Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

INDIKATOR SARANA AIR BERSIH DAN JAMBAN KELUARGA DALAM KERANGKA PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA (PIS-PK) Mizan, Syaiful; Oktamianti, Puput; Soliah, Alvia
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 8, No 4 (2023):
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jimkesmas.v8i4.45991

Abstract

Program utama dalam pembangunan berwawasan kesehatan adalah Program Indonesia Sehat. Salah satu aspek yang diukur untuk menilai kesuksesan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) yaitu ketersediaan sarana air bersih dan fasilitas jamban keluarga, dan juga bagaimana keluarga mengoptimalkan penggunaan keduanya dalam melaksanakan hidup sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati bagaimana masyarakat memanfaatkan sarana air bersih dan jamban keluarga dapat menjadi penilaian terhadap capaian PIS-PK. Penelitian ini memanfaatkan data sekunder dengan survei observasional dilakukan di wilayah Puskesmas Bojong Rawalumbu, Kota Bekasi, selama periode 2 tahun (dari Mei 2018 hingga April 2020). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 16.982 orang yang ditentukan menggunakan total sampling. Data diolah dengan program SPSS, dan kemudian ditampilkan kedalam tabel dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 99,9% dari total responden memiliki akses terhadap sarana air bersih, yang berjumlah 16.970 orang, responden mempunyai sarana air bersih terlindung sebanyak 16.954 orang (99,8%), responden berperilaku menggunakan air bersih sebanyak 12.486 orang (73,5%). Sedangkan untuk responden yang mempunyai jamban keluarga sebesar 16.857 orang (99,3%), responden memiliki jamban saniter sebanyak 16.734 orang (98,5%), dan responden yang berperilaku BAB di jamban sebanyak 12.385 orang (72,9%). Dapat disimpulkan bahwa indikator sarana air bersih dan jamban keluarga di masyarakat untuk area kerja Puskesmas Bojong Rawalumbu masih berada pada tingkat yang baik. Kata Kunci: Indikator, Jamban Keluarga, PIS-PK, Sarana Air Bersih
Gambaran Keberhasilan Pengobatan (Treatment Success Rate) Tuberkulosis Paru di Puskesmas Jatisampurna, Bekasi : Description of Treatment Success Rate for Pulmonary Tuberculosis at Jatisampurna Community Health Center, Bekasi Khasanah, Usfahtul; Junadi, Purnawan; Mizan, Syaiful
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 7 No. 1: JANUARY 2024 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v7i1.4379

Abstract

Latar belakang: Tuberkulosis Paru merupakan penyakit radang paru yang diperkirakan menginfeksi sepertiga penduduk di dunia, dengan gejala utama yaitu batuk produktif, demam, keringat malam, penurunan berat badan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan capaian keberhasilan pengobatan Tuberkulosis Paru. Metode: Metode analisis menggunakan deskrptif statistic dengan menggunakan data sekunder. sampel data berjumlah 77 pasien TB Paru di Puskesmas Jatisampurna yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. Analisis menggunakan statistik deskriptif tentang karakteristik jenis kelamin, pekerjaan, usia, status pengobatan, pemeriksaan kontak, status rujukan, tipe diagnosis, riwayat pengobatan, paduan OAT, klasifikasi anatomi, riwayat penyakit, dan pemeriksaan hasil pengobatan. Hasil: Hasil didapatkan bahwa pasien TB Paru yang dinyatakan sembuh hanya sebesar 16.9% dan didominasi dengan status tidak diketahui sebesar 49.4%. Tidak tercapaianya target tersebut dikarenakan adanya faktor tidak dilakukannya pemeriksaan kontak, riwayat pengobatan yang tidak diketahui, dan pasien hanya aktif saat melakukan pemeriksaan pra pengobatan, sedangkan untuk pemeriksaan selanjutnya pasien tidak diketahui statusnya. Kesimpulan: Capaian keberhasilan pengobatan TB Paru di Puskesmas Jatisampurna yang disebabkan oleh faktor pemeriksana kontak, riwayat pengobatan, dan keaktifan pasien melakukan pemeriksaan.
HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DAN ASUPAN ZAT GIZI DENGAN HIPERTENSI PADA WANITA Pratiwi, Rizka; Sudiarti, Trini; Mizan, Syaiful
Jambura Journal of Health Sciences and Research Vol 6, No 1 (2024): JANUARI: JAMBURA JOURNAL OF HEALTH SCIENCES AND RESEARCH
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/jjhsr.v6i1.21760

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita dari semua penyakit tidak menular (PTM), yaitu 76,5% menurut Data Profil Kesehatan Jawa Tengah tahun 2021. Kebaruan penelitian ini karena menganalisis hubungan obesitas sentral dan asupan zat gizi terhadap hipertensi pada wanita. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan obesitas sentral dan asupan zat gizi dengan hipertensi pada wanita di Posbindu PTM Sekarwangi wilayah Puskesmas Sokaraja II, Banyumas. Metode penelitian adalah cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2023. Penentuan sampel menggunakan Purposive Sampling melibatkan sebanyak 50 orang. Asupan zat gizi (energi, protein, lemak, karbohidrat, natrium, kalium) dihitung melalui metode'Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQFFQ), sementara obesitas sentral menggunakan lingkar perut. Data dianalisis melalui  pendekatan univariat'dan bivariat menggunakan uji Chi-Square'dengan tingkat signifikansi 95%. Temuan dari penelitian ini menunjukan bahwa proporsi hipertensi pada wanita di posbindu PTM Sekarwangi sebesar 52%. Hasil bivariat ada hubungan yang signifikan antara obesitas sentral (P-value=0,020), asupan protein (P-value=0,024), lemak (P-value=0,013) dan natrium (P-value=0,017) dengan kejadian hipertensi.  Hasil lainnya tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara usia (P-value=0,563), asupan energi (P-value=0,087), karbohidrat (P-value=0,501) dan kalium (P-value=0,602) dengan kejadian hipertensi. Kesimpulan yang didapatkan yaitu terdapat hubungan antara obesitas sentral, asupan protein, lemak dan natrium dengan kejadian hipertensi. 
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Nilai Kadar Glukosa Darah Sewaktu pada Pra Lansia di Posbindu Puskesmas Bojong Rawalumbu Mizan, Syaiful; Soliah, Alvia; Sitoayu, Laras
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 15 No 3 (2023): JIKM Vol. 15, Edisi 3, Agustus 2023
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v15i3.546

Abstract

Latar Belakang: Penyakit diabetes melitus (DM) khususnya tipe 2 sudah menjadi satu jenis tantangan kesehatan dalam masyarakat yang saat ini dihadapi oleh negara Indonesia. Kategori umur 45 tahun keatas perlu mendapatkan kepedulian lebih dalam hal pelacakan awal dan pengelolaan diabetes, guna mencegah persoalan selanjutnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor-faktor (ukuran lingkar perut, indeks massa tubuh/IMT, asupan serat dan indeks glikemik makanan) dengan nilai kadar glukosa darah sewaktu pada pra lansia di Posbindu Puskesmas Bojong Rawalumbu.Metode: Studi Cross-sectional dilakukan dari bulan Agustus hingga Desember 2020. Sampel diambil menggunakan metode stratified random sampling. Terpilih 102 responden yang berusia antara 49-59 tahun. Pengumpulan data antropometri yaitu berat badan (BB), tinggi badan (TB), dan ukuran lingkar perut. Asupan serat dan indeks glikemik makanan diukur dengan melakukan food recall selama 2 x 24 jam. Data dianalisis dengan uji korelasi Spearman.Hasil: Terdapat hubungan antara ukuran lingkar perut (nilai p = 0,001, r = 0,331) dan IMT (nilai p = 0,006, r = 0,270) dengan kadar glukosa darah sewaktu. Serta tidak ada hubungan antara asupan serat (nilai p = 0,638, r = 0,047) dan indeks glikemik makanan (nilai p = 0,989, r = 0,001) dengan kadar gula darah sewaktu.Kesimpulan: Variabel yang mempengaruhi tingkat glukosa darah sewaktu pada kelompok usia pra lansia adalah lingkar perut dan IMT. Kata Kunci: Glukosa darah sewaktu, IMT, Lingkar perut, Pra lansia Background: Diabetes mellitus (DM), especially type 2, has become a type of health challenge in society that is currently being faced by the country of Indonesia. The age category of 45 years and over needs to receive more attention in terms of early tracking and management of diabetes, in order to prevent further problems. The aim of this study was to determine the relationship between factors (abdominal circumference, body mass index/BMI, fiber intake and food glycemic index) with the value of blood glucose levels during the elderly at Integrated Coaching Post Bojong Rawalumbu Public Health Center.Method: A Cross-sectional study was conducted during August to December 2020. Samples were selected through stratified random sampling. About 102 subjects aged between 49-59 years were selected. Anthropometric data were collected which body weight, height, and abdominal circumference. Fiber intake and food glycemic index were measured by conducting a food recall for 2x24 hours. Data were analyzed using the Spearman correlation test.Results: There was a relationship between abdominal circumference (p value = 0.001, r = 0.331) and BMI (p value = 0.006, r = 0.270) with instantaneous blood glucose levels. And there was no relationship between fiber intake (p value = 0.638, r = 0.047) and food glycemic index (p value = 0.989, r = 0.001) with instant blood sugar levels.Conclusion: Variables that associated to blood glucose levels during the pre elderly age group were abdominal circumference and BMI.Keywords: Abdominal circumference, BMI, Pre-elderly, Random blood glucose