Sitinjak, Fransisca Jaquline; Rafie, Rakhmi; Mandala, Zulhafis; Yuniar Sinaga, Fransisca Tarida
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 11 (2023): Volume 10 Nomor 11
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i11.10099

Abstract

Abstrak: Hubungan Antara Paparan Asap Rokok Pada Kesembuhan Pasien Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kedaton Bandar Lampung. Pengobatan tuberkulosis memerlukan kondisi tubuh dan paru paru yang optimal apabila seseorang dengan lingkungan terpapar asap rokok dapat mempengaruhi proses penyembuhan TB paru dan dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri yang akan mempersulit kesembuhan. Mengetahui hubungan antara paparan asap rokok pada kesembuhan pasien Tuberkulosis Paru di wilayah kerja Puskesmas Kedaton Bandar Lampung Tahun 2022. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional dengan cara pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling. Didapatkan didapatkan usia responden terbanyak 15-64 tahun dengan 81 responden (77,1%), usia responden <15 tahun dengan 13 responden (12,4%), dan usia responden ≥65 tahun dengan 11 responden (10,5%). Jenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki dengan 69 responden (65,7%) dan jenis kelamin perempuan dengan 36 responden (34,3%). Terpapar asap rokok dengan 89 responden (84,8%) tidak terpapar asap rokok dengan 16 responden (15,2%). Pasien tidak sembuh penyakit tuberkulosis paru dengan 54 responden (51,4%). Sembuh penyakit tuberculosis paru dengan 51 responden (48,6%). Terdapat hubungan antara paparan asap rokok dengan kesembuhan pasien tuberkulosis paru. Hasil statistik menunjukkan p-value = 0.003. Didapatkan hubungan antara paparan asap rokok pada kesembuhan pasien tuberkulosis paru di wilayah kerja puskesmas Kedaton Bandar Lampung.
Anak Usia 3 Tahun Dengan Gastroenteritis Akut Disertai Dehidrasi Ringan Sedang Dan Tonsilofaringitis Akut : Laporan Kasus Pinilih, Astri; Saragih, Jovani Ruth Nadia; Rosa, Yolanda; Sitinjak, Fransisca Jaquline; Yuswanita, Ajeng; Barinda, Mayla Fikhansa; Triana, Muhamad Afgan; Rizky, Hidayatul; Farida, Nesti Diah
Jurnal Medika Malahayati Vol 9, No 3 (2025): Volume 9 Nomor 3
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jmm.v9i3.20190

Abstract

Latar Belakang: Gastroenteritis akut (GEA) merupakan salah satu penyebab utama morbiditas pada anak, dengan dehidrasi sebagai komplikasi yang sering terjadi. Tonsilofaringitis akut (TFA) juga merupakan infeksi saluran pernapasan atas yang umum pada anak-anak. Kombinasi kedua kondisi ini dapat menjaga kondisi klinis pasien dan membutuhkan tatalaksana yang tepat. Laporan Kasus: Anak berusia 3 tahun datang dengan keluhan demam naik turun selama tiga hari, disertai mual, muntah, batuk, pilek, badan lemas, dan nafsu makan menurun. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda dehidrasi ringan hingga sedang, bibir kering, serta hiperemis pada dinding faring dengan pembesaran tonsil T2/T2. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan neutrofil dan keton dalam urin, yang mengindikasikan kemungkinan dehidrasi. Diagnosa yang ditegakkan adalah GEA dengan dehidrasi ringan-sedang dan TFA. Pasien mendapatkan terapi rehidrasi intravena, antipiretik, antiemetik, antibiotik, serta suplementasi zinc dan probiotik. Setelah beberapa hari perawatan, kondisi pasien membaik, dengan penurunan frekuensi muntah dan diare, serta peningkatan nafsu makan. Kesimpulan: Penatalaksanaan yang cepat dan tepat pada kasus GEA dengan dehidrasi serta TFA sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Terapi rehidrasi, suportif, dan farmakologis sesuai indikasi dapat mempercepat proses pemulihan pasien.