This Author published in this journals
All Journal SPASIAL
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERENCANAAN FASILITAS PENDIDIKAN TINGKAT SLTA DI KABUPATEN MERAUKE Tahiya, Tanila; Franklin, Papia J.; Takumansang, Esli D
SPASIAL Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan kehidupan masyarakat serta berperan untuk meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan sangat penting karena merupakan dasar untuk pengembangan pola berpikir konstruktif dan kreatif. Kondisi geografis Kabupaten Merauke sebagian besar wilayahnya didominasi oleh wilayah datar dan aktivitas perekonomian terkonsentrasi di pusat kota Kabupaten Merauke, kondisi jalan yang kurang baik dan beberapa lokasi belum tersedianya akses jalan, lokasi sekolah yang tidak sesuai dengan peruntukan lahan serta kurangnya sarana transportasi umum ke lokasi sekolah sehingga menyebabkan akses menuju beberapa lokasi pelayanan fasilitas umum belum memadai. Tujuan penelitian ini adalah Mengidentifikasi tingkat pelayanan fasilitas pendidikan tingkatSLTA berdasarkan standar yang berlaku dan Menganalisis dan merencanakan keterjangkauan pelayanan fasilitas pendidikan tingkatSLTA dan tingkat kebutuhan di Kabupaten Merauke sampai pada tahun 2036. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian ini data yang diperlukan yaitu lokasi sekolah, jumlah ruang kelas tiap-tiap sekolah di Kabupaten Merauke serta jarak jangkauan pelayanan tiap unit sekolah yang merupakan kualitas persebaran lokasi sekolah. Berdasarkan hasil penelitian Jumlah ketersediaan fasilitas pendidikan tingkat atas (SLTA) eksisting terbanyak yaitu Distrik Merauke dengan jumlah 24 unit SLTA Sederajat (SMA, SMK, MA). Berdasarkan penilaian daya tampung fasilitas pendidikan tingkat SLTA di Kab. Merauke ada 3 Distrik yang persentase tingkat kapasitas daya tampung (efisien) yaitu Distrik Muting (83%), Distrik Sota (97%) dan Distrik Jagebob (94%). Distrik yang persentase kapasitas daya tampung melebihi kapasitas daya tampung yaitu Distrik Naukenjerai (175%), Distrik Merauke (139%), Distrik Okaba (125%). Sedangkan distrik yang persentase kapasitas daya tampung dinilai kurang (tidak efisien) yaitu Distrik Eligobel (72%), Distrik Tanah Miring (50%), Distrik Semangga (19%), Distrik Malind (42%), Distrik Kurik (64%), dan Distrik Kimaam (65%). Distrik yang memiliki penilaian baik dari segi pemenuhan kebutuhan penduduk usia sekolah, tingkat keterisian dan kondisi jalan baik adalah Distrik Muting, Distrik Sota dan Distrik Merauke, Distrik yang memiliki penilaian cukup (>100 %) yaitu Distrik Kimam, DistrikEligobel, Distrik Jagebob,Distrik Kurik, Distrik Malind, Distrik Naukenjerai, dan Distrik Okaba sedangkan Distrik yang memiliki penilaian kurang (<80 %) yaitu Distrik Ilyawab, Kaptel, Ngguti, Semangga, Tabonji, Tanah Miring, Tubang, Ulilin, dan Waan. Dari segi perencanaan, sekolah yang tidak terdapat di distrik Kabupaten Merauke yaitu : Distrik Ulilin, Distrik Animha, Distrik Ngguti, Distrik Kaptel, Distrik Tubang, Distrik Ilyawab, Distrik Tabonji dan Distrik Waan sehingga perlu adanya perencaan pembangunan fasilitas pendidikan tingkat SLTA baru di 8 lokasi tersebut. Sedangkan dari hasil evaluasi tingkat pelayanan fasilitas pendidikan eksisting di Kabupaten Merauke Tahun 2016, beberapa lokasi sekolah di beberapa distrik yang tingkat pelayanannya (kurang) perlu di adakan penyediaan fasilias pendidikan baru di lokasi tersebut.   Kata Kunci : Fasilitas Pendidikan, Kabupaten Merauke
PERKEMBANGAN PUSAT KOTA TERNATE (STUDI KASUS : KECAMATAN TERNATE TENGAH) Umanailo, Heru A; Franklin, Papia J.; Waani, Judy O
SPASIAL Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Ternate adalah salah satu kota di Provinsi Maluku Utara. Kota Ternate merupakan salah satu waterfront city di Indonesia yang awalnya dikenal dalam sejarah dunia sebagai pusat perdagangan rempah-rempah skala internasional di abad ke-15 silam. Selama menjadi kotamadya, Ternate telah menunjukkan perkembangan sebagai kota perdagangan dan industri serta kemajuan yang cukup pesat dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat. Kota Ternate dihadapkan dengan kondisi geografis wilayah yang merupakan sebuah gunung api aktif dengan kemiringan lereng terbesar diatas 40% yang mengerucut ke arah puncak gunung dan dikelilingi laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi arah perkembangan pusat kota Ternate dan menganalisis faktor – faktor apa yang mempengaruhi perkembangan tersebut. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ternate Tengah yang terbagi dalam 4 kelurahan yaitu Makassar Barat, Makassar Timur, Gamalama, Muhajirin dengan mengambil data perbandingan setiap tahun. Dari tahun 2000 ke 2005 , 2005 ke 2010 , dan 2010 ke 2015. Metode Penelitian yang di gunakan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan Metode Analisis Overlay dan Analisis Deskriptif. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat di ketahui bahwa Arah Perkembangan Pusat Kota Ternate dari tahun 2000-2015 dominan mengalami perubahan yang signifikan. Dari aspek kependudukan, Perkembangan Pusat Kota Ternate meningkat per 5 tahunnya. Dari aspek perkembangan spasial, Kota Ternate saat ini lebih cenderung pada pembangunan secara vertikal. Secara keseluruhan dari tahun 2000 – 2015 kawasan lahan terbangun sebesar 79.87 ha sedangkan lahan tidak terbangun hanya sebesar 5.7 ha dan faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan pusat Kota Ternate adalah faktor penduduk dan faktor ekonomi. Kata Kunci : Perkembangan Kota , Pusat Kota , Faktor Perkembangan Kota
ANALISIS PERTUMBUHAN KAWASAN MAPANGET SEBAGAI KOTA BARU Ngangi, Reddy Silvano; Franklin, Papia J.; Mononimbar, Windy
SPASIAL Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan kebijakan pembangunan kota baru publik dalam arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, salah satu kota lokasi pembangunannya adalah Kota Manado dengan fokus pengembangannya yaitu sebagai pusat permukiman baru yang layak huni yang didukung oleh fasilitas ekonomi dan sosial budaya yang lengkap guna mencegah terjadinya permukiman tidak terkendali (urban sprawl) akibat urbanisasi di kota otonom terdekatnya. Kota Manado sendiri memiliki luas wilayah 157,26 km², dan kepadatan penduduknya yang mencapai 2.721 jiwa/km². Berdasarkan SK Walikota No.128/Kep/ B.01/BAPELITBANG/2017 mengenai penetapan deliniasi Kota Baru Manado, bahwa pengembangan Kota Baru Manado akan di arahkan di Kecamatan Mapanget, dengan luas mencapai sekitar ± 5.160 Ha yang terdiri dari 10 kelurahan. Berdasarkan kebijakan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pertumbuhan kawasan Mapanget sebagai kota baru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data primer (observasi lapangan dan wawancara langsung) dan sekunder (studi literatur, data dari pemerintah terkait dan internet). Hasil analisis menunjukkan pertumbuhan kawasan Mapanget dari segi sosial, ekonomi dan infrastruktur menunjukan peningkatan yang signifikan tiap tahunnya. Selain itu kondisi geografis kawasan Mapanget yang cenderung landai merupakan faktor berkembangnya perumahan-perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa kawasan Mapanget cenderung telah mengarah menjadi kota baru sesuai dengan yang ditetapkan.Kata Kunci: Kota Baru, Pertumbuhan Kawasan, Kebijakan Pemerintah
KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PAAL DUA KOTA MANADO Lawahaka, Moh Junaedi A; Franklin, Papia J.; Rondonuwu, Dwight M
SPASIAL Vol 5, No 3 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan penggunaan lahan besar-besaran terjadi di tiap-tiap wilayah administrasi Kota Manado yang mencakup beberapa kecamatan salah satunya yaitu Kecamatan Paal Dua, kecamatan Paal Dua adalah kecamatan yang resmi dimekarkan dari Kecamatan Tikala pada tahun 2012 yang lalu. Hal ini dikarenakan pertumbuhan dan perekembangan kota yang semakin hari semakin meningkat. Hal ini juga berdampak pada kebutuhan akan lahan, karena lahan tidak dapat bertambah, maka yang terjadi adalah penambahan guna lahan tertentu yang berakibat pada berkurangnya guna lahan lain di kecamatan Paal Dua itu sendiri. Berangkat dari hal tersebut maka dilakukanlah penelitian tentang perubahan penggunaan lahan di kecamatan Paal Dua Kota Manado yang difokuskan pada dua kelurahan yaitu kelurahan Malendeng dan kelurahan Paal Dua. Tujuan dari penelitian ini adalah 1Mengkaji intensitas perubahan penggunaan lahannya dan 2Mengetahui apa faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaannya. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif serta pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan melakukan wawancara dan interpretasi visual karakteristik yang tergambar pada peta citra satelit. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kelurahan Malendeng selama range waktu 12 tahun (2006-2018) mengalami peningkatan yang terbilang signifikan yaitu seluas 18,20 Ha (28%) daritotal luas lahan terbangun yang ada dengan perubahan guna lahan yang paling dominan yaitu perubahan lahan perkebunan menjadi lahan perumahan dengan luas 12,20 Ha. Kemudian untuk di kelurahan Paal Dua juga mengalami peningkatan yang terbilang signifikan yaitu seluas 25,22 Ha (26%) dari total luas lahan terbangun yang ada dengan perubahan gunalahan yang paling dominan yaitu perubahan lahan perkebunan menjadi lahan perumahan dengan luas 12,70 Ha. Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dipengaruhi oleh (1)Penduduk, (2)Kepemilikan lahan, (3)Aksesbilitas; kemudahan menjangkau lokasi usaha/tempat kerja & kemudahan menjangkau kawasan lain, (4)prasarana dan sarana, (5)Topografi; ketinggian lahan dan kemiringan lereng. Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh (1)Aturan/kebijakan pemerintah; rencana struktur ruang kota dan rencana pola ruang kota. Kata Kunci : Perubahan Penggunaan Lahan, Kecamatan Paal Dua