Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)

OPTIMALISASI NILAI-B SEISMIK DI WILAYAH JAWA MELALUI PEMODELAN OK1993 BERBASIS VORONOI Styawan, Yudha
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) Vol. 11 No. 2 (2025)
Publisher : Engineering Faculty Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jge.v11i2.489

Abstract

The spatial variation of b-values in seismically active regions provides critical insight into the stress state and rupture potential of fault systems. This study focuses on the Java region and surrounding subduction zones, where detailed mapping of b-values remains uncertain despite high seismic risk. A Voronoi-based ensemble modelling framework is implemented, incorporating the Ogata-Katsura 1993 (OK1993) formulation and spatial sampling via Sobol sequences to ensure uniform partitioning. Earthquake data from 1995 onward were compiled and harmonized into moment magnitude (Mw) using conversion equations from the Indonesian Earthquake Source and Hazard Map 2017. The OK1993 model enables estimation of b-values optimized via trust-constr and initialized with maximum likelihood estimates. The results reveal that high b-values (b > 1.2) dominate offshore southwest Lampung and south of Bali, whereas low b-values (b < 0.8) appear parts of the Sumatra fault near the Sunda Strait, faults across Java, and thrusts north of Bali and Lombok. Moderate b-values (0.8–1.0) extend along the southern Java trench and may represent partially coupled megathrust segments. Interestingly, the low b-value zones may indicate locked asperities and potential seismic gap segments, especially along southern Java, where large ruptures have not occurred in recent decades. This study demonstrates the utility of spatially adaptive, data-driven approaches in capturing complex tectonic segmentation and supports their integration into future seismic hazard assessments in Indonesia, particularly in Java and its surrounding regions.
SITE EFFECTS IDENTIFICATION USING HVSR METHOD IN CISARUA HOT SPRING AREA, NATAR, SOUTH LAMPUNG Farduwin, Alhada; Nugraha, Purwaditya Nugraha; Styawan, Yudha; Lestari, Eka Yunita Purnama; TR, Dina Puspita Julyanti
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) Vol. 11 No. 2 (2025)
Publisher : Engineering Faculty Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jge.v11i2.494

Abstract

Cisarua, which contains a geothermal hot spring, is an intriguing area to investigate due to its location far from any known heat source or volcanic activity. Using the HVSR technique, this study aims to characterize the local site effects based on key parameters: natural frequency (fo), amplification factor (Ao), and average shear-wave velocity down to 30 meters depth (Vs30). Microtremor measurements were conducted at 25 locations across the Cisarua hot spring area, with an average spacing of 300 meters. Each site was recorded for 40–50 minutes, and the data were processed using Geopsy software to extract the HVSR curves, along with the fo and Ao values. The HVSR curves were then inverted using the Particle Swarm Optimization (PSO) algorithm to derive Vs30 values. The results show that fo values range from 0.6 to 1.1 Hz, and Vs30 values are generally below 175 m/s. These two parameters exhibit minimal spatial variation, indicating the presence of thick, soft, and relatively homogeneous sedimentary layers across most of the study area. The Ao values range from 2 to 5, with values below 3 dominating near the geothermal manifestation zone. The spatial distribution of fo and Ao reveals a northwest–southeast trend, which is strongly correlated with the presence of the Lampung–Panjang Fault that likely controls sediment accumulation and layer thickness in the area. Around point T13, Vs30 drops to 125–150 m/s, suggesting localized softening of the soil due to hydrothermal alteration processes. These findings emphasize the interplay between site effects, regional geological structures, and geothermal activity in shaping the dynamic properties of the subsurface in this area.
ANALISIS GEMPA CIANJUR 2022 DENGAN PENDEKATAN SPASIAL TEMPORAL a-VALUE DAN b-VALUE Zakhra, Vera Meysya; Styawan, Yudha; Fattah, Erlangga Ibrahim; Farduwin, Alhada
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) Vol. 9 No. 3 (2023)
Publisher : Engineering Faculty Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jge.v9i3.318

Abstract

Gempa dengan kekuatan 5,6 Mw terjadi di Cianjur, Jawa Barat pada 21 November 2022 memiliki dampak signifikan dengan korban sebanyak 334 jiwa, 54 ribu bangunan rumah rusak sehingga 114.683 jiwa harus mengungsi. Hiposenter gempa berada pada kedalaman 10 km dengan sumber gempa berasal dari sesar aktif yang baru teridentifikasi yaitu Sesar Cugenang. Dari dampak yang terjadi, perlu ada penilaian seismisitas dan potensi bahaya seismik di wilayah itu dengan menentukan parameter a-value dan b-value. Parameter seismotektonik tersebut menggunakan relasi Gutenberg-Richter dengan variasi spasial dan temporal, sehingga tinjauan ini memiliki kemampuan untuk memberikan informasi yang signifikan mengenai mitigasi gempa bumi. Pada penelitian ini data yang digunakan berasal dari International Seismological Center (ISC) pada periode 1964-2020 dan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggunakan periode tahun 2021-2023.  Dari analisis diperoleh variasi spasial a-value berkisar antara 2,6 hingga 3,2, dan variasi spasial b-value berkisar antara 0,32 hingga 0,4. Analisis variasi temporal selama 4 tahun sebelum gempa utama menunjukkan tren b-value yang terus menurun. Namun sesaat sebelum gempa utama b-value mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini menunjukkan batuan mulai rapuh dan rentan terhadap gempa bumi. Oleh karena itu, ketika terjadi  utama menyebabkan kerusakan dan dampak yang cukup signifikan dikarenakan kondisi batuan yang rapuh. Namun, perlu diingat bahwa hubungan antara b-value dengan kerapuhan dan ketahanan batuan tidak bersifat absolut. Terdapat faktor-faktor lain seperti sifat fisik dan geologi batuan, kondisi tektonik, dan lingkungan sekitar yang juga berpengaruh terhadap kerapuhan dan ketahanan batuan terhadap gempa bumi. Oleh karena itu, analisis lebih lanjut dan pemodelan yang komprehensif diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam hubungan antara b-value dengan kerapuhan dan ketahanan batuan.
PEMETAAN KERENTANAN SEISMIK MELALUI ANALISIS MIKROTREMOR HVSR DI WILAYAH KECAMATAN KEMILING DAN SEKITARNYA Ariyanto, Agus; Farduwin, Alhada; Styawan, Yudha; Putri, Intan Andriani; Junian, Wahyu Eko; Prasetyo, Nugroho; Rizki, Reza; Wulandari, Rizki
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) Vol. 10 No. 2 (2024)
Publisher : Engineering Faculty Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jge.v10i2.393

Abstract

Wilayah Kemiling yang terletak di Kota Bandar Lampung sering kali mengalami gempa lokal dengan magnitudo kecil. Gempa ini terjadi secara berulang dan dirasakan di daerah Kemiling dan sekitarnya. Hal tersebut dapat menimbulkan kekhawatiran bagi warga dan dapat merusak bangunan. Fokus utama pada studi ini adalah untuk memahami bagaimana karakteristik tanah dan indeks kerentanan seismik di daerah tersebut. Untuk meminimalisir dampak kerusakan akibat gempa, perlu dilakukan mikrozonasi pada wilayah rawan gempa. Parameter mikrozonasi yang digunakan untuk mengetahui karakteristik tanah antara lain amplifikasi (A0), frekuensi natural (f0), indeks kerentanan seismik (Kg), periode dominan (T0), dan kecepatan gelombang geser hingga kedalaman 30 meter (VS30). Sebanyak 65 titik pengukuran mikrotremor telah diukur di Kecamatan Kemiling dan sekitarnya meliputi kota Bandar Lampung, Kecamatan Gedong Tataan, dan Kecamatan Natar. Pada penelitian ini digunakan analisis metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) dan didapatkan bahwa frekuensi natural berkisar antara 0,5-31,47 Hz, periode dominan 0,03-2,0 sekon, amplifikasi 0,76-7,67 kali penguatan, indeks kerentanan seismik 0,05-76,31, dan VS30 49,61-777,80 m/s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah barat daya hingga utara Kemiling memiliki risiko kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya dengan tipe tanah berupa tanah lunak. Oleh karena itu, diperlukan tindakan mitigasi yang tepat, termasuk pengembangan rencana mitigasi risiko, pemantauan lanjutan, dan keterlibatan aktif masyarakat dalam perencanaan darurat.