Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERAN PENDIDIKAN DALAM MOBILITAS SOSIAL DI KAMPUNG NAGA KABUPATEN TASIKMALAYA Hamdani, Reza Renggana; Gunartati, Gunartati
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol. 5 No. 3 (2023): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis peran pendidikan dalam mobilitas sosial masyarakat di Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya. Mobilitas sosial merujuk pada pergerakan seseorang atau kelompok dari satu posisi sosial ke posisi sosial lain yang lebih tinggi. Kampung Naga dikenal dengan keunikan budaya dan tradisi yang dijaga secara konsisten oleh masyarakatnya. Namun, dengan perkembangan zaman dan globalisasi, penduduk Kampung Naga menghadapi tantangan dalam mempertahankan kehidupan tradisional mereka sambil beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di luar kampung. Dalam konteks ini, pendidikan memainkan peran penting dalam memfasilitasi mobilitas sosial di kampung tersebut. Melalui pendidikan, individu di Kampung Naga memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru yang dapat membuka peluang untuk mengembangkan diri mereka dan meningkatkan kondisi sosial-ekonomi mereka. Dalam kampung ini, pendidikan melibatkan proses formal dan nonformal. Proses formal melibatkan sekolah dasar di kampung yang memadukan pembelajaran akademik dengan nilai-nilai budaya tradisional, sementara proses nonformal melibatkan pendidikan yang diberikan oleh komunitas kepada anggota muda melalui pelatihan dan pembelajaran langsung. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi literatur. Data yang terkumpul akan dianalisis secara tematik untuk menggambarkan peran pendidikan dalam mobilitas sosial di Kampung Naga. Analisis ini akan mengidentifikasi definisi dari mobilitas sosial, bagaimana keadaan pendidikan di Kampung Naga dan peran pendidikan terhadap mobilitas sosial masyarakat adat Kampung Naga. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan tentang efektivitas pendidikan dalam memfasilitasi mobilitas sosial di kampung adat seperti Kampung Naga. Temuan ini dapat berguna bagi para pendidik, praktisi pembangunan, dan komunitas lokal dalam memperkuat peran pendidikan dalam mengatasi tantangan sosial-ekonomi dan mempertahankan identitas budaya yang unik di era modern.
MENYELUSURI KEARIFAN LOKAL: ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI PANTANGAN DI KAMPUNG NAGA Hamdani, Reza Renggana; Kumalasari, Dyah
Jazirah: Jurnal Peradaban dan Kebudayaan Vol 6 No 01 (2025): Agustus 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Adab dan Budaya Islam Riyadul 'Ulum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51190/jazirah.v6i01.232

Abstract

Penelitian ini mengkaji nilai-nilai pendidikan karakter yang dituangkan dalam tradisi lisan berupa larangan-larangan di Kampung Naga, yang terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi dengan desain kualitatif. Lokasi penelitian melibatkan Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya, dengan partisipasi tokoh adat dan masyarakat sebagai subjek penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik MB Miles dan AM Huberman (1984), meliputi reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Larangan-larangan yang terdapat di Kampung Naga mencakup berbagai aspek, seperti larangan menyebut “Singaparna,” larangan memasuki Bumi Ageung, larangan terkait perilaku, larangan pada hari-hari tertentu, larangan makanan, larangan pertunjukan wayang golek, larangan pembangunan rumah, larangan di hutan, dan larangan dalam pertanian. Temuan penelitian menunjukkan adanya nilai-nilai pendidikan karakter, termasuk nilai kepatuhan yang diabadikan dalam tradisi larangan di Kampung Naga.
Lingga Yoni site in Tasikmalaya: Overlooked Educational Potential Amidst the Threat of Exploitation of Nature Hamdani, Reza Renggana; Yuliantri, Rhoma Dwi Aria; Firdaus, Dede Wahyu
Diakronika Vol 25 No 2 (2025): DIAKRONIKA
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/diakronika/vol25-iss2/454

Abstract

The Lingga Yoni Indihiang site in Tasikmalaya is a cultural remnant of the Hindu-Buddhist period that has high historical, spiritual, and archaeological value. Based on the results of excavations and carbon tests, the site is estimated to date back to the 7th century AD. This research is motivated by a number of problems, including the threat of environmental exploitation due to sand and asphalt mining activities adjacent to the site, the problem of access to land controlled by the private sector, and the low use of the site as a medium for learning history. These problems are exacerbated by the lack of publications, the lack of supporting facilities, ownership conflicts, and differences in religious views of the surrounding community. This study uses a descriptive qualitative method with a case study approach. Data collection techniques are carried out through field observations, interviews with stakeholders (site managers, surrounding communities, and related agencies), and documentation studies of relevant literature and archives. The research location focuses on the Lingga Yoni site area in the Indihiang District, Tasikmalaya City. The results of the discussion show that although there have been physical preservation measures, such as the installation of fences, these efforts have not addressed the structural challenges faced by the site. A participatory-based preservation strategy is needed that involves the active role of the community, educational institutions, and the government collaboratively. The conclusion of this study emphasises the importance of integrated site management so that Lingga Yoni Indihiang can function optimally as a protected cultural heritage as well as a means of education and local identity of Tasikmalaya. encouraging students to think critically and gain a deeper understanding of history.