Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MEDAN MAKNA AKTIVITAS KAKI DALAM BAHASA SASAK DIALEK A-E Hakim, Lukmanul; Roveneldo; al Jamiliyati, Nasikhatul Ulla; Arjulayana
MABASAN Vol. 17 No. 1 (2023): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62107/mab.v17i1.715

Abstract

Inventarisasi bahasa-bahasa daerah perlu terus dilakukan karena hasilnya dapat digunakan, di antaranya untuk memperkaya kosakata dan menambah lema Kamus Besar Bahasa Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menjaga kelestarian bahasa dan budaya daerah, seperti memasukkan pelajaran bahasa daerah sebagai sebagai muatan lokal di sekolah dasar dan menengah. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi leksikon bahasa Sasak, dialek a-e yang berkaitan dengan medan makna aktivitas kaki. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah metode deskriptif-kualitiatif. Data dalam penelitian ini didapatkan dari komunitas tutur asli bahasa Sasak, dialek a-e di dua desa dan kelurahan yang berada di Kabupaten Lombok Tengah. Data dalam penelitian ini berupa data Kamus bahasa Sasak Indonesia dan data lisan dari penutur bahasa Sasak, dialek a-e. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah telaah pustaka, teknik cakap, dan teknik simak. Adapun teknik yang digunakan untuk analisis data adalah teknik analisis komponen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa Sasak memiliki 37 leksem dan 6 submedan makna yang berkaitan aktivitas kaki. Leksem-leksem medan makna aktivitas kaki dalam bahasa Sasak yang berhasil dijaring adalah nganjeng ‘berdiri’, terenjeng ‘berdiri terpaku’, betelékot ‘berdiri santai, betelinjaq ‘berjinjit’, betomet ‘berdiri dengan tumit’, ngangkang ‘berdiri mengangkang, nyerutat ‘bangun tergopoh-gopoh’, toès ‘bangun’, lampaq ‘berjalan’, melèce ‘lalu lalang’, bekasor ‘berjalan dengan menggesek-gesekkan telapak kaki’, ngampang ‘berjalan merangkak’, kebunjaq ‘berjalan tidur’, beténgkak ‘berjalan dengan satu kaki’, ngésot ‘berjalan dengan pantat’,  ngelamang ‘keluyuran’, pelai ‘lari’, rarat ‘lari cepat’, ngijik ‘lari dengan langkah-langkah pendek’, kebur ‘kabur’, mimit ‘lari sangat cepat’, babar-abar ‘lari tunggang langgang’, barong-arong ‘berlomba lari’, maléq ‘mengejar’,  ngober ‘mengusir’, nyeran ‘memburu’, nendang ‘menendang’, nyépor ‘menendang dari belakang’, ngelanjak ‘menendang dengan telapak kaki bawah’, ngapér ‘menendang  menyapu’, ngetik ‘menendang ke belakang’,  ngapak ‘menendang ke belakang dengan perut  telapak kaki’, begenjah ‘menginjak’, ngerencak ‘menginjak dengan keras’,  ngémoq ‘menginjak-injak cucian’, ngicaq ‘menginjak pelan’, nyelontak ‘melompat’, ngeléngkak ‘melangkahi’, berunjaq ‘berlompat-lompat’, dan nyerimpoh ‘terjun’.
Komunikasi Efektif Dalam Keperawatan : Strategi Penggunaan Bahasa Yang Sederhana Edukasi Pasien: Effective Communication in Nursing: Strategies for Using Simple Language for Patient Education Al Jamiliyati, Nasikhatul Ulla; N.A, Septia Rizqi; Hayunnisa , Rizky; Eka , Salsabila; Farihatul, Sintia; Rochma, Siti; Sofia
KIRANA : Social Science Journal Vol. 2 No. 1 (2025): KIRANA : Social Science Journal
Publisher : Yayasan Sagita Akademia Maju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61579/kirana.v2i1.275

Abstract

This article discusses the importance of effective communication in nursing, especially the use of simple language in patient education. Effective communication, using language that is easy to understand, increases patient satisfaction, reduces anxiety, and increases adherence to treatment. Literature studies show that clear and empathetic communication reduces the risk of medical errors, increases patient participation in care decision making, and results in better care outcomes. This article suggests effective communication strategies such as active listening and the use of visual aids to achieve optimal results. In conclusion, effective communication using simple language is the key to quality and holistic patient care.
Pengaruh Puisi Terhadap Kesehatan Emosional : Sebuah Tinjauan Pustaka: The Influence of Poetry on Emotional Health: A Literature Review N.A, Septia Rizqi; Al Jamiliyati, Nasikhatul Ulla; Shafa, Sevi Ika Ariana; Yasmin, Aisyah; Maulida, Triska Amanda; Syafina, Velantika Puja Dwi Nara; Setyawati, Zahwa Alifia Aura Syfa
KIRANA : Social Science Journal Vol. 2 No. 1 (2025): KIRANA : Social Science Journal
Publisher : Yayasan Sagita Akademia Maju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61579/kirana.v2i1.278

Abstract

This study investigated the impact of poetry on mental health, focusing on how writing and reading poetry can help manage stress, depression and anxiety. Through a literary and experimental approach, poetry therapy has been shown to relieve emotional tension, increase self-esteem, and encourage deep introspection. Poetry as a creative therapeutic tool not only supports the emotional recovery process but also builds mental balance. Research findings show the potential of poetry as an effective therapy for improving emotional well-being in a variety of therapeutic and personal settings. This research investigates the impact of poetry on mental health, with the aim of understanding the mechanisms by which poetry functions as a therapeutic tool. Through a literary and experimental approach, poetry is proven to reduce stress, anxiety, and depression by encouraging self-expression and deep emotional introspection. Writing or reading poetry can help you articulate difficult emotions, support the emotional healing process, and improve your mental well-being. This research also shows that poetry therapy is effective in improving self-esteem and emotional stability in many people.