Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PREFERENSI MASYRAKAT DALAM MENENTUKAN LOKASI HUNIAN DI PERI URBAN KOTA MANADO Ani, Gayantri Fendya; Rondonuwu, Dwight M; Takumansang, Esly
SPASIAL Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan Kota Manado yang begitu pesat dengan pertambahan penduduk yang meningkat maka peningkatan akan sarana tempat tinggal pun meningkat. Tidak adanya ruang bagi sebagian masyarakat untuk membangun tempat tingggal maka masyarakat memilih lokasi hunian di Daerah Pinggiran Kota Manado yaitu Kecamatan Mapanget dan Kecamatan Bunaken Berbatasan dengan Kabupaten Minahasa Utara, Kecamatan Malalayang Berbatasan dengan Kabupaten Minahasa. Daerah Pinggiran mempunyai Perumahan Terencana seperti Perumahan Griya Paniki Indah yang menarik minat masyarakat untuk memilih lokasi hunian di perumahan tersebut. Dengan Tujuan Penelitian untuk mengindetifikasi karakteristik masyarakat peri urban dan faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat dalam menentukan lokasi hunian khususnya di Peri Urban Kecamatan Mapanget Perumahan Griya Paniki Indah. Pengumpulan data melalui wawancara depth-interview dan sampel untuk  menganalisis data menggunakan analisis deskritif kualitatif. Analisis deskritif kualitatif untuk mengetahui preferensi masyarakat dalam menentukan lokasi hunian dan faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat dalam menentukan lokasi hunian di Peri Urban Kota Manado khususnnya Perumahan Terencana Griya Paniki Indah.Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa karakteristik masyarakat mempengaruhi preferensi memilih lokasi dimana penghasilan/pendapatan dengan tingkat menengah ke atas dan mata pencaharian sebagai pegawai swasta mampu memenuhi kebutuhan keinginan untuk memilih lokasi hunian di daerah pinggiran khususnya di Perumahan Griya Paniki Indah Kecamatan Mapanget. Adapun 5 faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam menentukan lokasi hunian. Kata Kunci : Preferensi,  Lokasi Hunian, Peri Urban
KAJIAN KONSERVASI BANGUNAN KUNO DAN KAWASAN BERSEJARAH DI PUSAT KOTA LAMA MANADO Tonapa, Yenie Naftalia; Rondonuwu, Dwight M; Tungka, Aristotulus E
SPASIAL Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado merupakan salah satu kota yang memiliki berbagai macam bentuk peninggalan bersejarah, hal tersebut tidak lepas dari masuknya berbagai macam kebudayaan maupun bekas dari peninggalan kolonial Belanda. Salah satu bentuk peninggalan bersejarah yaitu, adanya bentuk bangunan yang khas dengan gaya arsitektur yang tergabung dari beberapa etnis yang tersebar di beberapa kawasan yang  memiliki nilai dan pengaruh sejarah yang kuat. Kawasan bersejarah tersebut merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan menjadi objek wisata yang mengandung unsur pendidikan dan sejarah melalui bangunan-bangunan peninggalan yang ada, salah satu diantaranya kawasan bersejarah yang ada.di kota Manado, yaitu kawasan Pusat Kota Lama Manado. Kawasan pusat Kota Lama Manado merupakan salah satu kawasan yang memiliki nilai historis dan mempunyai pengaruh terhadap perkembangan Kota Manado. Bangunan-bangunan kuno bersejarah yang ada dikawasan pusat kota lama kini mengalami masalah yang sangat memprihatinkan akibat dari perkembangan aktivitas diperkotaan yang semakin pesat yang berdampak mengancam keberadaan bangunan-bangunan yang memiliki nilai sejarah di kawasan pusat kota lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bangunan kuno dan kawasan bersejarah yang ada di pusat kota lama Manado dan menganalisis sejauh mana bangunan kuno dan kawasan bersejarah di pusat kota lama Manado yang dapat dikonservasi. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif. Hasil akhir dari penelitian ini yaitu menentukan bangunan-bangunan maupun kawasan yang dapat dikonservasi dan diharapkan pemerintah lebih memiliki kepedulian terhadap banguna-bangunan yang memiliki nilai sejarah dan dibuatnya peraturan daerah (perda) tentang kawasan konservasi bersejarah tidak hanya di pusat kota lama namun disetiap kawasan-kawasan di kota Manado yang  banguna-bangunanya memiliki nilai sejarah. Kata kunci: Kata kunci: Bangunan Kuno dan Kawasan Bersejarah, Konservasi Pusat Kota Lama Manado, Heritage Bulding.
PERSEPSI PEDAGANG PRIBUMI TERHADAP PEDAGANG PENDATANG DI PASAR KAJASE KABUPATEN SORONG SELATAN, PAPUA BARAT Abago, Pither Yulianus; Rondonuwu, Dwight M; Sembel, Amanda
SPASIAL Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatar-belakangi oleh kesenjangan pedagang Pribumi dan pedagang Pendatang yang terjadi di pasar Kajase.Dimana pedagang Pribumi mulai tersingkir akibat kalah persaingan merebut peluang berdagang. Disisi lain keberadaan pedagang Pendatang memberikan kontribusi besar dalam pendapatan daerah, demikian juga pedagang Pribumi merupakan faktor penting dalam pembangunan ekonomi rakyat. Namun status keberadaan pedagang Pribumi belum terintegrasi, ini menyulitkan Pemerintah dalam menangani persoalan pedagang pasar Kajase sehinga menimbulkan persepsi negatif pedagang Pribumi terhadap pedagang Pendatang.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik pedagang Pribumi dan pedagang Pendatang, mengetahui persepsi pedagang Pribumi terhadap pedagang Pendatang.Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Random Sampling.Tektnik pengumpulan data melalui kuisioner.Anlisis data menggunakan analissi dekriptif kualitatif yaitu data yang di dapat di jelaskan melalui table dan kata-kata.  Di peroleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) karakteristik pedagang Pendatang lebih baik dalam motivasi berdagang, usiah, tingkat pendidikan tertinggi, serta adat-istiadat dibandingkan pedagang Pribumi, sehingga pedagang Pendatang berhasil dalam berdagang. (2). Persepsi negatif pedagang Pribumi terhadap pedagang Pendatang disebabkan pedagang Pribumi merasa terancam kalah dalam persaingan brdagang. Sehingga dari 65% pedagang Pribumi setuju bahwa pedagang Pendatang menguasai pasar Kajase. (3). Keinginan dan harapan pedagang Pribumi. yaitu keinginan pedagang Pribumi bahwa pemerintah dapat membagi dua los Pasar untuk kedua kelompok pedagang serta, harapan pedagang Pribumi yaitu Pemerintah dalam mengambil kebijakan terkai pasar harus mempertimbangkan hak-hak adat penduduk Pribumi. Keywords: Persepsi, Pedagang,Pribumi, Pendatan, Pasar Kajase Kabupaten Sorong Selatan.
FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP EKSISTENSI KEGIATAN WISATA KULINER TINUTUAN DI KORIDOR JALAN WAKEKE MANADO Nanariain, Vinny Wasty; Rondonuwu, Dwight M; Rogi, Octavianus A. H.
SPASIAL Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Koridor jalan Wakeke terletak di kelurahan Wenang Utara kecamatan Wenang kota Manado. Dilihat dari status jalan merupakan  jalan lingkungan yang diapit oleh dua  jalan arteri sekunder yaitu Jalan Korengkeng dan Jalan Garuda. Oleh pemerintah telah dijadikan sebagai kawasan wisata kuliner dengan kekhasan menu yang paling dikenal yaitu tinutuan. Usaha kuliner tinutuan yang sudah berjalan puluhan tahun masih tetap eksis hingga sekarang. bahkan, terkenal sampai di kalangan orang-orang Manado yang berada tinggal di luar negeri. dan mampu bersaing dengan lokasi –lokasi kuliner lain yang ada di kota Manado. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi eksistensi lokasi usaha dengan profil usaha kuliner tinutuan dan bagaimana perubahan penggunaan ruang lokasi studi sebagai dampak dari aktifitas wisata kuliner ini. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. dengan variabel dependennya adalah eksistensi kegiatan wisata (pedagang dan pelanggan) dan variabel independennya adala variabel aksesibilitas, prasarana sarana, kebijakna pemerintah, dan penggunaan ruang. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif metode analisis yang digunakan untuk menentukan dan menganalisis faktor – faktor yang berpengaruh terhadap eksistensi kegiatan wisata kuliner di Koridor Wakeke ini memakai uji kai kuadrat pearson (Pearson Chi Square) dan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari semua variabel yang berpengaruh terhadap eksistensi kegiatan wisata kuliner tinutuan di koridor jalan Wakeke Manado adalah variabel aksesibilitas yang memiliki pengaruh paling paling besar, sedangkan variabel prasarana sarana dianggap tidak berpengaruh karena memiliki nilai p lebih dari 0,05. Pola perkembangan kegiatan di koridor Wakeke ini adalah berbentuk ribbon mengikuti jaringan jalan.   Kata kunci : Eksistensi, Faktor Pengaruh, Wisata Kuliner, Koridor Wakeke Manado.
ANALISIS KONDISI PERMUKIMAN KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN LAUT KELURAHAN AERTEMBAGA SATU KOTA BITUNG Kristiani, Marietha Kidung; Rondonuwu, Dwight M; Warouw, Fela
SPASIAL Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia untuk tinggal dan ditunjang dengan kelengkapan prasarana,sarana dan utilitas yang memadai. Pesatnya pertumbuhan penduduk dan ekonomi di daerah perkotaan seperti kegiatan industri perikanan memicu penduduk berpindah ke daerah perkotaan ataupun pinggiran kota atau urbanisasi untuk berukim.Kelurahan Aertembaga Satu ditetapkan sebagai rencana lokasi daerah pelayanan sub pusat lingkungan 1 dalam kegiatan industri perikanan dan hal ini tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan yang sesuai dari peraturan yang ditetapkan sehingga memberikan dampak pada kualitas permukiman.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui kondisi permukiman di kawasan industri sesuai dengan pedoman standar Direktorat Jendral Pekerjaan Umum (PU).Analisis kajian dilakukan secara kualitatif dengan jenis analisis deskriptif dan analisis spasial. Metode analisis deskriptif kualitatif digunakan pada data untuk menggambarkan kondisi permukiman di Kelurahan Aertembaga Satu berdasarkan variabel dan data yang telah diolah sesuai dengan PERMEN PU No. 41/PRT/M/2007 tentang Kriteria Teknis Kawasan Budidaya (hal 45-58) dan Pedoman Standar Pelayanan Minimal Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi permukiman di kawasan industri perikanan laut terbagi atas permukiman terencana (PPS Bitung) memiliki pola permukiman menyebar dengan lahan yang tidak sesuai dengan standar PU dan permukiman tidak terencana dengan pola grid dengan kondisi ekonomi dan sosial rendah,kondisi hunian yang tidak layak akibat pendapatan yang minim, akses jalan yang rusak, kurang maksimalnya pelayanan PDAM untuk memenuhi kebutuhan air penduduk ,tersumbatnya saluran drainase akibat vegetasi, minimnya ruang terbuka hijau akibat pembangunan dan perencanaan kegiatan industri serta ketersediaan fasilitas persampahan yang masih dan belum memenuhi standar yang ditetapkan kurang seperti tong sampah anoganik dan organik di setiap lingkungan.Kata Kunci: Kondisi Permukiman, Kawasan Industri Perikanan Laut
KAJIAN PENGEMBANGAN WISATA PANTAI DI PULAU SULABESI KABUPATEN KEPULAUAN SULA PROVINSI MALUKU UTARA Warang, Tri R; Rondonuwu, Dwight M; Warouw, Fela
SPASIAL Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pulau Sulabesi memiliki lima lokasi wisata pantai yang potensial untuk dikembangkan sebagai daerah tujuan wiasata yaitu Pantai Wai Ipa, Pantai Manaf, Pantai Fatkauyon, Pantai Wai Goiyofa, dan Pantai Fukuweu. Kawasan Wisata Pantai di Pulau Sulabesi memiliki karakterisik yang khas dilihat dari keindahan dan atraksi alamnya. Namun belum didukung dengan sarana dan prasarana pendukungnya termasuk fasilitas wisata yang representatif bagi para wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Karakteristik Wisata Pantai dan mengkaji Strategi pengembangan Wisata Pantai di Pulau Sulabesi ditinjau dari konsep Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas dan Aktivitas Adapun penelitian dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan metode deskripsi analisis. Hasil penelitian di lima lokasi wisata pantai yang berada di Pulau Sulabesi menunjukkan bahwa terdapatnya persamaan karakteristik berupa alam yang khas berupa pantai yang menghadap kearah laut lepas dan pohon penedu. Disisi lain terdapat perbedaan karakteristik alam berupa taman laut, pantai pasir hitam, pasir putih halus, berkerikil, pasir yang bercampur kerikil, menghadap laut lepas, dan pantai yang berhadapan dengan pulau-pulau kecil. Strategi pengembangn wisata pantai yang dapat dilakukan adalah perlu pelestraian alam dan budaya untuk mendukung atraksi wisata, perbaikan jalan-jalan yang telah rusak, perlu mengadakan dan memperbaiki fasilitas seperti tempat parkir, MCK, rumah makan, hotel, pos keamanan/jasa pemandu, dan trasportasi wisata.Kata Kunci : Karakteristik Wisata Pantai, dan Strategi Pengembangan Wisata Pantai
PERSEPSI DAN SIKAP WISATAWAN TERHADAP OBJEK WISATA BUKIT KASIH KANONANG DI KECAMATAN KAWANGKOAN KABUPATEN MINAHASA Kawung, Aprillia Vira; Poluan, R. J.; Rondonuwu, Dwight M
SPASIAL Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Provinsi Sulawesi Utara, merupakan salah satu wilayah tujuan wisata di Indonesia yang memiliki berbagai objek wisata baik objek wisata alam maupun wisata budaya. Objek wisata Bukit Kasih Kanonang merupakan salah satu tujuan wisata di Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara yang banyak diminati oleh wisatawan.Namun keberadaan objek wisata ini belum didukung dengan pengelolaan yang baik sehingga ada kesan terabaikan. Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah untuk mengetahui persepsi dan sikap wisatawan terhadap Objek Wisata Bukit Kasih Kanonang. Penelitian ini pengambilan sampel untuk responden akan dilakukan dengan metode purposive sampling dimana peneliti memilh sendiri sampel yang akan diwawancara dan kemudian dianalisa menggunakan metode kualitatif deskriptif. Dari hasil analisis yang dilakukan didapatkan bahwa persepsi wisatawan terhadap kebersihan objek wisata dan keadaan fasilitas umum kurang baik dan harus diperhatikan lagi sedangkan untuk kualitas alam dan karamahtamahan masyarakat sekitar sangat diapresiasi baik oleh responden.Sikap positif responden juga diberikan untuk keadaan alam dan keramahtamahan masyarakat sekitar objek wisata Bukit Kasih ini.   Kata kunci : Persepsi, Sikap, Wisatawan, Objek Wisata
PERUBAHAN FUNGSI LAHAN DI KORIDOR SEGITIGAMAPANGET-TALAWAAN Sajow, Hizkia Satria Constantine; Rondonuwu, Dwight M; Makainas, Indradjaja
SPASIAL Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan penduduk di Kota Manado semakin meningkat sehingga kebutuhan lahan khususnya kegiatan komersil juga semakin meningkat baik di pusat kota sampai ke daerah pinggiran termasuk kecamatan mapanget.  Perkembangan aktifitas komersil ini juga terjadi di koridor segitigayaituJalan  A. A. Maramis, Jalan Manado-Dimembe, dan Jalan Teterusan-Mapanget yang berada di dua wilayah administrasi Kota Manado dan Kabupaten Minahasa Utarayang khususnyaberada diKecamatan Talawaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan fungsi lahan yang terjadi di koridor segitiga Mapanget-Talawaan dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan fungsi lahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dan analisis SIG. Hasil analisis menunjukkan jenis perubahan fungsi yang terjadi dan yang paling dominan adalah tanah kosong menjadi komersil seluas 2.24 ha. Kemudian hunian menjadi hunian sekaligus komersil seluas 1.63 ha. Hunian menjadi komersil seluas 0.74 ha dan komersil menjadi kegiatan komersil lain seluas 0.16 ha. Perubahan fungsi paling besar yaitu berada di sepanjang Jalan A. A. Maramis dengan luas lahan yang berubah fungsi adalah 2.05 ha. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut yaitu faktor aksesibilitas, perkembangan penduduk, daya dukung lahan, prasarana dan sarana, serta nilai lahan. Adapun faktor lainnya yang mempengaruhi perubahan fungsi lahan yaitu faktor ekonomi. Kata Kunci : Perubahan Fungsi Lahan, Kegiatan Komersil, Koridor
ANALISIS PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN DI LANGOWAN KABUPATEN MINAHASA Mamahit, Zekry N; Rondonuwu, Dwight M; Mononimbar, Windy
SPASIAL Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesenjangan antara kawasan perkotaan dan perdesaan saat ini sering terjadi.Dimana perkembangan pembangunan diperkotaan yang demikian pesat membuat pertumbuhan ekonomi perkotaan menjulang tinggi dan setiap aspek kehidupan sosial didalamnya juga berkembang dengan sangat baik, disamping itu juga adanya benturan dengan aspek lingkungan terkait pembangunan kawasan perkotaan.Dengan demikian, perlu adanya pengembangan kawasan perdesaan dengan memanfaatkan seluruh potensi sumberdaya yang dimiliki oleh perdesaan.Langowan termasuk didalam wilayah Kawasan Agropolitan Pakakaan yang berada di Kabupaten Minahasa.Kawasan Agropolitan merupakan kawasan yang terdiri atas beberapa pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu, dengan adanya keterkaitan fungsi dan hirarki keruangan sistem permukiman dan sistem agribisnis.Langowan merupakan wilayah yang sangat potensial untuk pengembangan sektor pertanian.Namun berdasarkan survey lapangan yang ada, saat ini belum adanya perkembangan sektor pertanian yang kompetitif dari hulu hingga hilir.Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi karakteristik kawasan dan menganalisis struktur ruang Kawasan Agropolitan di Langowan Kabupaten Minahasa.Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif deskriptif dengan teknik analisis menggunakan metode statistika deskriptif, metode Location Quotient (LQ) dan Shift Share (SS), dan metode skalogram guttman.Bila dilihat dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan karakteristik Kawasan Agropolitan di Langowan memiliki kondisi agroklimat yang cocok untuk pertanian.Memiliki fasum, fasos, sarana dan prasarana dasar.Memiliki infrastruktur penunjang pertanian.Memiliki sumberdaya manusia yaitu penduduk tani dan kelompok tani.Memiliki 17 jenis komoditas pertanian dengan 6 potensi unggulan prioritas pengembangan yaitu komoditas ubi jalar, cabe keriting, kelapa, buncis, padi sawah, dan tomat.Struktur ruang Kawasan Agropolitan di Langowan diketahui hirarki I yang diarahkan sebagai pusat pelayanan utama kawasan berada pada Kecamatan Langowan timur, hirarki II yang diarahkan sebagai pusat pertumbuhan I berada pada Kecamatan Langowan barat, dan hirarki III yang diarahkan sebagai pusat pertumbuhan II berada pada Kecamatan Langowan utara dan Langowan selatan.   KATA KUNCI : Pengembangan Kawasan, Agropolitan,  Struktur Ruang
ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN TEPI DANAU GALELA KABUPATEN HALMAHERA UTARA Djangu, Awidano; Rondonuwu, Dwight M; Sela, Rieneke L
SPASIAL Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan tepi danau merupakan wilayah yang banyak mengalami perubahan penggunaan lahan terutama perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian yang disebabkan adanya pengaruh perkembangan penduduk. Proses penggunaan lahan yang dilakukan manusia dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan seiring dengan perkembangan peradaban dan kebutuhan manusia. Sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan penduduk semakin bertambah setiap tahunnya, mengakibatkan kebutuhan semakin tinggi, hal ini menyebabkan bertambahnya permukiman di kawasan tepi danau galela. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi luas perubahan penggunaan lahan yang bersinggungan langsung dengan kawasan tepi danau Galela Kabupaten Halmahera Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Kualitatif dan Metode Kuantitatif. data-data yang ada dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Spasial sistem Informasi Geografi (SIG)  untuk mengetahui luas perubahan penggunaan lahan serta melihat penggunaan lahannya. Data yang diperlukan yaitu 1. Peta penggunaan lahan dari RTRW Kabupaten Halmahera Utara, 2. Peta citra satellite  historis Google Earth dengan jangka waktu tahun 2003-2015, selanjutnya kedua peta dioverlay untuk mencari luas tutupan lahan. Maka dapat disimpulkan bahwa perubahan penggunaan lahan dari tahun 2003-2015 di kawasan tepi danau Galela, untuk lahan Permukiman 6,89 Ha meningkat menjadi 29,04 Ha, Perdagangan dan Jasa 2,72 Ha meningkat menjadi 8,26 Ha, Fasilitas Umum dan Sosial 0,21 Ha meningkat menjadi 0,68 Ha, Pendidikan 0,12 Ha meningkat menjadi 0,35 Ha, pemerintahan 0,11 Ha menjadi 0,15 Ha. Penggunaan lahan untuk ruang tebuka dengan luas 27,40 Ha meningkat hingga 63,34 Ha, Perkebunan dengan luas 97,05 Ha berkurang menjadi 54,83 Ha, dan tegalan dengan luas 14,02 Ha, berkurang hingga 13,09 Ha.